Jorge Lorenzo memulai pengkhianatan terhadap Movistar Yamaha bersamaan dengan tekadnya untuk “menculik” sejumlah anggota krunya di pabrikan asal jepang itu ke Ducati musim depan.
Lorenzo berharap bisa memiliki tim yang ramping selama dua musim memperkuat Ducati.
“Usai sembilan musim memperkuat Yamaha, Lorenzo memutuskan hengkang ke Ducati musim depan, dan memboyong orang dari Yamaha, terutama kepala mekanik dan sejumlah mekanik kunci, tulis “autosports,” Rabu, 01 Juni 2016..
“Untuk saat ini, kami akan berbicara dengan sejumlah anggota tim. Kami tidak buru-buru, di Yamaha atmosfer tim sangat bagus.”
“ Semua orang yang bekerja di Yamaha, mereka bekerja dengan sunyi dan aman, jadi akan sulit untuk membujuk mereka,” ujar Lorenzo.
Valentino Rossi ketika meninggalkan Yamaha ke Ducati di empat tahun lalu juga membawa sejumlah orang kepercayaannya di Yamaha.
Salah satunya adalah kepala mekanik Jeremy Burgess, yang merupakan salah satu kunci sukses Rossi sejak memperkuat Honda.
“Saya ingin membentuk tim seramping mungkin jika memungkinkan,” tegas Lorenzo.
Direktur balap Ducati, Pablo Ciabatti, sempat mengatakan memberi kebebasan bagi Lorenzo untuk memboyong orang kepercayaannya ke tim asal Italia tersebut.
Dengan satu catatan, orang tersebut bisa bekerja dengan cara Ducati.
Lorenzo pun mengatakan timnya di Ducati akan terdiri dari orang kepercayaannya di Yamaha dan orang yang sangat mengetahui motor Desmosedici.
“Dari sudut pandang Ducati, saya tidak berpikir mereka akan memberi saya kesempatan 100 persen membawa tim sendiri.”
“Mereka ingin mempertahankan sejumlah orang dari tahun ini, untuk menjadi anggota tim saya musim depan,” ucap Lorenzo.
Menurutnya, saat ini ia baru sebatas berbicara dengan beberapa orang yang ada di pabrikan asal Jepang tersebut.
Seperti diketahui, jawara MotoGP musim lalu akan bergabung bersama pabrikan asal Italia.
Tak ayal, ia kini tengah menyiapkan beberapa teknisinya yang ada di Tim Yamaha untuk bisa bergabung bersamanya di Ducati.
Kendati demikian, pembalap asal Spanyol tersebut menilai, keputusan seorang teknisi sangat berbeda dengan apa yang dibuat oleh para pembalap.
Sebab, seseorang akan meninggalkan sebuah lingkungan yang nyaman untuk sebuah tantangan. Terlebih pindah ke pabrikan yang berbeda dari sebelumnya.
“Untuk saat ini kita baru membicarakannya dengan beberapa anggota tim. Kami tak buru-buru, di Yamaha suasana tim sangat baik,” ucap Lorenzo menukil Eurosport, Selasa (31/5/2016).
“Memang keputusan mereka sangat besar dan sulit, karena mereka sudah nyaman berada di Yamaha.”
“Berbeda dengan pembalap yang membuat keputusan mudah, namun ini adalah tantangan untuk berpindah ke tim lain seperti Ducati,” tuntas pembalap berusia 28 tahun tersebut.
CEO Ducati Motor Holding, Claudio Domenicali, yakin kalau masa-masa kelam Valentino Rossi saat masih membela timnya tak bisa dibandingkan dengan situasi di Tim Ducati Corse saat ini, terutama dengan kedatangan Jorge Lorenzo musim depan.
Sekadar flashback, Rossi membela panji Ducati pada 2011-2012.
Performa The Doctor bersama pabrikan asal Italia itu praktis bisa dibilang melempem, mengingat ia hanya mampu meraih tiga podium tanpa kemenangan pada periode tersebut. Rossi pun akhirnya comeback ke Yamaha pada tiga musim silam.
“Apa yang terjadi pada Vale sangat sulit dijelaskan. Saya rasa membanding-bandingkan mereka tak ada gunanya. Kini kami lebih kuat dan kompetitif.”
“Saya percaya pada hubungan baik antara Jorge dan Gigi Dall’Igna, karena filosofi kerja kami bukan hanya dari sisi teknis saja, melainkan juga hubungan personal,” kata Domenicali, disadur dari RACER.
“Kini kami punya rider yang akan tampil kuat dengan Ducati, dan ini membuat situasi kami begitu positif. Bagaimana pun, sangat sulit membuat perbandingan antara Vale dan Jorge. Lebih baik kami berkonsentrasi pada musim ini karena masih banyak seri tersisa,” urainya.
Sementara itu, legenda MotoGP yang kini menjabat test rider Ducati Corse, Casey Stoner, mengaku sudah tak sabar untuk bekerjasama dengan Jorge Lorenzo musim depan.
Dalam wawancara dengan MARCA, Stoner yakin kerjasamanya dengan Por Fuera di Ducati akan menjadi kerjasama yang spesial.
Seperti diketahui, Lorenzo dipastikan akan membela panji Ducati musim depan, setelah sembilan musim mengabdi pada Yamaha dimana ia meraih tiga titel juara dunia.
Disisi lain, semenjak kembali ke Ducati awal tahun ini setelah tiga tahun menjabat test rider Honda, Stoner memang terlibat dalam proses pengembangan motor Desmosedici kebanggan Ducati.
Ia pun musim depan akan membantu Lorenzo beserta Andrea Dovizioso mengembangkan Desmosedici GP17.
Tentunya kerjasama ini akan menarik, mengingat Stoner dan Lorenzo merupakan lawan sengit sejak keduanya masih berkompetisi