Menjelang balapan MotoGP di Sirkuit Le Mans, Perancis, pekan depan, laman situs “crash,” hari ini, Selasa, 16 Mei, menurunkan tulisan menantang, dengan sebuah tanya,”Siapa pebalap Perancis yang bisa menumbang Valentino Rossi dan Mar Marquez?”
Valentino Rossi dan Marc Marquez adalah dua pebalap paling menonjol dalam perburuan titel juara dunia MotoGP musim ini.
Rossi ada di puncak klasemen disusul rekan satu timnya, Maverick Vinales, dan Marquez.
Mereka akan kembali melanjutkan kompetisinya dalam seri yang bakal berlangsung di Le Mans, Perancis, akhir pekan ini.
Sirkuit Le Mans telah menjadi tuan rumah balap motor dunia sejak 1920 silam. Namun, di balik nama legendaris Le Mans, pebalap Perancis tak terlalu merajai sirkuit yang berada di kawasan Pays de la Loire tersebut.
Sementara itu untuk episode GP Perancis, terakhir kali pebalap tuan rumah adalah pada kejayaan Pierre MOneneret .
Namun, kala itu GP Perancis berlangsung bukan di Le Mans melainkan Reims.
Bagaimana dengan Le Mans, kecuali pada kali pertama dipakai sebagai tuan rumah grand prix pada sembilan puluh tujuh tahun silam tak ada pebalap kelas primer asal Perancis yang sukses di sana.
Namun, hal itu diharapkan dapat pecah telur pada kompetisi musim ini.
Dari dua puluh empat nama pebalap yang ikut serta dalam kompetisi MotoGP tahun ini terdapat dua pebalap asal Perancis yakni Johann Zarco dan Loris Baz.
Zarco yang merupakan pebalap debutan MotoGP paling diharapkan publik Perancis bisa menyaksikan putra bangsanya berjaya dalam GP di rumah sendiri.
Zarco naik kelas ke MotoGP sebagai juara dunia dua musim beruntun di kompetisi Moto2.
Kiprahnya pun paling mendapatkan sorotan dibandingkan rekan senegaranya, Baz. Selain seri pertama di mana dia terjatuh, Zarco tampil baik di tiga seri berikutnya: Argentina, Amerika Serikat, dan Spanyol.
Ia berhasil finis di tempat kelima di Argentina dan AS. Lalu di seri terakhir yang berlangsung di Katalonia dua pekan lalu, Zarco mampu finis keempat
Hasil itu membuat posisi Zarco di klasemen pebalap berada di tempat ke enam.
“Saya antusias sekali bakal membalap di negara sendiri karena awal dari musim ini sungguh luar biasa sejauh ini di MotoGP,” ujar Zarco seperti dilansir dari Crash.
“Atas dasar hasil itu, saya kira para suporter di Perancis menunggu saya dan untuk ajang ini. Ada beberapa tekanan namun saya mencoba untuk mengatasinya di rumah ini.”
Zarco optimistis dirinya bisa tampil lebih maksimal di Le Mans. Menurut pria berusia dua puluh enam tahun tersebut sirkuit yang akan dipakai untuk MotoGP musim ini di Le Mans lebih kecil dibandingkan tiga sirkuit terakhir.
“Saya memiliki keuntukan mengetahui itu karena saya mendapatkan suasana yang enak di Spanyol, jadi saya juga bisa memiliki suasana hati yang luar biasa di Perancis,” kata Zarco.
Kebetulan pula tim yang dibela Zarco kini adalah satu-satunya tim MotoGP yang berbasis di Perancis. Manajer tim, Herve Poncharal menegaskan itu pun kemudian menjadi tambahan motivasi suporter Perancis mendukung timnya.
“Tahun ini akan lebih spesial karena kami memiliki pebalap Perancis dalam tim MotoGP kami. Dia adalah dua kali juara dunia Moto2 dan juga pria yang berpeluang besar jadi Rookie of the year,” ujar Poncharal.
“Kami selalu mendapatkan banyak dukungan di Le Mans, namun kali ini kami akan mendapatkan lebih banyak lagi, karena kehadiran Johann.”
Namun, perlu dicatat Zarco belum pernah menang dalam balap motor di Le Mans. Dua musim lalu, di kelas Moto2, dia finis ketiga dan itu jadi satu-satunya podium bagi Zarco dalam balap di negara sendiri.
“Saya akan mencoba untuk memperjuangkan posisi terbaik dan sebisa mungkin di tiga besar karena saya selalu lebih dekat dan dekat untuk itu,” kata Zarco merujuk pada performanya sepanjang musim ini.
Zarco memang lebih pantas diandalkan publik Perancis akhir pekan ini. Pasalnya, dilansir dari media Italia, Diari Motori, Zarco disinggung sebagai bakal pengganti Rossi di Movistar Yamaha.
Yamaha saat ini sedang menyiapkan rencana untuk mencegah Zarco direkrut tim lain. Pasalnya, pebalap 26 tahun itu hanya memiliki kontrak satu tahun dengan Tech 3.
Sementara itu, selain Zarco ada dua pebalap Perancis lagi yang bakal berkompetisi dalam MotoGP Perancis
Mereka adalah Baz dan juga pebalap pengganti Suzuki Ecstar, Alex Rins yang cedera, Sylvain Guintoli
Jelang MotoGP Perancis yang bakal digelar di Le Mans akhir pekan ini, para pebalap dibekali ban baru dari Michelin.
Penyuplai tunggal ban MotoGP itu menyediakan ban depan dengan penampang asimetris yang baru.
Seperti dilansir dari Crash, berbagai tes yang dilakuan pada aspal baru telah membuat produsen ban asal Perancis itu mengembangkan rangkaian ban dengan level cengkeraman yang lebih baik.
“Ini adalah akhir pekan yang sangat penting bagi kami karena ini adlaah Grand Prix di rumah sendiri dan itu selalu memiliki arti yang spesial,” tukas petinggi Michelin yang bertanggung jawab atas penyediaan ban bagi balap motor, Pierro Taramasso.
“Orang-orang Perancis sangat berpihak dan pastinya akan berada di belakang kami, jadi kami harus menunjukkan yang bagus untuk mereka juga yang akan terlihat di lintasan.”
Dalam setiap balap, Michelin menyediakan ban depan dan belakang dengan kompon lunak, medium, dan keras. Nah, pada GP Perancis mendatang, Michelin mengklaim penampang asimetris yang baru itu bakal menciptakan cengkeraman yang lebih mantap pada ban depan.
Penampang ban depan asimetris itu sudah diperkenalkan di Sachsenring, Aragon, Phillip Island, dan Valencia. Nah, di Le Mans.
Tentang perihal diterapkannya di Le Mans itu sudah mulai terendus sejak tes kembali di Jerez, Spanyol pada Senin lalu. Tak hanya itu, ban depan dengan penampang asimetris itu pun telah diuji coba Michelin di Le Mans.
“Kami telah melakukan tes yang cukup baik di Le Mans pada awal bulan ini untuk mencoba penampang yang baru dan mengumpulkan data sebanyak mungkin tentang kompon-kompon yang akan kita gunakan,” ujar Taramasso.
Tentang ban baru saat berada di atas penampang aspal yang baru di sirkuit Le Mans, Taramasso menunjukkan berdasarkan hasil data mampu memberi cengkeraman yang kuat saat kering.
Kemudian, saat sirkuit basah karena hujan, kemampuan adhesi di lintasan yang basah pun cukup impresif.
“Keduanya penting dibuktikan karena cuaca di Le Mans yang pasti mudah berubah,” sambung Taramasso