Laman “hello sehat” hari ini, Selasa, 07 November, menurunkan tulisan dengan nada tanya tentang dua makanan, tahu dan tempe.
Nada tanya itu ditujukan kepada pembaca untuk memilih mana yang lebih sehat antara tahu dan tempe.
Ya, tahu dan tempe sudah menyatu dengan kuliner Indonesia.
Tahu dan tempe juga dikonsumsi oleh berbagai golongan masyarakat karena merupakan sumber protein nabati yang baik dan juga harganya yang terjangkau.
Kedua makanan olahan ini memiliki bahan baku yang sama, yakni kacang kedelai. Akan tetapi, proses produksinya menghasilkan produk akhir yang berbeda.
Apakah ada perbedaan kandungan gizi antara tahu dan tempe?
Produk pangan dari susu kedelai yang dipadatkan ini memiliki rasa yang lebih tawar, lembut, dan mampu menyerap cita rasa dari bumbu lain.
Tahu memiliki tekstur yang berbeda-beda, tergantung proses pembuatan dan kandungan airnya. Ada yang sangat lunak dan cukup keras.
Tempe memiliki bau dan rasa khas kedelai yang lebih kuat dibandingkan tahu. Selain itu, tekstur kedelai akan masih terlihat dengan jelas pada tempe.
Tahu dan tempe berbeda karena proses pembuatannya. Tempe dibuat dengan cara fermentasi, bukan dipadatkan.
Kacang kedelai yang sudah dimasak akan difermentasi dengan bantuan jamur Rhizopus oligosporus.
Setelah difermentasikan, kedelai tersebut baru akan ditekan ke dalam cetakan tempe.
Tahu mengandung lebih banyak mineral yang berasal dari senyawa koagulan (yang bisa membuat sari kedelai jadi padat). Sementara itu, tempe memiliki lebih banyak kandungan vitamin yang berasal dari hasil fermentasi.
Secara kandungan gizi, tempe lebih padat nutrisi dibandingkan tahu.
Tempe memiliki kalori yang lebih tinggi, dengan kandungan karbohidrat, protein, dan lemak yang lebih tinggi dibandingkan tahu.
Tempe juga memiliki serat yang jauh lebih tinggi dibandingkan tahu.
Kacang kedelai, yaitu bahan baku tahu dan tempe memiliki senyawa antinutrien, salah satunya asam fitat. Antinutrien adalah senyawa yang dapat menghambat penyerapan zat gizi tertentu dalam tubuh.
Nah, senyawa ini tidak dapat dihilangkan melalui proses koagulasi (pemadatan). Itulah mengapa tahu memiliki kandungan antinutrien yang lebih banyak dibandingkan tempe yang sudah difermentasi.
Dengan kata lain, zat gizi yang terkandung dalam tempe akan lebih efektif diserap oleh tubuh dibandingkan tahu.
Selain itu, tempe dan tahu mengandung senyawa isoflavone. Isoflavone diperkirakan memiliki berbagai manfaat kesehatan, salah satunya untuk menangkal kanker.
Tempe memiliki kandungan isoflavone yang lebih tinggi dibandingkan tahu.
Walaupun fermentasi dapat menurunkan kandungan isoflavone yang terkandung di dalam tempe, penyerapan isoflavone pada tempe umumnya masih lebih tinggi dibandingkan tahu.
Senyawa isoflavone yang terkandung pada tahu sebesar empat koma delapan tujuh milligram per seratus gram.
Sementara pada tempe sebesar satu kosong tiga milligram per seratus gram.
Diperkirakan sebesar tiga puluh sampai empat puluh milligram konsumsi senyawa isoflavone setiap hari cukup untuk memberikan manfaat kesehatan.
Tempe lebih padat akan zat gizi dibandingkan tahu.
Proses fermentasi tempe akan menambah kandungan gizi serta menghilangkan senyawa yang menghambat penyerapan gizi.
Akan tetapi, lebih rendahnya nilai kalori dan zat gizi pada tahu berarti tahu dapat dikonsumsi dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan tempe untuk mencapai nilai nutrisi yang sama.
Penting dicatat, nilai gizi yang terkandung dalam tahu dan tempe masih bisa berbeda-beda juga, tergantung jenis, proses pembuatan, dan cara memasaknya.
Bila Anda memasak tempe yang kaya nutrisi dengan cara digoreng dan ditambahkan banyak garam, tetap saja makanan sehat ini akan jadi berisiko buat kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Karena itu, bukan berarti Anda hanya disarankan makan tempe saja.
Bila Anda sedang mencoba menurunkan berat badan atau membatasi asupan kalori, tahu bisa jadi pilihan yang lebih baik dari tempe.
Pastikan juga Anda mengolah tahu dan tempe dengan cara yang sehat.