Khabib Nurmagomedov secara terang-terangan menyatakan ambisinya untuk memenangkan pertandingannya melawan Justin Gaethje pada pekan depan
Khabib ingin pensiun sebagai petinu tidak terkalahkan seperti Floyd Mayweather Jr.
Khabib kini memiliki rekor sempurna dua puluh delapan tanding tanpa satu kali pun kalah di ajang mixed martial arts Petarung berusia tiga puluh dua tahun itu dikabarkan akan menjalani satu pertarungan terakhir usai melawan Gaethje sebelum pensiun.
Khabib mengaku belum mengambil keputusan terkait pensiun. Namun, petarung asal Rusia itu berambisi memiliki karier seperti Mayweather yang pensiun dengan rekor tak terkalahkan di dunia tinju.
“Sejujurnya saya tidak tahu. tiga puluh kali tanpa kalah akan terlihat bagus. Tiga puluh kali naik ring tanpa kalah akan jadi rekor hebat, ini seperti Mayweather di MMA. Kita lihat saja nanti, saya hampir meraihnya,” ujar Khabib kepada Yahoo Sports dikutip dari BJ Penn.
Sebelum tandingnya ini Khabib kembali mengenang mendiang Abdulmanap Nurmagomedov, sang ayah, dalam sebuah unggahan video di aplikasi media sosialnya
Video animasi itu mengisahkan perjalanan karier Khabib sejak kecil yang ditemani Abdulmanap.
Digambarkan Khabib dan Abdulmanap mendaki gunung dan melihat matahari bersama. Kemudian ada pula cerita mengenai Khabib yang dilatih melawan beruang sejak kecil hingga dewasa.
Video berlanjut ke kiprah Khabib di dunia mixed martial arts profesional. Dalam laga debut The Eagle, terlihat pula kontribusi Abdulmanap sebagai pelatih di pinggir ring.
Abdulmanap selalu mendampingi Khabib hingga kemudian harus berpisah karena tidak mendapat visa ke Amerika Serikat saat sang anak mulai berkarier di bawah naungan UFC.
Setelah selalu melihat pertandingan Khabib dari layar televisi, Abdulmanap lantas berkesempatan berada di sisi Khabib di UFC ketika Khabib bertemu Dustin Poirier.
Dramaturgi video pendek ini juga menampilkan momen ketika Khabib ditinggal sang ayah dan sempat terpuruk untuk bisa bisa bangkit menghadapi Justin Gaethje akhir pekan mendatang.
Video produksi BT Sport itu diunggah Khabib tanpa banyak kata-kata. Sang pemilik sabuk juara kelas ringan UFC itu hanya menampilkan emoticon hati.
Khabib kini memiliki rekor sempurna dan ia akan menjalani satu pertarungan terakhir usai melawan Gaethje sebelum pensiun.
Khabib bisa saja menaklukkan Gaethje dalam posisi standing fight lantaran ia punya modal bagus plus fakta bahwa Gaethje juga telah dua kali roboh dalam kariernya.
Khabib menang lewat dominasi di ground fighting pada laga lawan Dustin Poirier dan Conor McGregor. Namun hal itu tak lantas menjadi bukti bahwa Khabib hanya pandai dalam melakukan takedown dan ground fighting.
Sebelum mempertahankan gelar lawan McGregor dan Poirier, bukti bahwa Khabib tidak hanya mengandalkan gulat dan ground fighting bisa diihat pada duel lawan Al Iaquinta perebutan gelar kelas ringan dua tahun lalu.
Di laga tersebut, Khabib penuh percaya diri menjalani laga di posisi standing fight dan bertukar pukulan dengan Al Iaquinta.
Selama 25 menit, Khabib sukses menyiksa Al Iaquinta lewat pukulan-pukulan yang sesekali dikombinasikan dengan tendangan. Pukulan-pukulan Khabib bahkan sudah menodai wajah Al Iaquinta dengan darah sejak ronde ketiga.
Lantaran punya kuda-kuda yang kuat sebagai bekal dalam melakukan takedown, footwork Khabib juga terbukti ampuh dalam standing fight. Ia bisa menghindari pukulan lawan dan dengan cepat bergerak masuk ke pertahanan lawan.
Ketika Al Iaquinta sibuk bertahan dari pukulan, Khabib bisa dengan cepat melakukan takedown dan melancarkan kuncian demi kuncian.
Al Iaquinta memang berhasil bertahan dari upaya submission Khabib, beberapa kali juga karena tertolong bel ronde pertandingan berakhir.
Namun selama dua puluh lima menit, Khabib benar-benar menghadirkan siksaan bagi Al Iaquinta. Khabib memang gagal menang KO/TKO atau submission, namun ketika pertandingan berakhir, Khabib sudah percaya diri bahwa ia bakal menang angka mutlak.
Gambaran laga seperti itu yang harus diwaspadai Gaethje. Petarung asal Amerika Serikat itu tak boleh percaya diri begitu saja bahwa ia bakal unggul dominan dalam duel standing fight lawan Khabib.
Dalam dua duel lawan McGregor dan Poirier, Khabib bermain lebih efektif dan efisien karena ground fight miliknya benar-benar bisa menguras energi lawan dan tak memberikan kesempatan lawan untuk menyerang balik dengan risiko yang berbahaya.
Gaethje datang dengan penuh percaya diri lantaran ia punya bekal ilmu gulat. Latar belakang itu yang membuat Gaethje diyakini tidak bakal jadi korban takedown Khabib secara mutlak karena ia bisa memberikan perlawanan.
Namun ketika di pertandingan nanti upaya Khabib melakukan takedown berhasil digagalkan Gaethje, bukan berarti kemenangan sudah jadi milik Gaethje. Gaethje justru harus tetap waspada penuh saat pertarungan berlangsung dalam kondisi tukar pukulan.
Di luar kehebatan dalam ground fight, Khabib telah membuktikan ia juga punya kemampuan standing fight yang apik.
Berdasarkan rekor pertemuan, Khabib bahkan patut berbangga lantaran ia tak pernah menelan kekalahan sejauh ini dan ia tak pernah kesulitan menghadapi lawan yang mengandalkan standing fight.
Catatan tersebut berbeda halnya dengan Gaethje. Petarung asal Amerika Serikat itu sudah dua kali tumbang, di tangan Eddie Alvarez dan Dustin Poirier. Hal itu bisa dijadikan pegangan bagi Gaethje bahwa ia tak boleh sesumbar bakal menang mudah dalam standing fight.
Dalam dua kekalahan tersebut, Gaethje cenderung menyerang tanpa perhitungan dan terkena pukulan balik lawan. Kekalahan itu juga jadi bukti bahwa rahang Gaethje tidak cukup kuat diterpa pukulan lawan.
Bila Gaethje terus menunjukkan kepercayaan diri yang berlebihan dalam standing fight, bukan mustahil hal tersebut jadi berbahaya untuknya.
Khabib bisa menghukum Gaethje lewat standing fight, bahkan sebelum Gaethje merasakan betapa berbahayanya ground fight milik Khabib.