Marc Marquez gelagapan dengan kondisi perubahan Sirkuit Indaianapolis, tempat dimulainya seri kesepuluh lomba MotoGP paruh kedua, setelah istirahat panjang usai sembilan seri di paruh pertama, dan akan mempelajari dengan seksama situasi terakhir trek kesayangannya itu.
Lombas seri kesepuluh MotoGP akan di mulai dari Indianapolis, Amerika Serikat, pada akhir pekan ini.
Marquez menyebut Sirkuit Indianapolis sebagai sirkuit yang sangat spesial. Tak heran memang, mengingat di sirkuit itulah pertama kali Marc Marquez menyelesaikan balapan di atas podium untuk pertama kalinya.
Meski demikian, ia menilai Sirkuit Indianapolis telah memiliki sedikit perubahan. Perubahan tersebut diakui terasa jelas pada bagian treknya.
“Treknya telah berubah sedikit. Tapi, itu masih menjadi sirkuit yang saya suka,” kata Marquez, seperti diberitakan situs resmi MotoGP, Rabu, 05 Agustus 2015.
Marquez mengaku sangat termotivasi untuk kembali membalap setelah beristirahat selama satu bulan dalam jeda paruh musim.
Ia merasa siap mengeluarkan performa terbaik demi meraih hasil semaksimal mungkin.
“Saya kembali dengan lebih fresh, dengan lebih banyak tenaga untuk mencoba dan meningkatkan performa di paruh kedua musim ini,” papar pembalap asal Spanyol itu.
“Kami berjalan ke arah yang benar dengan motor ini, jadi kami hanya butuh kerja lebih keras lagi apabila ingin meraih target saya untuk mengakhiri balapan di atas podium sebelum musim berakhir,” tuntasnya.
Sirkuit Indianapolis yang menjadi tempat favorit bagi Marc Marquez dalam kompetisi MotoGP, namun pembalap yang dijuluki Baby Allien tersebut justru pesimis menghadapi sisa balapan kedepan.
Kevin Schwantz, pebalap legenda MotoGP, kepada “crash” Rabu, 05 Agustus 2015, membeberkan kenapa Valentino Rossi mampu mengatasi Jorge Lorenzo dan Marc Marquez di paruh pertama MotoGP 2015.
Schwantz menilai kekuatan mental adalah faktor utama yang membuat rider berpaspor Italia tampil trengginas sepanjang musim ini.
Kematangan mental pembalap gaek itu bisa dilihat dari keberhasilannya meraih dua dari tiga kemenangannya musim ini. Memulai balapan dari posisi delapan di Grand Prix Qatar dan Argentina, Rossi sanggup mengakhiri race di posisi pertama.
Sementara satu momen di mana juara dunia tujuh kali kelas utama –500 cc dan MotoGP– itu menunjukkan mentalnya saat Lorenzo meraih empat kemenangan beruntun.
Meski X-Fuera –julukan Lorenzo – mencatat hasil gemilang, Rossi tak menyerah dan justru menjadi pembalap yang mampu menghentikan rentetan kemenangan rekan setimnya itu dengan finis pertama di Assen.
“Tentu, mental telah membawanya mengatasi Marquez dan Lorenzo. 90 persen dari isi kepala Rossi adalah mencari cara bagaimana agar tak terkalahkan,” jelas Schwantz seperti mengutip La Gazzeta dello Sport.
“Bahkan ketika Lorenzo lebih cepat darinya dengan meraih empat kemenangan beruntun, ia bisa bangkit dan kembali meraih kemenangan. Sekarang tinggal dilihat bagaimana aksi selanjutnya dalam menangani duel yang bakal kembali diadakan,” urainya.
Saat ini Rossi masih kukuh di puncak klasemen. Lorenzo membuntuti di posisi kedua sementara Marquez masih tertahan di posisi empat.
Dua musim sebelumnya Marc Marquez boleh saja tersenyum lebar. Sang juara bertahan begitu mendominasi kompetisi. Seolah tak ada satu pun pembalap yang mampu menggusurnya dari persaingan meraih mahkota juara.
Akan tetapi, musim ini berbeda untuk rider asal Spanyol tersebut. Marquez seolah kehilangan sentuhan hingga beberapa kali harus gagal meraup poin penuh. Meski menghadapi musim yang kurang mengenakkan, Marquez menilai hal itu sebagai sebuah pengalaman untuk masa depannya.
“Ini akan menjadi pengalaman yang baik untuk saya di masa depan, karena saya masih muda,” ucap Marquez, mengutip dari Marca.
“Saya telah meraih gelar juara dunia sebanyak dua kali. Namun, saya masih harus belajar banyak hal,” tambah Marquez.
Musim ini Marquez tiga kali gagal menyelesaikan balap. Selain itu, perkembangan para rivalnya, seperti duo Movistar Yamaha yakni Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, turut menghambat lajunya. Ditambah lagi bangkitnya Ducati juga menjadi ancaman untuk Marquez.
Marc Marquez, mengalami musim yang kurang mengesankan. Beberapa kali pembalap yang membela panji Tim Repsol Honda itu gagal meraup hasil maksimal.
Dalam pandangan Marquez, hal tersebut wajar terjadi, sebab pembalap tak selamanya dapat berada di puncak performa. Menurut sang pembalap berjuluk The Baby Alien, hal terpenting adalah bisa kembali bangkit ketika terpuruk.
“Tentu saja saya ingin menjadi yang terbaik dan memimpin kompetisi. Tetapi, karier seorang pembalap ada masa pasang-surut. Anda tak bisa memenangkan gelar setiap tahun,” tutur Marquez, mengutip dari Marca.
“Hal terpenting adalah ketika Anda menjalani momen sulit, Anda bisa kembali bangkit, bahkan jauh lebih kuat,” tegas pemilik dua gelar juara dunia MotoGP tersebut.
marca, crash, mocn dan autosport