Anda hanya berolahraga sekali seminggu?
Ya, menurut dari Institute of Stress Medicine and the University of Gothenburg di Swediatgak ada masalah.
Penelitian itu mengindikasikan, hanya dengan meluangkan waktu total seratus lima puluh menit berolahraga secara rutin setiap minggu Anda akan mendapatkan manfaat yang setara dengan berolahraga secara teratur setiap hari dalam waktu yang lebih lama.
Pilihan olahraganya juga bebas, sepanjang aktivitas tersebut aman dan bermanfaat, seperti jalan cepat atau bersepeda.
Namun tentunya sesi “latihan mingguan” ini akan menjadi sangat lama dan melelahkan bagi yang belum terbiasa.
“Hasil penelitian kami mengindikasikan, tidak peduli latihan apa yang dipilih asal bisa mengakumulasi total seminggu latihan. Minimal diperlukan waktu seratus lima puluh menit,” kata peneliti Dr. Ian Janssen dari Queen University, Toronto.
Janssen melakukan riset dengan merekam gerakan mereka per menit, menggunakan detektor gerakan.
Para responden juga menjalani tes darah.
Uji fisik dan darah ini untuk mengukur ‘sindrom metabolik’ yang mengindikasikan faktor risiko untuk penyakit diabetes, stroke, dan jantung.
Penelitian dipublikasikan dalam jurnal Applied Physiology, Nutrition and Metabolism. Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang tidak teratur berolahraga ternyata tidak lebih berisiko dibanding mereka yang teratur beraktivitas fisik.
“Pesan pentingnya adalah latihan harus merangkum sedikitnya seratus lima puluh menit, hasil latihan tujuh hari seminggu,” kata Janssen.
Selain itu, sebuah penelitian lainnya yang diikuti oleh para relawan
Setelah beberapa minggu, mereka dibiarkan membawa perangkat mereka sendiri.
Para peneliti memeriksa tingkat aktivitas fisik dan kesehatan mental mereka kembali setelah enam bulan, kemudian satu tahun dan delapan belas bulan.
Di akhir penelitian para peneliti menemukan, dua puluh satu relawan rutin berolahraga sebanyak tiga kali dalam seminggu.
Duapuluh dua relawan berolahraga setidaknya seminggu sekali. Sisanya kembali bersantai di sofa alias meninggalkan sesi berolahraga sama sekali.
Ketika para peneliti menguji tingkat depresi, stres, dan kelelahan tiga kelompok tersebut, mereka menemukan bahwa relawan yang aktif berlatih walau hanya seminggu sekali, mengalami penurunan kadar depresi hingga 5lima puluh persen.
Peneliti mengatakan, pesan dari studi ini sudah sangat jelas: Olahraga, walau dilakukan hanya sebanyak satu kali dalam seminggu, dapat membuat perbedaan fundamental di bidang kesehatan mental.
Setiap aktivitas fisik akan meningkatkan produksi hormon endorfin. Ini adalah hormon yang berfungsi sebagai obat penenang dan mengurangi rasa sakit karena ketegangan atau stres.
Endorfin yang diproduksi selama Anda berolahraga membawa banyak efek positif pada otak dan tubuh Anda.
Endorfin dapat mengurangi rasa sakit, lapar, stres, agitasi serta memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Endorfin tersebut bahkan dapat menunda proses penuaan.Karena gaya hidup yang serba sibuk, otak menghasilkan hormon kortisol yang menyebabkan stres.
Endorfin yang dihasilkan dari berolahraga akan menggantikan hormon stres dan membuat emosi Anda lebih stabil.
Selain itu, latihan fisik rutin juga dapat membuat seseorang merasa lebih percaya diri dengan bentuk tubuhnya.
Rasa percaya diri ini, juga mampu meningkatkan kegembiraan dan suasana hati yang positif.
Berolahraga juga mampu meningkatkan aliran energi ke seluruh tubuh sepanjang hari sehingga rasa lelah bisa berkurang.
Hasilnya, pikiran Anda jadi positif dan kinerja di kantor semakin meningkat.
Jadi, saat suasana hati memburuk dan rasa lelah mendera, pasang alarm Anda lebih pagi sehingga Anda bisa keluar dan melakukan joging ringan di sekitar rumah.
Atau, canangkan waktu untuk berlatih di pusat kebugaran yang terdekat dari kantor atau rumah Anda