Jelang balapan MotoGP Jerman, pebalap Yamaha Valentino Rossi terbuka menerima kritikan atas hasil buruk yang didapatnya pada ajang MotoGP musim ini.
Rossi kembali sial di MotoGP Belanda. Pebalap gaek itu gagal finis setelah terjatuh dan menabrak Takaaki Nakagami di tikungan delapan pada lap kelima.
Kegagalan finis di Belanda merupakan yang ketiga beruntun bagi Rossi. Sebelumnya, The Doctor gagal finis di GP Italia dan GP Catalunya. Rossi menabrak Joan Mir di Mugello dan gagal menghindari sepeda motor Jorge Lorenzo di Catalunya.
Tiga kali gagal finis secara beruntun membuat Rossi tertinggal 88 poin dari Marc Marquez di puncak klasemen jelang MotoGP Jerman. Kondisi itu membuat peluang Rossi menjadi juara dunia MotoGP sangat kecil.
Belakangan Rossi dan rekan setimnya di Yamaha, Maverick Vinales, mengkritik pihak Yamaha yang tidak mampu membuat sepeda motor
Namun pada balapan di MotoGP Belanda, Rossi justru menjadi satu-satunya pebalap Yamaha yang terpuruk. Vinales berhasil menjadi pemenang di Assen, pebalap Yamaha Petronas Fabio Quartararo merebut podium ketiga, sedangkan Franco Morbidelli (Yamaha Petronas) berhasil finis di posisi kelima.
Dalam wawancara dengan GP One, Rossi mengaku terbuka menerima kritikan. Mantan pebalap Honda dan Ducati itu siap disalahkan jika benar menjadi penyebab Yamaha tidak mampu bersaing di MotoGP .
“Masalah bisa karena pebalap [saya]. Bisa ya, bisa tidak. Saya pikir ini situasi yang luas untuk dijelaskan. Tapi, Yamaha sangat kuat di sini Di Barcelona kami meraih satu podium, di sini kami meraih dua podium. Kami harus meluruskan masalah yang ada,” ujar Rossi.
Pernyataan Rossi kemudian diperkuat Morbidelli. Jebolan VR46 Academy itu membuka kemungkinan gaya membalap dirinya dan Rossi tidak cocok dengan sepeda motor M1, karena kedua pebalap itu selalu kesulitan di saat yang bersamaan.
“Saya dan Rossi punya gaya membalap yang sama, jadi mungkin ya [karena masalah pebalap]. Ketika Rossi merasakan masalah, saya juga merasakannya. Tapi, saya berharap kami bisa tampil lebih cepat di balapan selanjutnya,” ujar Morbidelli yang kalah empat belasw detik dari Vinales di Assen, dikutip dari Crash.
Namun begitu Rossi masih tetap jadi pebalap nomor satu tim pabrikan tersebut meski tiga kali gagal finis secara beruntun di MotoGP
Rossi tidak mampu mendulang angka di tiga seri berurutan, yaitu di MotoGP Italia, MotoGP Catalunya, dan MotoGP Belanda. Padahal tiga seri tersebut merupakan tiga seri yang jadi favorit Rossi.
Namun hal tersebut tidak menggoyahkan status Rossi sebagai pebalap terbaik Yamaha di MotoGP musim ini. The Doctor saat ini ada di peringkat kelima dengan nilai tujuh puluh dua poin.
Meski masih jadi pebalap nomor satu Yamaha, jarak Rossi dengan Fabio Quartararo dan Maverick Vinales makin rapat. Quartararo ada di peringkat keenam dengan catatan enam puluh tujuh poin sedangkan Vinales ada di posisi ketujuh
Saat Rossi gagal finis, Quartararo dan Vinales sendiri justru tampil apik. Quartararo berhasil naik podium dalam dua seri terakhir sedangkan Vinales mampu memenangkan balapan MotoGP Belanda akhir pekan lalu.
Vinales sendiri mengakui bahwa dirinya masih harus mewaspadai Rossi meski pebalap itu gagal finis di tiga seri terakhir.
“Saya akan coba untuk terus melanjutkan dengan pendekatan mentan yang sama. Kemenangan adalah hasil dari kerja tim yang bagus.”
“Namun saya bukan pebalap nomor satu di Yamaha. Sosok Valentino Rossi sangat besar. Kalian tidak akan pernah bisa menganggap remeh dirinya. Mungkin saja dia bisa meraih kemenangan di Jerman,” ucap Vinales dikutip dari Tuttomotoriweb.
Sebelum balapan MotoGP Belanda digelar, Rossi menyadari bahwa peluang untuk ikut dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP 2019 sudah nyaris tertutup.
Pada musim ini, Marc Marquez tampil solid di berbagai kondisi trek. Saat tampil di MotoGP Belanda, Marquez sendiri tidak menunjukkan catatan impresif di latihan bebas namun berhasil menyudahi balapan sebagai runner up.
Sementara itu, pengamat MotoGP Carlo Pernat menilai kegagalan Valentino Rossi disebabkan karena masalah di dalam tim.
Rossi mengalami kegagalan finis dalam tiga seri terakhir di MotoGP. Yang paling terkini, Rossi menabrak Takaaki Nakagami dalam balapan MotoGP Belanda yang berlangsung di Sirkuit Assen.
Pebalap yang pernah berjaya dengan tujuh gelar juara dunia MotoGP itu kini semakin jauh tertinggal dari Marc Marquez di klasemen sementara.
Menurut Pernat hasil yang didapat Rossi benar-benar berkebalikan dari capaian Maverick Vinales, Fabio Quartararo, dan Franco Morbidelli yang mampu mengakhiri MotoGP Belanda di posisi lima besar dengan motor Yamaha
Hari yang kelam bagi Rossi dan ada tiga hipotesis. Yang pertama Vale mendekati akhir karier, yang kedua masalah pada sepeda motor, sedangkan yang ketiga diwakili oleh tim. Saya tidak melihat Rossi ada di akhir karier karena dia bisa meraih poin dan saya pikir bukan karena Yamaha juga berdasarkan hasil dari tiga pebalap di Belanda,” jelas Pernat dikutip dari GPOne.
“Dalam titik ini, ada sebuah masalah tim dan Rossi harus berpikir keras dan memutuskan langkah yang akan diambil. Ini akan menjadi keputusan yang sulit, tapi harus dia ambil, atau dia tidak akan kembali seperti dia sebelumnya,” sambung sosok yang pernah menjadi manajer di dunia balap motor tersebut.
Pria asal Italia itu seolah menegaskan pendapatnya setelah MotoGP Italia ketika Rossi gagal finis lantaran terjatuh. Ketika itu Pernat menyebut The Doctor belum habis, namun menyebut tim Yamaha tidak memiliki panduan untuk melangkah.
Usai MotoGP Belanda, Pernat juga menyebut persaingan gelar juara akan diwarnai rivalitas antara Marquez dan Quartararo di saat Ducati tampil tidak stabil bersama Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci.