Valentino Rossi tak menyembunyikan kegusarannya terhadap hasil tes selama tiga hari di Sirkuit Phillip Island, Australia, pekan lalu.
Untuk mengatasinya, The Doctor mengatakan Yamaha harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja motornya.
Rossi hanya menempati posisi kedua belas pebalap tercepat secara keseluruhan tes di Phillip Island.
Berbicara kepada Crash.net, Rossi mengaku kecewa dengan jalannya tes di Australia. Pebalap yang baru tiga hari lalu berulang tahun ketiga puluh sembilan tahun itu menganggap motornya belum menunjukkan performa maksimal, terutama berkaitan dengan kolaborasi bersama ban Michelin.
“Saya sangat tidak senang dan kami harus berusaha lebih baik lagi. Saya pikir motor ini punya aspek bagus, terutama mesinnya, tapi tentunya tes di Australia lebih sulit daripada di Sepang,” ujar Rossi.
“Saya mengalami masalah dengan ban, terutama ban depan. Tentunya suhu dan kondisi di Australia jauh berbeda. Ban terlalu lembek, tapi itu bukan masalah utama saya.”
Setelah melalui tes di Sirkuit Sepang, Sepang, dan Phillip Island, Rossi tidak menganggap Vinales sebagai ancaman utama di MotoGP musim ini, meski mantan pebalap Suzuki itu mendominasi hasil tes.
“Jika Anda cek catatan waktu lebih mendalam, maka Marc Marquez adalah yang tercepat. Jadi, saya pikir Marquez adalah pebalap yang harus dikalahkan musim ini,” ucap Rossi.
Valentino Rossi dinilai wajar jika mendapat hasil buruk di sesi pramusim
Manajer Movistar Yamaha, Maio Meregalli, mengatakan sang pebalap itu sudah mencoba berbagai hal hingga akhirnya kelelahan.
Rossi mengakhiri tes pramusim di Sirkuit Phillip Island, Australia, pekan lalu dengan berada di peringkat sebelas.
Sebelumnya di hari pertama ia berada di posisi dua dan kemudian melorot ke posisi delapan di hari kedua.
Hal yang sama juga dialmi Rossi di tes Sepang, Malaysia.
Ia mengalami sakit kepala pada hari pertama, kemudian di hari kedua berada di posisi empat dan merosot satu peringkat pada hari terakhir.
Raihan itu sangat berbeda dengan Maverick Vinales yang tiga kali jadi yang tercepat di Sepang dan Phillip Island.
Meregalli menyatakan bahwa hal itu lebih disebabkan karena Rossi kelelahan.
“Dibandingkan alasan lainnya, ia kelelahan. Rossi mencoba berbagai pengaturan untuk menyimpan ban belakang agar tidak aus dan pada akhirnya ia menyerah, ia merasakan efek usianya,” ucap Meregali seperti dikutip dari GP One.
Meregalli menegaskan ia dan Yamaha tidak khawatir dengan situasi Rossi yang melorot di Australia. Ia menyebut faktor sirkuit Phillip Island juga berpengaruh pada kinerja pebalap yang baru saja berulang tahun ke-38 tersebut.
“Vale tidak membuat kami khawatir, ia mencoba berbagai hal dan pada akhirnya beberapa hal bekerja dengan baik. Ia hanya kelelahan secara fisik,” ucap Meregalli.
“Pada akhirnya, sirkuit itu memang aneh, karena berbagai hal yang Anda coba hanya cocok di lintasan itu. Secara umum kami puas dan kekecewaan kami hanya soal rangka motor. Maverick telah mengangkat beban dari pundak kami.”
Ketika ditanyai lagi apakah Yamaha risau hanya Vinales yang bisa menghadang sang juara bertahan Marc Marquez musim ini, Meregalli hanya menjawab singkat: “Kejuaraan baru dimulai Maret nanti.”
Rossi juga tidak pernah jadi yang tercepat ketika di Sepang.
Ia mengalami sakit kepala pada hari pertama, kemudian di posisi empat di hari kedua dan merosot satu peringkat pada hari terakhir.
Hasil yang didapatkan Rossi ini sangat kontras jika dibandingkan dengan Vinales yang pada musim ini baru pertama kali menjajal motor M1.
Vinales tiga kali jadi yang tercepat pada tes di Sepang dan Phillip Island, serta mencatatkan waktu terbaik di tes Valencia.
Vinales sendiri tak mau buru-buru memberikan vonis bahwa performa buruk Rossi akan menjadi penanda sang pebalap Italia akan menjalani musim yang semenjana.
“Saya tak yakin soal Rossi, saya melihatnya mencoba-coba banyak hal pekan ini. Saya lebih memilih berkonsentrasi dengan motor saya dan membangun kepercayaan diri,” kata VInales seperti dikutip dari GP One.
Sementara itu, Rossi menyatakan bahwa dirinya juga tidak puas dengan hasil yang ia dapatkan di Australia.
“Kami bekerja keras dan mencoba banyak hal, terutama untuk mencari kecepatan yang lebih baik dengan ban yang sudah terpakat. Tapi sejujurnya, saya tak benar-benar puas,” tutur Rossi.
“Saya menyelesaikan banyak sekali putaran dan pada akhirnya saya lelah dan bahkan tak berusaha mendapatkan waktu tercepat.”