Ayah Valentino Rossi, Graziano yakin bahwa The Doctor belum kehilangan motivasi dan semangat untuk terus bersaing di ajang MotoGP.
Masa depan Rossi di Yamaha dan MotoGP mulai jadi pertanyaan seiring komentar Lin Jarvis yang menyatakan Rossi tak lagi jadi bagian dari proyek masa depan tim tersebut.
Bagi Graziano, Rossi tidak pernah kehilangan semangat dan motivasi untuk bersaing di level elite MotoGP. Graziano menyatakan bahwa Rossi tidak pernah memusingkan rumor-rumor tersebut.
“Vale tidak pernah memedulikan rumor tersebut, karena seperti biasanya, dia tidak pernah menyimak apapun yang bakal membuatnya khawatir,” ucap Graziano kepada Gazzetta, seperti dikutip dari Fox Sports.
Graziano menegaskan bahwa kondisi fisik Rossi tidak banyak mengalami penurunan sehingga faktor fisik tidak akan jadi masalah utama.
“Dia dalam kondisi fisik yang hebat. Mungkin kalian khawatir karena ada sejumlah masalah dalam beberapa waktu terakhir.”
“Namun dia tidak dalam kondisi minim motivasi. Dia tidak akan pernah berada dalam kondisi itu,” tutur Graziano.
Rossi saat ini masih ada di posisi keenam dengan nilai 80 poin. Rossi hanya sanggup dua kali naik podium dan tiga kali gagal finis di sembilan seri awal MotoGP
Sementara itu pengamat MotoGP Carlo Pernat menilai Valentino Rossi masih memiliki nilai penting di lintasan MotoGP. Selain masih mampu membalap, Rossi juga masih laku untuk dijual.
Performa Rossi yang menurun dalam balapan MotoGP menuai sorotan. Usia Rossi yang sudah mencapai empat puluh tahun lantas dituding sebagai penyebab kemunduran sang mantan juara dunia.
Bahkan bos Yamaha Lin Jarvis mengakui tidak melihat masa depan bersama Rossi. Jarvis mengatakan tingkat ketergantungan tim berlambang garpu tala itu telah berubah.
Namun Pernat tidak menilai ada yang berubah dari Rossi. Pernat masih berpendapat mantan pebalap Honda dan Ducati itu bisa bersaing dan memiliki daya tarik.
“Saya tidak percaya dengan hal ini. Saya percaya Valentino akan membalap dengan Yamaha sampai akhir kontrak, dia begitu penting sebagai pebalap dan memiliki citra untuk pemasaran,” kata Pernat dikutip dari tuttomotoriweb.
“Jika Jarvis mengatakan hal tersebut maka itu gila, tetapi saya tidak percaya dia mengatakannya,” sambung Pernat.
Fakta Rossi baru meraih delapan puluh poin dalam paruh pertama, dan menjadi capaian terburuk Rossi di MotoGP, tidak melunturkan kepercayaan Pernat bahwa The Doctor memiliki kemampuan yang dapat diandalkan.
“Dia memiliki kepercayaan diri tinggi dan ini tidak berubah. Dia membutuhkan rekan-rekan, jalan hidupnya. Setiap hari dia berlatih ratusan kilometer bersaing dengan pebalap-pebalap muda,” terang Pernat.
“Kita membutuhkan Valentino di Paddock. Beruntung dia masih memiliki kontrak satu tahun, meskipun belakangan kita membaca banyak keanehan dan juga pernyataan dari Lin Jarvis,” ucapnya.
Dengan 80 poin, Rossi kini menempati peringkat keenam. Kendati sempat menduduki posisi runner-up di MotoGP Argentina dan Amerika Serikat, Rossi empat kali finis di luar peringkat tiga besar dan tiga kali gagal menyelesaikan balapan
Selain itu bos Yamaha Lin Jarvis mengakui mereka tidak lagi memiliki masa depan bersama pebalap veteran Valentino Rossi.
Kontrak Rossi sendiri bersama Yamaha hingga tahun depan
Sejauh ini, Rossi hanya mampu meraih dua podium dalam sembilan seri di MotoGP 2019. Pebalap asal Tavulia Italia itu bahkan belum satu pun menang sejak MotoGP Belanda dua musim lalu
“Dengan segala hormat kepadanya, masa depan Yamaha di MotoGP tidak lagi berjalan dengan Rossi. Dia bisa berada di sini dan bersaing untuk satu, dua, atau tiga tahun, tapi tingkat ketergantungan kami kepadanya telah berubah,” ujar Jarvis seperti dikutip dari Marca.
Yamaha disebut-sebut mulai memikirkan pebalap lain untuk menggantikan sosok Rossi sebagai pebalap andalan mereka demi meraih gelar juara MotoGP.
Jarvis juga menyebut situasinya sekarang amat berbeda dibandingkan ketika The Doctor meninggalkan Yamaha ke Ducati
“Itu suatu hal yang berbeda karena pada saat itu [Rossi ke Ducati] dia marah kepada kami,” terang Jarvis.
Menginjak 40 tahun, Rossi dinilai sudah tak lagi mampu bersaing dengan pebalap-pebalap yang jauh lebih muda dari dirinya.
“Kejayaannya bersama Yamaha sudah selesai. Yamaha akan tetap maju tanpanya, tanpa sang presiden, dan tanpa saya. Semua perusahaan pasti akan melalui masa-masa transisi.”
“Yamaha yang memiliki sekitar tujuh puluh ribu pekerja, bukan sebuah pengecualian. Hal ini tidak berarti Vale [Rossi] sudah tak penting. Saya harap dia masih bisa menjadi duta bagi perusahaan ini,” kata Jarvis.