Valentino Rossi tak peduli dengan keributan para pengamat tentang makin tertutupnya peluangnya menjadi juara dunia bila Marc Marquez juara di Motegi Jepang dan ia tercampak ke posisi enam belas.
“Saya tak pernah peduli dengan analisa itu. Saya akan tetap bertarung hingga seri terakhir,” ujar Rossi seperti ditulis “crash,” Rabu, 12 Oktober 2016.
Rossi kini ketinggalan lima puluh dua poin dari Marquez menjelang balapan di MotoGP Jepang, Sirkuit Motegi.
Para pengamat memperkirakan pekan ini Marc Marquez punya peluang besar untuk mengamankan gelar juara dunia.
Pada empat seri tersisa, termasuk GP Jepang pada, masih ada seratus poin yang diperebutkan para pebalap.
Artinya, kemenangan di Sirkuit Twin Ring Motegi nanti bisa membuat Marquez memastikan gelarnya di hadapan para penggila balapan MotoGP, Jepang yang juga rumah buat Repsol Honda.
Ini dengan catatan, Rossi finis di posisi empat belas atau lebih buruk dan Jorge Lorenzo tidak naik podium.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, Marquez tetap menilai langkahnya menjadi juara dunia tak bisa diambil dengan mudah.
“Kami memasuki periode tiga terberat musim ini karena ada tiga balapan berturut-turut di zona waktu yang berbeda dengan kondisi yang berbeda.”
“ Jadi kami harus bisa menangani semuanya dengan tenang dan fokus pada tujuan yang sama hingga akhir musim,” ungkap Marquez dikutip dari MotoGP.com.
“Grand Prix Jepang ini penting buat kami karena ini adalah balapan rumah kami dan satu dari beberapa tempat di mana kami punya banyak kenangan besar, seperti saat kami meraih gelar di dua tahun lalu,” tambah Marc.
Di sisi lain, Motegi disebut Marquez sebagai sirkuit yang menantang buat Honda.
Jika di Aragon Marquez bisa bergerak agresif, maka di Motegi ia bertujuan untuk meminimalisir kehilangan poin.
“Tetapi kami akan mendekatinya dengan mentalitas terbuka dengan tujuan untuk hasil terbaik dan siap untuk beradaptasi dengan keadaan,” katanya.
Setelah memulai debutnya di dunia balap MotoGP pada tiga tahun lalu, Marquez belum sekalipun mencicipi kemenangan di Sirkuit Motegi
Meskipun hanya mampu duduk sebagai runner up pada dua musim di Motegi, Marquez, pebalap yang berjuluk Baby Alien, itu tampil sebagai pemuncak klasemen dan menjadi juara dunia di dua musim berturut.
Ia juga menjadi pebalap termuda yang menjadi juara dunia MotoGP.
Pengamat memastikan MotoGP musim ini bisa jadi kembali berakhir mengecewakan bagi Valentino Rossi, namun pebalap asal Italia itu berusaha untuk tetap semangat menjalani empat seri tersisa.
Selisih poin yang besar dengan Marquezt membuat Rossi sulit untuk jadi juara dunia musim ini.
Namun hal itu tak sepenuhnya membuat semangat dalam diri Rossi padam.
Juara dunia kelas primer Grand Prix tujuh kali itu tetap antusias menyambut gelaran tiga seri beruntun.
“Untuk menjadi juara dunia musim ini terbilang sulit, namun penting bagi saya untuk tetap mencatat perlombaan yang bagus karena masih ada pertarungan perebutan posisi kedua melawan Jorge Lorenzo,” ujar Rossi seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.
Lantaran hal itulah Rossi mempersiapkan diri dengan baik dan bertekad tampil maksimal di tiga seri yang ada di depan mata.
“Saya berada dalam kondisi baik. Kami siap untuk menghadapi tiga seri beruntun.”
“Ini adalah waktu tersibuk yang ada sepanjang gelaran MotoGP musim ini,” kata Rossi.
Pada musim ini Rossi sejatinya tampil kompetitif dalam persaingan melawan Marquez. Namun ia tiga kali mengakhiri balapan tanpa poin di tangan dan hal itulah yang akhirnya memberikan perbedaan besar antara dirinya dengan Marquez.
“Saya terlalu banyak membuang poin di paruh pertama musim ini,” kata Rossi mengakui
Sementara itu, juara bertahan MotoGP, Jorge Lorenzo, memiliki target ambisius di dua musim memperkuat Ducati
Lorenzo ingin mengulangi sukses Casey Stoner yang mampu memberikan gelar juara dunia MotoGP untuk Ducati.
Lorenzo menjadi upaya teranyar Ducati untuk merebut gelar juara dunia MotoGP. Sejak era MotoGP dimulai, hanya Stoner yang mampu mempersembahkan gelar juara dunia untuk Ducati pada sembilan tahun silam.
Ducati sudah melakukan segala upaya untuk kembali merebut gelar juara dunia.
Berbicara kepada situs resmi MotoGP, Lorenzo mengaku tidak merasakan tekanan bergabung dengan Ducati. Juara dunia MotoGP tiga kali itu optimistis bisa menjadi juara dunia kedua MotoGP bersama Ducati.
“Saya tidak merasakan tekanan besar. Saya percaya salah satu poin terkuat saya adalah adaptasi, beradaptasi cepat dengan motor. Kita lihat nanti apakah saya bisa tampil cepat dengan motor Desmosedici,” ujar Lorenzo.
“Tentunya tantangan terbesar adalah memenangi gelar juara dunia menggunakan sepeda motor yang hanya Stoner yang bisa menang. Saya yakin saya bisa membuat sejarah dan melakukannya.”
Kepercayaan diri Lorenzo bisa meraih sukses bersama Ducati muncul karena kehadiran direktur umum Gigi Dall’Igna.
Pebalap asal Spanyol itu yakin Dall’Igna adalah satu-satunya orang yang mampu mendobrak dominasi tim-tim pabrikan asal Jepang: Yamaha, Honda, dan Suzuki.
“Tantangan terberatnya adalah, orang-orang akan berpikir saya bisa menjadi juara dunia dengan motor ini, dan saya pikir saya datang ke Ducati di waktu yang tepat,” ucap Lorenzo.
“Jika Anda ingin memperkuat Ducati, ini adalah momen yang tepat, karena Dall’Igna adalah satu-satunya orang yang bisa melawan tim pabrikan Jepang,” sambungnya.