Media paling hebat di Amerika Serikat, “washington post,” hari ini, Kamis, 08 Februari, di raung kesehatannya kembali mengingatkan para peneliti untuk tidak lagi memperdebatkan keseahatan yang dimiliki kopi untuk tubuh.
“Post,” dalam tulisannya itu mengakui, walaupun sudah sering dipelajari, efek kopi terhadap kesehatan masih terus menjadi perdebatan.
Efek kopi terhadap hipertensi, misalnya. Satu studi bilang baik, sedangkan studi lainnya berkata tidak baik.
Untuk menyelesaikan perdebatan ini, Giuseppe Grosso selaku pakar epidemiologi nutrisi dari University of Catania, Italia dan timnya mempelajari seratus dua puluh tujuh meta-analisis independen yang menyelidiki efek kesehatan dari kopi.
Beberapa dari studi ini juga melakukan uji coba secara acak, tetapi mayoritas menggunakan metode observasi terhadap kebiasaan mengonsumsi kopi dan kafein.
Tim peneliti dari University of Catania kemudian menilai kekuatan studi dan konklusi menggunakan skala, dari “Meyakinkan” ke “Terbatas”.
Dipublikasikan dalam Annual Review of Nutrition, tim peneliti berkata bahwa tidak ada satu pun studi yang menunjukkan bukti pada tingkat “Meyakinkan”.
Namun, beberapa yang menyatakan bahwa kebiasaan minum kopi dapat mengurangi risiko kanker antara dua sampai dua pulouh persen tergantung dari jenis kankernya dinilai “Memungkinkan”.
Hasil telaahan tim peneliti juga menemukan bahwa kopi dapat mengurangi risiko penyakit kardiovaskular hingga lima persen, serta diabetes tipe 2 dan penyakit Parkinson hingga tiga puluh persen.
Orang yang terbiasa minum kopi juga memiliki risiko kematian lebih rendah selama durasi penelitian.
Meski demikian, kopi tidak selalu baik bagi semua orang. Salah satu kelompok yang harus menghindari kopi adalah ibu hamil.
Beberapa studi yang mendapat nilai “Memungkinkan” menemukan hubungan antara konsumsi kafein dengan kenaikan risiko keguguran.
Menurut Grosso, hal ini karena janin tidak memiliki enzim untuk memtabolisme kafein. Akibatnya, kafein terakumulasi dan dapat menyebabkan keguguran.
Grosso pun mengakui bahwa temuan-temuan ini baru “Memungkinkan”, tetapi untuk amannya, dia merekomendasikan agar ibu hamil berhenti atau sangat membatasi konsumsi kopinya.
Nah, tentang efek kopi terhadap darah tinggi dan kanker yang seringkali berubah-ubah, Grosso dan tim menemukan bahwa hal ini kemungkinan karena kegagalan studi dalam mengontrol kebiasaan merokok subyek, sebuah kebiasaan yang seringkali dilakukan bersama dengan mengonsumsi kopi.
Ketika studi hanya melihat subyek yang tidak merokok, data menunjukkan bahwa peminum kopi dalam tingkat sedang lebih terlindungi dari darah tinggi dan kanker.
Semua manfaat kopi ini, kata Grosso, karena kandungan fitokimia yang juga ditemukan dalam buah, sayur, cokelat, dan teh memiliki kemampuan antioksidan dan antiinflamasi.
Kafein dan fitokimia juga memiliki efek positif terhadap enzim yang meregulasi fungsi ginjal, insulin, metabolisme glukosa, dan perbaikan DNA.
Oleh karena itu, Grosso dan tim pun mencapai konklusi bahwa kopi bisa menjadi bagian dari pola makan sehat.
Akan tetapi, kuncinya ada pada jumlah yang dikonsumsi. Manfaat maksimum dari kopi bisa didapatkan pada dosis empat hingga lima cangkir kopi per hari.
Sebuah studi terbaru lainnya, seperti ditulis laman “the telegraph,” mengungkapkan apa dilakukan oleh ilmuwan dari University of Southampton, Inggris dan University of Edinburgh, Skotlandia
Mereka menemukan bahwa minum kopi sampai tujuh gelas setiap hari justru dapat mengurangi risiko kematian dini.
Untuk menemukan hal tersebut, tim peneliti melakukan pengkajian ulang terhadap lebih dari dua ratus penelitian tentang kopi.
Hasilnya, kopi ternyata lebih banyak untungnya bagi kesehatan, dari pada kerugiannya.
Menurut para peneliti, tiga sampai empat cangkir kopi setiap hari adalah yang paling optimal dan dapat mengurangi risiko mati muda sampai tujuh belas persen bila dibandingkan dengan orang yang sama sekali tidak minum kopi.
Namun, orang yang meminum tujuh cangkir kopi setiap hari tetap dapat merasakan manfaat dari kopi dan memiliki risiko kematian dini sepuluh persen lebih rendah.
Kebiasaan meminum kopi juga dikaitkan dengan peningkatan kekebalan tubuh terhadap beberapa jenis kanker, seperti kanker prostat, endometrium, kulit, dan hati.
Tidak sampai di situ. Pasien yang memiliki penyakit dalam seperti diabetes, batu empedu, asam urat, dan gangguan hati, juga bisa mendapatkan manfaat dari kopi, asal masih dalam takaran normal.
Akan tetapi, para peneliti mengingatkan bahwa semua manfaat ini bisa hilang bila dilawan dengan kebiasaan buruk, seperti merokok.
Selain itu, minum kopi berlebihan juga tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan telah dikaitkan dengan tingkat kelahiran yang lebih rendah, seperti risiko bayi lahir prematur sampai keguguran.
” Konsumsi kopi umumnya aman dalam tingkat asupan yang biasa, dengan perkiraan kopi akan memberi manfaat besar untuk berbagai faktor kesehatan jika batasan minumnya tiga sampai empat cangkir sehari. Kopi lebih menguntungkan kesehatan dari pada membahayakan,” ujar penulis penelitian itu.
Donald Hensrud seorang ahli nutrisi di Mayo Clinic College, juga setuju bahwa kopi memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
“Penelitian menunjukkan bahwa kopi memiliki manfaat untuk kesehatan, termasuk melindungi dari penyakit Parkinson, diabetes tipe 2 dan penyakit hati, termasuk kanker hati. Kopi juga tampaknya memperbaiki fungsi kognitif dan menurunkan risiko depresi,” katanya di situs Mayoclinic.