Dua hari menjelang lomba seri keenam belas MotoGP di Philip Island, Australia, Jumat, 16 Oktober 2015, hubungan Valentino Rossi dengan rekan satu timnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo, memanas tapi tidak merusak kondisi tim masing-masing.
Balapan MotoGP musim ini hanya meninggalkan tiga lomba masing-masing di Philip Island Circuit, akhir pekan ini, dan kemudian dilanjutkan ke Sepang Circuit, Malaysia, dan ditutup di Valencia Spanyol.
Jarak antara satu lomba dengan lomba lainnya hanya satu pekan.
Minggu lalu, 11 Oktober 2015, balapan MotoGP berlangsun g di Motegi Circuit, Jepang, dengan Dani Pedrosa sebagai pemuncak dan Rossi di runner up. Jorge Lorenzo yang sejak sesi latihan bebas hingga kualifikasi mendominir lomba finis di posisi tiga dan makin melebarkan jarak perolehan angkanya hingga delapan belas dengan Rossi.
Rossi dan Lorenzo bersaing untuk memperebutkan juara musim ini setelah harapan Marc Marquez kandas dalam balapan terakhir di Motegi.
Jelang tiga seri terakhir MotoGP musim ini, hubungan Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo jadi salah satu hal yang membuat penasaran. Rossi dan Lorenzo menyadari bahwa kondisi di antara keduanya tengah menegang namun semuanya tetap berada di bawah kontrol.
Seperti ditulis “crash,” Jumat, 16 Oktober 2015, dengan menyisakan tiga seri lagi, hanya Rossi dan Lorenzo yang masih memiliki peluang untuk menjadi juara dunia musim ini.
Lantaran sama-sama berasal dari Yamaha, tentunya banyak yang penasaran bagaimana rivalitas Rossi-Lorenzo di akhir musim ini memengaruhi hubungan mereka sehari-harinya.
“Saya senang dengan pertanyaan itu. Kami sama-sama memiliki buku diary yang menceritakan bagaimana hubungan kami namun kami akan merahasiakannya hingga akhir musim,” kata Rossi bergurau saat mendapat pertanyaan tentang hubungannya dengan Lorenzo dikutip dari Crash.
Setelah melontarkan candaan, Rossi pun kemudian menjawab pertanyaan itu dengan lebih serius.
Menurut Rossi, rivalitas dalam perburuan gelar juara dunia akan selalu memunculkan situasi yang sulit.
“Kami berasal dari tim yang sama dan kami sangat fokus pada performa kami masing-masing. Di saat bersamaan, kami juga saling menghormati.”
“Karena itu saya rasa situasi yang ada masih kondusif. Memang benar bahwa kami saat ini bersaing ketat dalam duel yang sulit dan panas namun semua itu masih normal,” tutur Rossi.
Sama halnya dengan Rossi, Lorenzo pun mengakui bahwa hubungannya dengan Rossi saat ini memang memanas, namun semua itu hanya terkait rivalitas di lintasan pada sisa musim ini.
“Hubungan kami baik-baik saja. Kami adalah dua juara dunia yang tahun ini memiliki ambisi dan peluang yang sama.”
“Tensi hubungan kami memang agak menegang seiring rivalitas yang ada namun itu semua normal dan tidak ada masalah yang lebih serius dari itu,” kata Lorenzo.
Bagi Lorenzo, hubungan panasnya dengan Rossi hanya akan ada hingga musim ini berakhir.
“Situasi yang sama seperti ini juga akan terjadi dengan pebalap lainnya seperti Dani Pedrosa, Marc Marquez, dan lainnya bila kami berada dalam perburuan menjadi juara dunia.”
“Karena itu saya sangat yakin bahwa setelah balapan musim ini selesai, hubungan kami akan lebih mencair seperti sebelumnya,” kata Lorenzo.
Walau pun telah menutup peluang meraih predikat juara duo pebalap Repsol Honda, Dani Pedrosa dan Marc Marquez masih bersemangat menghadapi tiga balapan tersisa dan akan “mengganggu” jalannya lomba di tiga seri terisa.
