Ketika dialog itu terjadi, si pasien dengan santai mengatakan ke dokternya, “Sudah tahu kok dok, marah itu pemicu stroke.”
Ya kenapa marah. “Marah aja,” ujar si pasien dengan santai.
Dan banyak orang yang sudah tahu marah itu pemicu stroke. Tapi mereka tetap marah aja.”
Dan tidak hanya sedang marah, setelah marah reda stroke terus mengintai. Situs “Daily Mail,” Mail Online, mengutip hubungan marah dengan stroke dari hasil penelitian yang dipublikasikan secara online dalam European Heart Journal dari ilmuwan Universitas Harvard, Amerika Serikat, dalam edisi terbarunya
Menurut “mail,” penelitian yang dipimpin oleh Dr. Murray Mittleman, direktur Unit Penelitian Kardiovaskular Epidemiologi di Harvard Medical School ini, mereka menemukan bahwa dalam waktu dua jam setelah marah meledak, risiko stroke bisa datang dengan tiba-tiba.
Risiko stroke itu, menurut para ilmuwan, bisa meningkat lebih dari tiga kali lipat en) dan risiko denyut jantung tidak teratur juga meningkat dibandingkan dengan waktu lain ketika mereka tidak marah.
Para peneliti menemukan bahwa risiko ini akan semakin meningkat lagi jika seseorang sudah memiliki riwayat jantung atau lebih sering marah.
“Meskipun risiko mengalami stroke saat kemarahan cenderung lebih tinggi, nyatanya risiko ini dapat terakumulasi untuk orang yang sering marah,” kata Dr Elizabeth Mostofsky, salah satu peneliti.
Penelitian itu juga mempertefgas orang yang secara teratur kehilangan kesabaran mereka adalah orang yang paling berisiko terkena penyakit ini, seperti halnya orang yang memang sudah memiliki penyakit jantung. Ini menunjukkan bahwa efek kemarahan bisa terjadi secara instan.
Makanya, petuah bijak,“Jangan sering marah, nanti cepat tua,” perlu benar-benar dicamkan. Hal ini membuktikan bahwa sejak dahulu, marah bukanlah hal yang baik, apalagi jika sering dilakukan. Benar bahwa marah dapat merusak kecantikan, terlebih lagi, merusak kesehatan jantung Anda.
Orang dulu juga tahu kemarahan atau sering marah dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit mematikan. Bahaya ini memang tidak terjadi langsung, tetapi dalam jangka waktu yang lama. Berbagai peningkatan risiko penyakit jantung, stroke dan lemahnya sistem kekebalan tubuh sering terjadi pada orang yang sering marah.
Penelitian yang di lakukan oleh University of Granada Spanyol menunjukkan bahwa suasana hati yang sedang negatif dapat mengganggu sirkulasi darah dalam otak. Ketika seseorang kehilangan kendali dalam kondisi marah, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, kondisi ini membuat pikiran tegang dan berpengaruh langsung pada jantung.
Jika kebiasaan marah terus berlanjut, maka jantung akan terus mendapat tekanan, sehingga tidak mengherankan jika banyak penelitian memperkirakan bahwa sistem kardiovaskular menjadi bagian yang sering rusak akibat kebiasaan marah.
Sayangi jantung Anda! Marah tidak hanya membuat cepat tua secara fisik, tetapi merugikan kesehatan jantung Anda.
Seseorang yang memiliki faktor risiko tinggi serangan jantung dan stroke, bila marah, bisa meningkatkan risiko serangan jantung lima kali lipat, dan stroke hingga tiga kali lipat.
Peneliti Amerika Serikat yang menelusuri literatur medis mengatakan kemarahan kerap mendahului serangan jantung dan bisa menjadi pemicu. Para peneliti menggunakan data dari sembilan studi dan melibatkan responden ribuan orang.
Mereka mengidentifikasi bahwa orang yang berisiko tinggi tersebut berada dalam periode berbahaya sekitar dua jam setelah meluapkan kemarahan. Artinya, dua jam pertama setelah seseorang meluapkan kemarahan, risiko serangan jantung dan stroke meningkat.
Namun mereka mengatakan, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami kaitan marah dengan risiko serangan jantung dan stroke. Penelitian lanjutan juga diperlukan untuk menemukan strategi melawan stres dan menghindarkan serangan jantung.
Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard mengatakan, orang yang marah satu kali dalam satu bulan memiliki risiko serangan jantung rendah.
Temperamen tinggi berdampak terhadap kesehatan seseorang secara kumulatif. Semakin sering seseorang tersebut marah maka risiko mengalami serangan jantung dan stroke semakin tinggi.