Cukup sepuluh menit.
Ya, sepuluh menit olahraga dapat meningkatkan kinerja otak.
Ya juga, siapa sangka, jika berolahraga selama sepuluh menit juga dapat meningkatkan kemampuan otak.
Seperti ditulis majalah terkenal “time,” para peneliti melalui laporan yang dipublikasikan dalam jurnal Neuropsychologia, menemukan bahwa hanya dengan sepuluh menit aktivitas fisik dapat meningkatkan kemampuan otak untuk beberapa saat setelahnya.
Sebenarnya, penelitian ini bukanlah penelitian pertama yang mengungkap hubungan olahraga dengan peningkatan kinerja otak.
Pada penelitian sebelumnya, telah diungkapkan mengenai hubungan antara aktivitas fisik jangka panjang yang konsisten dengan kesehatan otak yang membaik.
Penelitian lain juga menyebut bahwa berolahraga selama minimal dua puluh menit dapat memiliki efek langsung pada fungsi kognitif seseorang.
Namun, para peneliti ingin mengetahui apakah olahraga yang lebih singkat mempunyai fungsi yang sama.
“Kami ingin tahu apakah program olahraga yang lebih pendek, terutama untuk orang yang memiliki masalah dengan ortopedi atau masalah mobilitas lainnya, masih bisa membuat orang merasakan manfaat kognitif,” kata Matthew Heath
Untuk mengetahui hal tersebut, Heath dan koleganya merekrut empat belas orang dewasa yang masih muda dan sehat sebagai peserta.
Para peserta kemudian diberi sebuah tes gerakan mata yang dirancang untuk menantang bagian otak yang berhubungan dengan fungsi eksekutif .
Para peserta tersebut kemudian diminta untuk duduk dan membeca atau mengendarai sepeda statis dengan kecepatan sedang ke kuat selama sepuluh menit. Setelah itu, mereka diminta mengulangi tes gerakan mata seperti sebelumnya.
Hasilnya, tidak ada perubahan signifikan terhadap nilai tes dari kelompok orang yang membaca dari perbandingan tes pertama dan kedua. Sebaliknya, perubahan nilai signifikan terjadi pada kelompok yang mengendarai sepeda statis.
Kelompok pengendara sepeda statis menunjukkan reaksi yang meningkat 50 milidetik tanpa penurunan keakuratan. Para peneliti menyebut, ini menunjukkan peningkatan fungsi kognitif sebanyak empat belas persen.
Dengan kata lain, para peneliti mengatakan bahwa latihan tersebut memberikan “dorongan” untuk mengendalikan okulomotor yang terkait dengan fungsi eksekutif.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kita bisa mendapatkan manfaat kognitif secara langsung jika rutin melakukan olahraga selama sepuluh menit.
Sayangnya, para peneliti tidak bisa menyebut berapa lama efek ini bertahan setelah latihan.
Untuk itu, mereka berharap ada penelitian lanjutan yang mengungkap berapa lama efek olahraga singkat ini.
Selain itu, kekurangan penelitian ini adalah para peneliti tidak bisa menyebutkan dengan tepat apa yang menyebabkan meningkatnya fungsi otak. Tapi mereka mengembangkan beberapa teori terkait hal ini.
“Diperkirakan, dengan olahraga, mungkin Anda mengalami peningkatan aliran darah ke otak,” ungkap Heath.
“Atau Anda mungkin melepaskan beberapa protein yang sangat spesifik terbukti memberi manfaat neuroprotektif (perlindungan saraf) dan merangsang pertumbuhan baru neuron,” imbuhnya.
“Bisa jadi, setelah mengikuti olahraga yang intens atau padat, Anda memiliki tingkat gairang yang meningkat, dan itu mendorong Anda untuk melakukan tugas berbasis fungsi eksekutif dengan lebih baik,” ujar Heath mengungkapkan kemungkinan lain.
Heath juga menyabutkan bahwa bisa saja alasan peningkatan fusngi kognitif adalah gabungan dari ketiga teori tersebut.
Profesor kinesiologi di Western University, Kanada tersebut juga mengungkapkan bahwa temuan tersebut mungkin dapat bermanfaat pada para lanjut usia yang mengalami tahap awal demensia.
Terutama pada para lansia yang sudah tidak mungkin melakukan olahraga selama dua puluh menit atau lebih.
Namun Heath juga menyebut bahwa perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui manfaat olahraga singkat pada para lansia atau orang yang kurang sehat.
Secara umum, penelitian ini membuktikan bahwa olahraga singkat dapat membantu menyelesaikan tugas mental seperti ujian dan presentasi.
“Jika ada unsur-unsur kognitif tertentu pada pekerjaan atau waktu-waktu tertentu saat Anda benar-benar ingin menyelesaikannya dengan baik, pergilah berjalan cepat selama 10 menit sebelumnya,” tutup Heath.
Selain itu,sebuah penelitian gabungan antara National Institute of Complementary Medicine Australia dengan Western Sydney University dan the Division of Psychology and Mental Health at the University of Manchester, Inggris, mencari tahu efek aerobik pada wilayah otak yang disebut hipokampus
Perlu diketahui, kualitas otak akan menurun seiring bertambahnya usia. Rata-rata kualitas otak menurun sekitar lima persen dalam satu dekade selepas usia empat puluh tahun.
Untuk itu, ilmuwan secara sistematis meninjau empat belas uji klinis yang memindai tujuh ratus lebih otak manusia, sebelum dan sesudah melakukan aerobik.
Orang-orang yang terlibat dalam penelitian ini terdiri dari banyak karakter. Mulai dari yang sehat, memiliki gangguan kognitif ringan, dan mereka yang didiagnosa memiliki penyakit jiwa
Selain senam aerobik, para peserta penelitian juga melakukan olahraga lain yang meliputi stationary cycling, berjalan, dan lari treadmill. Latihannya bervariasi antara 3 sampai 24 bulan dengan rentan waktu 2 sampai 5 sesi setiap minggu.
Dari hasil penelitian yang sudah dipublikasikan di jurnal NeuroImage, menunjukkan bahwa olahraga secara signifikan meningkatkan ukuran hipokampus sebelah kiri manusia.
Penelitian ini bahkan disebut memberikan bukti paling pasti untuk mengetahui manfaat olahraga untuk kesehatan otak.
“Saat Anda berolahraga, Anda menghasilkan zat kimia yang disebut brain-derived neurotrophic factor . Zat ini dapat mencegah penurunan usia terkait kemunduran kualitas otak,” ujar salah satu peneliti Joseph Firth, dikutip dari laman Science Daily.
Firth mengatakan, data yang dimilikinya menunjukkan peningkatan ukuran hipokampus. Berkat olahraga aerobik, penurunan kualitas otak diperlambat prosesnya.
“Dengan kata lain, olahraga dapat bermanfaat untuk program perawatan otak,” imbuhnya.
Dia menjelaskan, seriring dengan membaiknya kualitas otak secara reguler, akan berimplikasi terhadap pencegahan gangguan neurodegeneratif penuaan seperti alzheimer dan demensia.
Menariknya, olahraga adalah salah satu dari sedikit metode yang terbukti dapat menjaga ukuran otak dan bermanfaat di masa tua.