“Kami berhasil mendapatkan hasil yang bagus di Motegi dan kondisi saya saat ini sangat bagus dan kami memiliki momentum yang sangat baik jelang GP Australia ini,” ucap Pedrosa seperti dikutip dari GP Update.
Pedrosa berharap dirinya bisa tampil baik di Philip Island sejak babak kualifikasi berlangsung.
“Sirkuit Philip Island akan sangat sulit karena cuaca yang ada di sana. Kami harus bekerja keras untuk mendapatkan posisi bagus pada start nanti.”
“Kami akan berjuang keras dan berharap bisa kembali berdiri di podium,” tutur Pedrosa yang sempat absen di tiga seri MotoGP musim ini.
Serupa dengan Pedrosa, Marquez juga menegaskan ambisinya untuk tampil bagus di seri Australia.
“Hasil yang kurang bagus di Jepang, namun juga tidak terlalu buruk mengingat lengan saya baru saja dioperasi,” kata Marquez yang finis di posisi keempat di Motegi.
“Saya rasa kami akan mendapatkan hasil yang lebih baik di Philip Island. Saya sudah tak sabar untuk segera memulai perlombaan karena Philip Island adalah salah satu sirkuit favorit saya,” ujar Marquez
Spekulasi lain juga beredar di sisa tiga seri MotoGP ini. Karena sama-sama berasal dari Spanyol, Pedrosa dan Marquez memiliki tanggungjawab “membantu Jorge Lorenzo
Munculnya rumor ini berasal dari Lorenzo yang pernah berkata kalau dirinya butuh bantuan untuk bisa menyusul Valentino Rossi di puncak klasemen MotoGP.
Karena sama-sama dari Spanyol, adakah bantuan itu datang dari Dani Pedrosa?
“Jarak delapan belas poin adalah jumlah yang banyak, tapi jika saya memenangi seluruh balapan dan ada pebalap lain yang finis di antara saya dan Valentino, saya masih bisa memenangi kejuaraan ini,” ucap Lorenzo usai finis ketiga di MotoGP Jepang.
Secara matematis, peluang Lorenzo menyalip poin Rossi dan menjadi juara dunia musim ini masih terbuka lebar. Tapi syaratnya tidak mudah: Lorenzo harus menyapu bersih kemenangan di tiga balapan tersisa, sementara Rossi tidak finis sebagai runner up di jumlah balapan yang sama.
Malang buat Loreno karena Rossi jadi pebalap paling konsisten di musim ini dengan cuma dekali finis di luar podium. Karena itulah Lorenzo butuh bantuan dari pebalap lain untuk menjaga Rossi berada jauh di belakang saat dia mengincar kemenangan.
Salah satu pebalap yang punya potensi melakukannya adalah Pedrosa. Rider Repsol Honda itu tampil oke di dua balapan terakhir dengan masing-masing jadi runner up dan juara. Apalagi Pedrosa juga berasal dari Spanyol. Tapi maukah Pedrosa melakukannya?
“Mereka yang berdua menjalani dan sekarang saya akan memilih diam. Saya menunggu siapa yang bisa menguntungkan saya,” sahut Pedrosa sambil tertawa.
“Sulit untuk dikatakan siapa yang akan menang. Mereka bedua menjalani musim yang hebat dan saya pikir mereka berdua layak mendapatkannya. Sulit untuk menjawab siapa pebalap Yamaha yang saya dukung untuk bisa menang, tapi kini cuma mereka yang memainkan persaingan itu,” lanjut Pedrosa di Marca.
“Saya netral karena saya bisa belajar dari situasi seperti ini. Ada tiga balapan di mana Lorenzo sangat tangguh dan dia terbukti sangat cepat di lintasan kering. Tapi Valentino memanfaatkan momentum yang dia punya dan itu bisa mengantar Anda menjadi juara dunia,” tuntas Pedrosa.