Valentino Rossi terkena penalti tiga poin, serta harus memulai balapan dari posisi paling buncit pada seri terakhir MotoGP di Valencia. Itu merupakan buntut dari “tendangan” kepada Marc Marquez saat berduel di sirkuit Sepang, Minggu kemarin, 25 Oktober 2015.
Selain Rossi pribadi serta tim Movistar Yamaha, keputusan tersebut juga tidak bisa diterima oleh penggemar rider berjuluk The Doctor. Mereka pun kemudian mengambil langkah konkret untuk membela sang idola.
Penggemar Rossi asal Viginia Water, Inggris, Nicholas Davis berusaha membela Rossi dengan membuat petisi online, di situs Change.org.
Dalam petisi tersebut dia menuntut agar Direktur Balapan, Mike Webb dan FIM mencabut penalti bagi Rossi.
“Hapus penalti buat Rossi dan kembalikan integritas kejuaraan.”
Dalam penjelasannya, Nicholas menyatakan bahwa integritas MotoGP kini layak dipertanyakan. Otoritas balapan dianggap mengabaikan fakta tentang Marquez yang menerapkan taktik kotor buat menekan Rossi.
“Mencermati keputusan yang menyatakan tidak ada aturan buat melarang Marquez melancarkan aksi seperti itu, maka hal tersebut sama saja dengan mengatakan tidak ada aturan untuk melarang pembalap menembak lawannya dengan senapan saat lomba berlangsung. Apakah Anda akan membiarkannya karena itu memang tidak melanggar aturan yang ada?” tulis Nicholas.
Petisi tersebut menargetkan jumlah dukungan sebanyak satu juta orang. Hingga Senin pagi WIB, 27 Oktober 2015, petisi tersebut sudah ditanda tangani sekitar hampir satu juta orang.
Selain itu lmereka juga menggugat integritas direktur balap MotoGP Mike Webb.
Pernyataan dalam petisi juga disampaikan dalam bahasa Spanyol, seolah mengisyaratkan sindiran pada dugaan adanya konspirasi antarpembalap Spanyol.
Ada tudingan bahwa Marc Marquez berusaha menjegal Rossi, untuk membantu Jorge Lorenzo.
Pembalap Honda asal Spanyol itu sudah kehilangan harapan untuk meraih juara dunia musim ini. Namun, Lorenzo masih punya peluang, dengan poin yang hanya sedikit terpaut dari Rossi, rekannya dari Movistar Yamaha.
Rossi sebelumnya menyatakan tuduhannya bahwa Marquez berusaha membantu Lorenzo dalam kualifikasi. Marquez dan Lorenzo berasal dari tim yang berbeda, tetapi negara yang sama, yaitu Spanyol.
Saat balapan di Grand Prix Malaysia, Minggu 25 Oktober, Marquez beberapa kali saling salip dengan Rossi. Pembalap Spanyol itu diduga sengaja memperlambat kecepatan motornya, setiap kali berhasil menyalip Rossi.
Insiden ‘tendangan’ Rossi yang membuat Marquez terjatuh, dinilai tidak pantas. Tapi MotoGP semestinya juga menyelidiki, dugaan adanya taktik kotor untuk menjegal Rossi dalam upayanya merengkuh titel juara kesepuluh
Usai insiden ‘tendangan maut’ Valentino Rossi atas Marc Marquez di seri MotoGP Malaysia, berbagai berita seputar hubungan keduanya banyak beredar. Aksi nakal Rossi kepada Marquez berakibat hukuman, yang bisa menggaglkan ambisi pembalap Tim Yamaha jadi juara musim ini.
Rider beda generasi ini memang punya hubungan cukup baik, namun tidak saat berada di atas lintasan. Terpaut usia yang cukup jauh, Rossi yang sudah berusia 36 tahun, punya jejak fantastis di ajang balap kuda besi dunia.
Dengan segudang prestasinya Rossi jadi banyak idola pembalap muda, Salah satunya adalah Marc Marquez. Marquez adalah salah satu pembalap muda yang sangat mengidolai sosok rider asal Italia ini.
“Valentino merupakan pembalap yang saya jadikan idola. Saya merasa terhormat memiliki kesempatan bersaing dengan dia di lintasan,” kutipan komentar Marquez sebelum musim ini bergulir, dilansir Fashion Times.
“Rasanya sangat istimewa, saya kagum dengan semua yang pernah dia capai. Performa dia hampir selalu kompetitif setiap tahun,” imbuhnya.
Namun siapa sangka, kini Marquez jadi ancaman utama bagi Rossi. Sejak Marquez naik kelas ke MotoGP tahun 2013 lalu, ia langsung membuktikan kapasitasnya sebagai pembalap muda potensial.
Puncaknya terjadi musim ini, dua insiden membuat hubungan Rossi dan Marquez memanas. Yang pertama adalah saat Rossi memotong jalur di seri MotoGP Belanda, bulan Juli lalu.
Kala itu, Rossi melakukan aksi memotong jalan untuk melewati Marquez. Rossi pun menjadi yang tercepat dalam seri tersebut. Hal ini juga membuat Marquez berang. Pembalap asal Spanyol ini pun melontarkan pernyataan yang menyindir Rossi.
“Sekarang kita sudah tahu dan Valentino kembali mengajari kami hal baru, itu artinya dia pintar bukan? Dan kami harus mempelajarinya,” sindir Marquez seperti dikutip Motorcyclenews.com kala itu.
Yang terbaru, insiden yang kembali melibatkan keduanya di seri MotoGP Malaysia kemarin. Rossi tampak menyenggol Marquez saat keduanya saling berdempetan dan sama-sama melakukan manuver.
Hasilnya, Marquez pun tersungkur keluar lintasan dan gagal menyelesaikan lomba. Akibat aksi nakalnya ini, Rossi pun harus rela menerima hukuman penalti 3 poin. Ia juga harus memulai start dari posisi paling buncit di seri terakhir musim ini, MotoGP Valencia.
Dua reaksi berbeda diperlihatkan usai insiden ini. Seperti layaknya jelang laga, kedua pembalap ini saling lempar perang urat syaraf. Rossi menganggap Marquez ingin menjegalnya, dan memuluskan langkah Jorge Lorenzo jadi juara musim ini.
“Saya pikir target Marquez saat itu bukan cuma memenangi balapan, namun juga membantu Lorenzo melaju lebih jauh dan berusaha menghasilkan poin lebih dari saya. Jadi dari sana saya punya kesimpulan bahwa Marquez adalah suporter baru Lorenzo,” sambung Rossi, seperti yang dikutip Crash.
Sebaliknya, Marquez menuding Rossi sengaja menyenggol bagian depan motornya, sehingga hingga terjatuh. Ia juga tak menduga jika Rossi akan melakukan hal ini, dan lebih memilih menyebut Rossi kehilangan lepas kontrol.
“Saya tidak menduga dia akan menurunkan kakinya dan mendorong bagian depan motor saya yang membuat saya kehilangan kendali,” kata Marquez.
“Bagi saya, tak perduli apakah Valentino atau pembalap lain, jika terjadi insiden ini (sengaja menjatuhkan lawan), maka itu tandanya dia lepas kontrol,” tuturnya.
Selanjutnya, masih ada satu seri tersisa di GP Spanyol. Rossi yang punya peluang besar jadi juara dunia, harus membuktikan kapasitasnya meskipun terkena hukuman start dari posisi paling belakang.
“Saya tidak tahu apakah saya sudah kehilangan kesempatan menjadi juara dunia. Tapi sekarang sepertinya sangat sulit,” ucap Rossi, seperti dilansir Crash