Madu?
Ya, kali ini laman kesehatan terkenal “alodokter” menulis secara lengkap manfaatnya.
Seperti sudak dikenal manfaat madu dikenal baik untuk kesehatan dan kecantikan.
Cairan manis yang diproduksi oleh lebah ini pun akhirnya digunakan sebagai obat tradisional yang dipercaya bisa mengatasi berbagai kondisi.
Benarkah anggapan mengenai manfaat madu tersebut jika dipandang dari segi medis?
Madu terdiri dari beberapa kandungan, di antaranya air, gula, antioksidan, flavonoid, fenolat, vitamin E, vitamin C, asam amino, serta mineral seperti zinc dan zat besi.
Masyarakat kerap mengambil manfaat madu sebagai obat untuk meredakan batuk, alergi, diare, dan asma. Tidak hanya itu, sebagian orang juga ada yang memanfaatkannya untuk berbagai permasalahan kulit, seperti meredakan kulit gatal dan menyembuhkan luka.
Jika Anda tertarik menggunakan madu sebagai obat tradisional, ada baiknya Anda mengetahui manfaat madu yang sebenarnya dari ranah medis. Ini penjelasannya:
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa rasa manis pada madu bisa memicu produksi air liur dan lendir.
Hal tersebut bisa membasahi tenggorokan sehingga meredakan batuk. Mengonsumsi madu sebelum tidur mungkin bisa mengurangi batuk pada orang dewasa dan anak-anak yang berusia dua tahun ke atas.
Anda bisa mencoba mengoleskan madu olahan atau krim mengandung madu pada kulit yang terluka.
Nutrisi dan bahan kimia lainnya pada madu dipercaya bisa mempercepat penyembuhan luka dengan cara mengurangi rasa sakit, mengurangi infeksi, meningkatkan kinerja sel-sel yang terlibat dalam penyembuhan luka.
Namun, penelitian menunjukkan madu tidak terbukti dapat mengobati jerawat.
Manfaat madu ternyata juga baik dalam penanganan penyakit diabetes. Beberapa penelitian menemukan bahwa mengonsumsi madu setiap hari dapat menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes.
Tidak hanya itu, kadar kolesterol dan berat badan penderita diabetes juga bisa menurun karena manfaat madu.
Namun sejauh ini masih perlu diteliti lebih jauh mengenai jenis madu apa yang bermanfaat paling baik untuk membantu mengobati kondisi tersebut.
Mengonsumsi madu sekitar dua puluh mili liter mungkin bisa mengurangi tingkat keparahan sariawan, serta penurunan berat badan dan nyeri saat menelan akibat terapi radiasi dalam pengobatan kanker di kepala dan leher.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diberi madu pasca terapi radiasi di kepala mengeluhkan nyeri lebih ringan dibandingkan mereka yang tidak.
Beberapa penelitian terbaru menunjukkan dampak positif dari manfaat madu untuk beberapa kondisi di atas.
Namun untuk memperkuat bukti ilmiah tersebut, masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel populasi yang lebih baik.
Selain itu, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengetahui kebenaran manfaat madu dari segi medis untuk kondisi-kondisi lainnya
Jika dikonsumsi dan dioleskan ke kulit dengan dosis yang tepat, madu tergolong aman secara umum. Anak-anak di atas usia setahun juga bisa mengonsumsi madu.
Tapi sebaiknya hindari memberi madu kepada bayi atau anak di bawah usia setahun untuk menghindari risiko botulisme.
Botulisme adalah kondisi keracunan yang menyerang saraf tubuh dan berpotensi fatal.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua madu aman. Ada jenis madu yang dapat menimbulkan efek berbahaya jika dikonsumsi, yaitu madu yang berasal dari nektar Rhododendron. Madu jenis ini berisiko menyebabkan tekanan darah rendah, nyeri dada, dan gangguan irama jantung karena mengandung racun.
Kemungkinan madu aman dikonsumsi oleh ibu hamil dan menyusui. Namun demi menjaga keselamatan Si Kecil, lebih baik ibu hamil dan menyusui menghindari konsumsi madu.
Bagi Anda yang memiliki alergi serbuk sari, lebih baik hindari mengonsumsi madu karena cairan manis ini terbuat dari serbuk sari yang bisa menyebabkan reaksi alergi.