Anda menyepelekan orang-orang “pemakan” cabe?
Kini buang jauh-jauh sikap itu, dan Anda harus memberi salam selamat bagi mereka yang suka pedas.
Apa yang menjadi alasannya?
Beberapa studi membuktikan bahwa capsaicin – komponen aktif di dalam cabai dapat mendorong regenerasi sel-sel di dalam tubuh menjadi lebih aktif.
Inilah mengapa mengonsumsi cabai telah dikaitkan dengan penurunan risiko kematian dini dan bahkan mungkin kanker.
“Intinya adalah bahwa setiap jenis bahan nabati yang Anda konsumsi akan meningkatkan kesehatan Anda,” ahli gizi David Popovich dari Massey University di Selandia Baru.
“Tapi cabai benar-benar bermanfaat bagi Anda.”
Popovich telah menyelidiki mekanisme capsaicin dalam memperlambat pertumbuhan sel kanker di laboratorium.
Sejak sembilan tahun lalu, para peneliti menemukan, bahwa capsaicin dosis tinggi dapat memperlambat pertumbuhan sel kanker prostat pada tikus hingga delapan puluh persen, dan hanya meninggalkan sel-sel sehat saja.
Beberapa bulan yang lalu, tim terpisah menunjukkan untuk pertama kalinya bagaimana senyawa pedas ini mampu mengikat sel-sel kanker dan memicu perubahan struktur internal mereka.
Belum diketahui secara persis bagaimana capsaicin berinteraksi dengan sel-sel kanker untuk memperlambat pertumbuhan mereka.
Para ilmuwan mengamati, capcaisin bekerja dengan cara mengikat membran luar sel kanker dan masuk ke dalamnya.
Nampaknya, hal ini memicu perubahan kimia di permukaan sel. “Jika jumlah capcaisin cukup besar, membran akan benar-benar terpisah.
Popovich telah mengamati pertumbuhan sel kanker yang melambat di laboratoriumnya.
Hipotesis yang paling populer untuk menjelaskan apa yang terjadi di sini adalah bahwa capsaicin mendorong terjadinya proses yang dikenal sebagai apoptosis atau sel mati terprogram untuk segera berganti dengan sel baru.
Pada dasarnya, ini seperti bunuh diri sel untuk kepentingan membersihkan sel-sel yang tidak lagi diperlukan.
“Cara ini, menurut para ilmuwan, adalah alasan mengapa capsaicin dan senyawa aktif lain di dalam makanan nabati dapat mencegah pertumbuhan sel-sel kanker; yaitu dengan mendorong proses apoptosis,” kata Popovich.
Sementara beberapa peneliti sedang menyelidiki potensi membuat obat kanker baru dari capsaicin, José de Jesús Ornelas-Paz dari Pusat Penelitian Makanan dan Pembangunan di Meksiko mengatakan, manfaat nyata cabai tidak hanya datang dari senyawa capsaicin, tapi dari keseluruhan bahan aktif di dalam cabai.
“Senyawa pedas adalah senyawa bioaktif,” katanya.
“Mencampur, memotong dan memasaknya dapat meningkatkan jumlah senyawa yang terlepas dari cabai, sehingga jumlah yang terserap oleh tubuh juga meningkat.”
Menurut Ornelas-Paz, karena capsaicin merupakan senyawa yang larut dalam lemak, Anda harus mengonsumsinya dengan sedikit lemak atau protein untuk mengoptimalkan penyerapannya.
Pada bulan Agustus lalu, tim dari Harvard University menerbitkan hasil studi yang menilai kesehatan hampir setengah juta orang dewasa Cina.
Mereka menemukan, bahwa mereka yang mengonsumsi makanan pedas enam atau tujuh kali seminggu memiliki risiko kematian dini sebelas persen lebih rendah daripada mereka yang jarang mengonsumsi makanan pedas.
Studi yang juga dipublikasikan oleh American Chemical Society Journal of Physical Chemistry, memastikan cabai dapat membantu membunuh sel kanker prostat.
Peneliti menemukan senyawa capsaicin yang mampu membunuh sel kanker. Capsaicin merupakan senyawa yang menyebabkan cabai terasa panas dan pedas di mulut.
Sebuah studi yang dipublikasikan di Cancer Research menemukan, senyawa tersebut dapat mengurangi ukuran tumor ketika dilakukan percobaan pada tikus. Sebelumnya, telah dilakukan rekayasa genetik pada tikus tersebut, sehingga memiliki sel-sel kanker prostat manusia.
Penelitian menunjukkan, sensasi panas pada capsaicin dapat merobek sel membran sehingga akhirnya sel kanker akan mati. Namun, untuk bisa berpengaruh pada manusia, diperkirakan butuh dosis yang cukup tinggi atau konsumsi cabai sangat banyak dalam satu hari.
Temuan ini membuat dokter Ashok Mishra dan dokter Jitendriya Swain dari Indian Institute of Technology ingin meneliti lebih lanjut bagaimana capsaicin dapat membantu membunuh sel-sel kanker, sehingga kemudian dapat dimanfaatkan dalam bentuk obat-obatan baru.
Adanya penelitian ini bukan berarti pasien kanker prostat bisa sembuh dengan hanya konsumsi banyak cabai. Pengobatan medis tetap harus dilakukan setiap pasien kanker.
Kanker prostat merupakan jenis kanker yang terjadi pada laki-laki. Menurut World Cancer Research Fund, terdapat lebih dari satu koma satu juta kasus kanker prostat tiga tahun lalu di seluruh dunia.
Penelitian sebelumnya pada tahun lalu, makan cabai juga bisa mengurangi risiko terkena kanker usus.