Site icon nuga.co

Marquez Akui Ia dan Rossi Musuhan

Perubahaan besar hubungan Marc Marquez dengan Valentino Rossi, dari seorang pengagum menjadi lawan yang harus dikalahkan, usai “The Baby Alien” naik klas ke MotoGP, sangat mengganggu pertemanan keduanya dan menjadikan “persahabatan” mereka mencapai titik terendah selama dua tahun terakhir.

Marc Marquez, ketika diwawancarai oleh “motogp.com,” Jumat, 21 Agustus 2015, mengakui hubungannya dengan Rossi tak lagi hangat. Itu terjadi semenjak ia naik kelas ke MotoGP.

Sejakk Marquez naik ke kelas paling atas lomba balap motor pada dua tahun lalu, ia langsung menyaingi rider-rider top macam Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, dan Rossi.

Pencapaian gemilang Marquez membuatnya disegani banyak pihak, termasuk Rossi.

Apalagi hubungan Rossi dan Marquez semakin buruk setelah terlibat insiden di Argentina dan Belanda pada musim ini.

Secara profesional atau saat mengaspal di atas sirkuit, Marquez menyatakan hubungannya tak lagi akur dengan Rossi.

Namun di luar sirkuit, Marquez menegaskan hubungannya dengan The Doctor –julukan Rossi– baik-baik saja.

“Jelas hubungan saya dengan Valentino telah berubah. Tidak seperti sebelum saya bersaing memperebutkan gelar dengannya,” jelas Marquez, mengutip dari Speedweek.

“Hubungan saya bersifat profesional dengannya. Valentino memang dikenal sebagai sosok yang profesional. Namun di luar semuanya, Valentino tetaplah idola saya. Saya ingin melanjutkan hubungan baik dengannya,” urai Marquez

Marquez, hingga seri kesebelas Moto GP musim ini, masih terpaku di posisi tiga klasemen sementara di bawah duo Tim Movistar Yamaha yakni Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi.

Posisi tiga di klasemen merupakan pencapaian terburuk Marquez selama tampil di kelas MotoGP sejak 2013.
Dalam dua tahun awal, ia tak pernah terlempar dari posisi dua klasemen dan selalu sukses meraih gelar juara di akhir kompetisi.

Karena itu, dengan delapann race tersisa, rider Repsol Honda tersebut berupaya tampil optimal.
Apalagi semenjak mengganti sasis keluaran 2014 di Sirkuit Assen, Marquez berturut-turut sukses mengakhiri balapan di posisi dua, satu, satu, dan dua.

Dengan catatan gemilang dalam empat race terakhir, ia menyatakan tak ingin mengakhiri kompetisi di posisi tiga. Sebab, dia menilai hal itu bisa menurunkan kredibilitasnya sebagai juara dunia MotoGP dua tahun terakhir.

“Banyak yang saya pelajari di paruh pertama musim ini. Satu yang paling saya ingat, banyak tekanan yang mengarah kepada saya,” jelas Marquez, mengutip dari Speedweek.

“Namun, saya senang banyak orang percaya kepada saya. Saya masih muda. Tetapi, saya menolak finis di posisi tiga musim ini,” tegasnya.

Marquez, kini, tengah menjalani tren positif setelah tak pernah keluar dari posisi dua besar dalam empat race terakhir. Bahkan, ia sukses memenangi dua race di antaranya: Sachsenring dan Indianapolis.

Menghadapi lomba di Silverstone akhir pekan ini ia mengakui akan tampil habis-habisan. Ia mengatakan, memiliki kenangan manis di Silverstone. Musim lalu Marquez sukses menjadi yang terbaik setelah mengalahkan Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi yang finis di posisi dua dan tiga.

“Saya nyaman dengan kondisi saya saat ini. Saya siap tampil sempurna untuk meraih kejayaan di Britania Raya,” jelas Marquez seperti mengutip dari Supersport.

Saat ini, Marquez menduduki posisi tiga klasemen dan tertinggal lima puluh dua poin dari duo Movistar Yamaha, Lorenzo dan Rossi. Dengan masih ada tujuh race tersisa, segala kemungkinan masih bisa terjadi.

Jorge Lorenzo sendiri tetap memasukkan nama Marc Marquez sebagai salah satu kandidat juara musim ini.
X-Fuera –julukan Lorenzo– menilai dengan masih adanya tujuh race tersisa, segala sesuatunya masih bisa terjadi.

The Baby Alien –julukan Marquez– memang tak bisa begitu saja dicoret dari daftar persaingan menuju gelar juara. Bagaimana tidak, meski sempat gagal finis di tiga race musim ini, rider tersebut bisa bangkit dalam empat balapan terakhir.

Kebangkitan itu yang menjadi dasar dari kewaspadaan Lorenzo. Sempat unggul lebih dari tujuh puluh poin, saat ini Lorenzo hanya memimpin 52 angka dari Marquez yang tampil konsisten dalam empat race terakhir.

“Marc tetap salah satu favorit juara musim ini. Setelah race di sini, segala kemungkinan masih bisa terjadi. Hal yang pasti, ia bakal menekan hingga akhir. Ia kerap meraih kemenangan sehingga kami harus memberikan perhatian ekstra kepadanya,” jelas Marquez, mengutip dari Autosport.

Marc Marquez juga mengungkapkan telah tampil maksimal saat membalap di Sirkuit Brno pada Minggu 16 Agustus 2015 ia telah berjuang sekuat tenaga, namun sang kampiun pada balapan tersebut yakni Jorge Lorenzo tampil begitu kuat.

Marquez yang memulai balapan dari posisi dua sempat menempel X-Fuera –julukan Lorenzo– di lap-lap awal.
Namun ketika balapan memasuki lap ketiga, Lorenzo sanggup menjaga jarak dengan Marquez hingga unggul dua detik.

Bukannya menempel Lorenzo di putaran selanjutnya, Marquez justru semakin tertinggal.

Meski demikian, Marquez menyatakan bangga bisa finis di posisi dua. Apalagi, Brno diakuinya sebagai salah satu sirkuit yang tak disukainya.

“Saya telah mengeluarkan seratus persen kemampuan saya. Dari awal balapan saya sudah mencoba untuk melewati Lorenzo, namun nyatanya gagal,” jelas Marquez, mengutip dari La Gazzeta dello Sport.

“Saya akui Sirkuit Brno bukan favorit saya. Finis di posisi dua merupakan hasil yang bagus. Sebab, Jorge terlalu kuat di balapan tersebut dan saya sukses menjaga jarak dengan Rossi,” urainya.

berbagai sumber

Exit mobile version