Musik, seperti diungkapkan Institut Kardiologi Universitas Nis, Serbia, dan ditulis “the telegraph,Selasa 12 Juli 2016, sangat membantu penyembuhan penderita jantung
“Alunan melodi mampu membantu relaksasi dan bermanfaat bagi kesehatan jantung,” tulis “the telegrap.”.
Institut Kardiologi Universitas Nis, Serbia, dalam penelitiannya membagi pasien dalam tiga kelompok.
Kelompok pertama hanya melakukan olahraga secara rutin.
Kelompok kedua sama-sama melakukan olahraga namun diharuskan pula mendengarkan musik favorit selama tiga puluh menit setiap hari.
Sementara itu, kelompok terakhir hanya mendengarkan musik dengan rentang waktu sama tanpa harus berolahraga.
Tahu apa yang terjadi setelah tiga minggu?
Kapasitas dan fungsi jantung pasien pada grup pertama yang hanya mengambil kelas aerobik terbukti meningkat dua puluh sembilan persen.
Kelompok kedua dinyatakan mengalami peningkatan paling tinggi, yaitu tiga puluh sembilan persen, bandingkan dengan grup ketiga yang hanya sembilan belas persen.
Tak hanya jantung.
Penelitian ini juga mengukur peningkatan fungsi endotel pembuluh darah yang berhubungan dengan kemampuan vaskular.
“Saat mendengarkan musik favorit, otak memproduksi hormon endorfin yang kemudian mampu meningkatkan kesehatan vaskular,” kata Prof Delijanin Ilic yang mengepalai penelitian tersebut, dikutip telegraph.co.uk
Mendengarkan musik sendirian ditambah olahraga rutin, menurut Ilic, mampu meningkatkan fungsi endotel sehingga bisa jadi metode penyembuhan tambahan bagi pasien penderita jantung koroner.
Ia menyatakan tak ada patokan khusus terkait jenis musik yang paling berkhasiat. Belum ada satu “resep” musik yang punya efek sama bagi semua orang.
“Yang penting, musik tersebut disukai dan membuat orang bahagia,” ujar Ilic.
Tapi, masih menurut studi sama, ada kalanya beberapa jenis musik punya efek negatif terhadap tubuh. Musik heavy metal lebih mungkin meningkatkan level stres seseorang.
Sebaliknya, opera, musik klasik, atau “ceria” bisa menstimulus hormon endorfin.
“Lebih baik mendengarkan musik tanpa lirik, karena mungkin saja isi lirik mempengaruhi emosi seseorang, misalnya membuat sedih,” tutur Ilic.
Namun, meski penelitian tersebut dilakukan pada pasien yang memiliki masalah jantung, Ilic yakin efek serupa juga bisa didapatkan oleh orang-orang sehat.
Karena itu, tak ada salahnya Anda rutin mendengarkan musik agar jantung tetap sehat.
Jika memungkinkan, lakukan hal ini sambil berolahraga.
Agar suara melodi kesayangan terdengar jernih, sebaiknya gunakan speaker yang punya koneksi bluetooth agar tak direpotkan dengan gulungan kabel.
Salah satunya Anda bisa mencoba Muze PSP B1 dari Polytron.
Selain koneksi dengan perangkat pemu;tar lagu lebih mudah, Muze dilengkapi pula dengan baterai sehingga mampu memutar musik selama berjam-jam.
Untuk memiliki jantung yang sehat dan kuat, olahraga saja tidak cukup.
Mendengarkan musik favorit yang dikombinasikan dengan rutin berolahraga akan memberikan hasil paling maksimal bagi jantung.
Menurut studi teranyar, mendengar musik tiga puluh menit setiap hari bermanfaat bagi jantung.
Hal itu dipaparkan dalam presentasi di pertemuan tahunan para ahli jantung Eropa di Amsterdam belum lama ini.
Meski bagaimana mekanisme hal itu belum jelas, tetapi para peneliti mengatakan mendengarkan musik akan berpengaruh pada hormon yang akhirnya berdampak bagi jantung.
Menikmati musik juga diketahui memengaruhi emosional seseorang.
Karena itu sering mendengarkan musik yang disenangi akan merangsang zat-zat kimia tertentu di otak. Hormon ini lebih lanjut berpengaruh pada kesehatan jantung.
“Saat kita mendengar musik yang kita suka, hormon endorfin akan dikeluarkan dari otak dan ini pada akhirnya menyehatkan jantung,” kata Delijanin Illic, ketua peneliti seperti dikutip The Telegraph.
Untuk penelitiannya, Illic dan timnya melibatkan pasien penyakit jantung. Selama tiga minggu, satu kelompok diminta mendengarkan musik, satu kelompok berolahraga, atau keduanya diminta melakukan kedua kegiatan itu.
“Kombinasi antara musik dan latihan olahraga bermanfaat paling besar dalam fungsi jantung. Peningkatan fungsi ini berkaitan dengan peningkatan kapasitas olahraga,” kata Illic.
Waalu manfaat mendengar musik ini tergantung pada selera masing-masing, tetapi musik dengan aransemen yang harmonis seperti opera atau musik klasik diketahui bermanfaat lebih besar ketimbang mendengar musik metal.
Illic menjelaskan bahwa pelepasan hormon endorfin di otak bersifat individual.
“Tidak ada musik ideal untuk setiap orang. Anda harus memilih musik yang meningkatkan emosi positif dan membuat senang atau relaks,” katanya.