Site icon nuga.co

Rossi Yakin Menangkan Banding di CAS

Rossi meyakini bisa memenangkan banding terhadap putusan “directur race mottogp,” yang menghukumnya sebagai “penendang” Marc Marquez hingga tersungkur di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu, 25 Oktober 2015, pekan lalu, dan menyebabkan “The Doctor” dikurangi perolehan poinnya serta harus start dari posisi paling buncit di seri terakhir lomba musim ini di Valencia, Spanyol.

Harapan Rossi bisa memenangkan banding ini mengemuka usai mendapatkan dukungan dari pengacara kawakan Massimiliano Maestretti Lugano.

Rossi dipastikan telah mengajukan banding kepada Pengadilan Arbitrase Olahraga dan Maestretti adalah pengacara yang pernah bekerja di Ferrari serta menjadi sosok yang membalikkan keputusan Federasi Otomotif Internasional ketika mendiskualifikasi Michael Schumacher dan Eddie Irvine di GP Malaysia.

Rossi mengenal Maestretti dari persahabatannya dengan Stefano Domenicali, mantan pemimpin tim balapan Ferrari, ketika ia sempat melirik dunia Formula 1 pada akhir sembilan tahun silam.

Maestretti adalah pengacara yang membuatkan kontrak perjanjian antara Rossi dan Ferrari seandainya The Doctor ingin memulai perjalanannya di F1.

Ketika Federasi Balapan Motor Internasional menolak banding Yamaha di GP Malaysia, Rossi pun kemudian berpaling kepada Maestretti dan mempercayakan kasusnya di CAS.

Diberitakan Gazzetta, tim Maestretti telah mengajukan bukti-bukti yang tidak dilaporkan secara benar kepada Pengawas Pertandingan, yaitu tentang laju Rossi yang diperlambat oleh Marc Marquez.

Bukti-bukti yang diklaim Gazzetta “tidak terbantahkan” ini adalah interpretasi berbeda dari data yang telah dianalisis FIM ketika menolak banding Rossi.

CAS bisa saja mengambil keputusan hanya berdasarkan dokumen yang diajukan oleh tim pengacara Rossi.

CAS memiliki waktu hingga Jumat, 06 November untuk mengambil keputusan, namun bisa dimajukan.

Rossi sendiri akan terjun di balapan terakhir MotoGP di Valencia, 08 November 2015.

Kasus “tendangan” Rossi terhadap Marc Marquez di MotoGP Malaysia, 25 Oktober lalu, kini, tidak hanya membelah opini publik tapi juha menjelma menjadi rivalitas antara Italia dengan Spanyol.

Awal dari rivalitas ini dikemukakan Rossi lewat tuduhan yang mengklaim Marquez sengaja membantu rekan setimnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, dalam perebutan gelar juara dunia MotoGP 2015.

Insiden Rossi dengan Marquez bukan lagi sekedar isu olahraga. Bahkan sudah menyentuh masalah politik setelah kedua perdana menteri kedua negara ikut campur.

“Dalam olahraga sama seperti politik, tidak semuanya memiliki alasan,” kicau Perdana Menteri Spanyol, Mariano Rajoy, melalui Twitter.

Sementara Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, dikabarkan menghubungi Rossi di sela kunjungannya ke Amerika Selatan untuk memberikan dukungan.

Media di negara masing-masing juga menunjukkan dukungan terhadap Rossi dan Marquez. Di Spanyol, sejumlah media terus menyudutkan Rossi dan menganggap tendangan pebalap Movistar Yamaha itu sama seperti sikutan Mauro Tassotti kepada Luis Enrique pada Piala Dunia dua puluh tahun silam.

Media Italia justru melakukan tindakan yang lebih berani.

Dua jurnalis televisi untuk program Le Iene, Stefano Corti dan Alessandro Onnis, justru bersitegang dengan Marquez di rumah sang pebalap di Cervera, Spanyol.

Kedatangan Corti dan Onnis yang diklaim ingin memberikan trofi untuk Marquez berakhir tidak sempurna. Kunjungan Corti dan Onnis justru berujung pada tuntutan hukum dari kedua belah pihak.

Kasus tuduhan penganiayaan ini semakin memanas.
Sekarang giliran dua jurnalis televisi Italia, Stefano Corti dan Alessandro Onnis, yang menempuh jalur hukum.
Seperti dikutip dari Marca, Corti dan Onnis yang bekerja untuk program televisi Le Iene telah menunjuk seorang pengacara untuk menuntut Marquez ke pengadilan.

“Stefano Corti dan Alessandro Onnis telah memerintahkan pengacara mereka untuk mengambil langkah legal terhadap Marc Marquez dan sejumlah kerabatnya atas tindakan penganiayaan, mencederai, memfitnah, dan mencuri,” demikian pernyataan resmi Le Iene.

Le Iene mengklaim pihak Marquez tidak memahami maksud program acara satir yang mereka buat. Corti dan Onnis diklaim hanya ingin berusaha memberikan trofi untuk Marquez.

Pihak Le Iene juga membantah seluruh pernyataan manajer Marquez, Emilio Alzamora, yang mengklaim juara dunia MotoGP 2013 dan 2014 itu adalah korban penganiayaan.

“Pernyataan pihak Marquez tidak terverifikasi. Sang pebalap tidak dihina atau dipermalukan, dan justru dua jurnalis kami yang dihina,” demikian pernyataan resmi Le Iene.

Le Iene berencana mengungkap bukti rekaman insiden di rumah Marquez, Cervera, Spanyol, ke publik besok, Senin, 02 November 2015.

Terdapat dua versi cerita insiden di rumah Marquez. Pihak Marquez mengklaim Corti dan Onnis telah menghina dan berusaha mencekiknya.

Sementara Corti dan Onnis mengklaim mereka diserang Marquez dan sejumlah anggota keluarganya ketika berusaha memberikan sebuah trofi berbentuk alat kelamin laki-laki.

Exit mobile version