Pebalap baru Suzuki, p[indahan dari Ducati, Andrea Ianonne, memiliki ambisi besar dalam karier barunya bersama Suzuki di musim depan.
Pebalap Italia ini berharap dirinya bisa menyaingi performa Marc Marquez, Valentino Rossi, dan Jorge Lorenzo dalam setiap perlombaan MotoGP.
Dalam dua musim terakhir bersama Ducati, Iannone terbukti bisa menyaingi deretan pebalap papan atas dalam beberapa momen di seri grand prix.
Kekurangan Iannone terletak pada sikapnya yang terlalu agresif sehingga ia sering membuat kesalahan dan kehilangan banyak poin.
“Dalam empat tahun terakhir saya terus meningkatkan kualitas dan gaya balap saya setahap demi setahap. Hal itu yang membuat saya bisa merangkak naik ke atas.”
“Saat ini penting bagi saya untuk melakukan langkah terakhir untuk menutup jarak saya dengan Marquez, Rossi, dan Lorenzo.”
“Saya rasa dalam dua tahun ke depan akan ada kesempatan bagus untuk melakukan hal itu,” kata Iannone seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Bagi Iannone, untuk bisa menyaingi ketiga pebalap top tersebut, dirinya tak hanya butuh kecepatan saya, melainkan juga konsistensi penampilan dan memperkecil kesalahan.
Setelah berkiprah selama dua musim bersama Ducati, mulai musim depan Iannone membalap untuk tim Suzuki Ecstar.
Pada musim lalu Suzuki menunjukkan kemajuan salah satunya dengan kemampuan Maverick Vinales–musim depan membalap untuk Movistar Yamaha–bersaing memperebutkan podium juara.
“Suzuki berharap hasil luar biasa dari saya, dan saya juga berharap bisa mendapatkan motor yang kompetitif dari mereka.”
“Dalam dua tahun terakhir, Suzuki menunjukkan peningkatan luar biasa dan sangat cepat memangkas jarak dengan pabrikan lain.”
“Saat ini jarak saya sangat dekat dengan para pebalap terbaik dan berharap semuanya bisa berjalan baik dalam dua tahun ini,” tutur Iannone.
Menjawab seringnya ia terjatuh dalam setiap balapan, Iannone menyebutnya lantaran tekad kuatnya untuk meraih yang terbaik di tiap perlombaan dan menolak bermain aman.
Andrea Iannone jadi salah satu pebalap yang sering terjatuh di MotoGP. Tak hanya itu, Iannone juga serng dapat teguran lantaran gaya balapnya yang dianggap merugikan pebalap lain.
Pada musim lalu, Iannone bahkan sempat menabrak rekan setimnya di Ducati, Andrea Dovizioso di GP Argentina.
“Saya sering terjatuh saat berlomba, namun hal itu terjadi karena saya selalu menginginkan lebih di tiap perlombaan yang saya jalani.”
“Misalnya saja, dibandingkan harus puas di posisi ketiga, maka saya akan lebih senang bertarung dan berusaha mengejar posisi kedua,” kata Iannone seperti dikutip dari Motorsport.
Menimbang performa di musim terakhirnya bersama Ducati, Iannnone mengaku cukup puas.
“Secara keseluruhan musim berjalan dengan baik. Saya memenangkan seri GP pertama dan membawa Ducati kembali ke atas setelah sekian lama.”
“Di tiap perlombaan yang saya ikuti, saya hampir selalu turut bertarung memperebutkan podium, bahkan termasuk ketika saya beberapa kali terjatuh,” ucap Iannone.
Satu hal yang disesalkan Iannone adalah dirinya harus absen selama empat seri beruntun di paruh akhir musim lalu.
“Hal itu mengecewakan karena Ducati, terutama di paruh kedua musim sangat kompetitif. Mungkin kami masih kurang dalam beberapa detail kecil, namun kami ada dan bisa bersaing.”
“Andai saja saya bisa berlomba, maka saya rasa saya akan tampil lebih kuat dibandingkan sebelumnya,” tutur Iannone.