Valentino Rossi kembali mengulang penegasannya bahwa ia tidak bereluang menjuarai MotoGP musim ini usai jeblok di posisi tujuh di Red Bull Ring Cirkuit, Austria, Minggu lalu.
Rossi yakin sekali kesempatan itu sudah mengecil saat melihat posisi klasemen plus kesulitan yang akan ia hadapi di sisa balapan.
Rossi hanya menempati posisi tujuh MotoGP Austria dan terpaut tiga puluh tiga angka dari pimpinan klasemen Marc Marquez
Selain itu Rossi juga mesti memikirkan dua pembalap lain yang berada di atasnya, Andrea Dovizioso dan Maverick Vinales.
Pertimbangan lain Rossi adalah keterpurukan Yamaha pada paruh kedua balapan.
Kuda besi YZR-M1 cenderung melemah di tengah pertarungan.
Rossi memberi contoh pada MotoGP Austria.
Sempat menduduki posisi empat, dia kemudian tercecer di urutan tujuh.
“Peluang jadi juara sangat berat. Selisih semakin lebar. Tidak hanya itu, kami juga lemah di beberapa trek. Sebaliknya, Honda tahun ini begitu kuat,” kata Rossi, dilansir Crash. “Yamaha mesti perbaiki keadaan ini, terus bekerja keras dan mencoba lebih baik di seri berikutnya.”
Dengan koleksi sembilan gelar juara dunia, tujuh di antaranya pada kelas utama, kesempatan Rossi mengejar sebenarnya sangat di musim ini
Namun begitu berbagai masalah muncul.
Masalah ban masih menghantui Valentino Rossi selama menjalani balapan di MotoGP Austria,
Akibatnya, juara dunia tujuh kali di kelas elite MotoGP harus puas berada di peringkat ketujuh .
Kesalahan fatal yang dilakukan Rossi adalah memilih menggunakan ban belakang dengan senyawa keras di Sirkuit red Bull Ring.
Pembalap Yamaha itu pun akhirnya merasakan penurunan besar pada bagian ban Michelin.
Pemilihan ban itulah yang kurang memberikan hasil maksimal. Setelah lap dua belas ban belakang mulai aus dan Rossi memilih untuk tidak mengambil risiko.
“Ini adalah balapan yang sulit bagi saya, juga Maverick bahkan seluruh tim. Kami berharap lebih cepat dan lebih kuat,” sesal Rossi seperti dikutip dari Autosport, Senin (14/8/2017).
“Saya pikir kami telah melakukan hal yang maksimal. Kami tidak menyesal pada set-up dan pemilihan ban, karena saya kuat di lap pertama. “
“Kami bekerja untuk tidak menghancurkan ban belakang. Tapi setelah lap 12 saya mengalami penurunan besar dari ban belakang dan saya harus melambat lantaran motor sulit untuk dikendarai. Saya juga melakukan satu kesalahan dalam pengereman, tapi bagaimanapun saya lambat,” kata Rossi.
Rossi menekankan kesengsaraan yang dihadapinya lantaran tim Yamaha terlalu fokus untuk mencari solusi terkait penggunaan ban belakang. Itu berbanding terbalik dengan cara kerja kompatriot yakni Honda dan Ducati.
“Tahun ini masalah ini sering terjadi. Kami telah bekerja keras dan mencoba di beberapa balapan. Tapi ketika kami menderita seperti ini, sangat sulit karena paruh kedua balapan kami tidak cukup kuat,” ujar Rossi.
Valentino Rossi kerap mengeluh kepada Yamaha tentang motor YZR-M1 yang ditungganginya di MotoGP 2017. Dia telah memberi tahu bagian mana yang harus diperbaiki dari kuda besi itu.
Sementara itu pengamat MotoGP, Paolo Beltramo, pun menyarankan agar Yamaha mendengarkan keluhan Rossi jika tidak ingin kalah dari para kompetitor.
“Mungkin kegagalan Yamaha selama ini karena mereka kurang mendengarkan Rossi. Faktanya keadaan ini terus berlanjut, tapi tampaknya Rossi tetap percaya diri dan tenang menghadapinya,” ujar Beltramo dikutip dari Tuttomotoriweb).
Rossi dan Maverick Vinales kerap kali mengalami masalah ketika menunggangi motor YZR-M1 pada MotoGP 2017.
Kedua rider tersebut sempat kesulitan ketika melakoni balapan MotoGP Belanda dan Jerman karena motor Yamaha yang tak impresif.
Namun, Beltramo menyebut kondisi buruk motor Yamaha musim ini sedikit tertutupi dengan performa impresif Rossi dan Vinales. Baik Rossi dan Vinales saat ini masih memiliki peluang besar menjadi juara dunia MotoGP musim ini.
“Dengan empat kemenangan, tiga podium kedua, dan tiga kali raihan podium ketiga membuat Yamaha saat ini menjadi kandidat terkuat untuk menjadi juara dunia,” sambungnya.
Valentino Rossi sejatinya telah mengeluhkan performa motor Yamaha
Namun, tim yang bermarkas di Iwata tersebut tak memberikan tanggapan karena melihat performa Vinales yang impresif di awal musim.
Jelang paruh musim, Yamaha kemudian memberikan sasis baru untuk Valentino Rossi dan Maverick Vinales.
Hasilnya, Rossi mulai tampil impresif dengan finis pertama pada MotoGP Belanda dan kelima saat balapan MotoGP Jerman.
Namun, sasis baru justru membuat Vinales melempem dengan gagal finis di Sirkuit Assen.