Valentino Rossi melalui paruh musim MotoGP musim ini dengan catatan terburuk dalam dua dekade terakhir.
MotoGP musim ini telah memasuki paruh musim usai sembilan race. Pada seri balapan di Jerman, , Marc Marquez jadi juara. Sementara itu, Rossi finis kedelapan.
Dalam sembilan balapan perdana, Rossi belum mencatat satupun kemenangan. The Doctor hanya meraih dua kali podium kedua di MotoGP Argentina dan Amerika Serikat.
Sisanya Rossi finis kelima di MotoGP Qatar dan Prancis, keenam di Spanyol, kedelapan di Jerman, dan sisanya gagal finis di Italia, Catalunya dan belanda.
Raihan poin Rossi baru delapan puluh, sesisih seratus lima angka dari Marquez yang memimpin klasemen pembalap sementara.
Dilansir Marca, raihan poin jadi yang paling sedikit diraih Rossi dalam dua dekade terakhir atau sejak naik ke kelas tertinggi.
Untuk itu Rossi, mengibarkan bendera putih untuk perburuan gelar juara dunia MotoGP.
The Doctor kini ada di posisi kelima dan pembalap Honda, Marc Marquez, di puncak klasemen.
Meski masih ada dua belas seri tersisa dan MotoGP belum memasuki paruh musim, Rossi memilih untuk realistis terkait peluangnya jadi juara dunia.
“Sayangnya, kami sudah tergelincir dalam perburuan gelar juara dunia dan terbilang mustahil untuk memenangkannya,” ujar Rossi dikutip Tuttomotoriweb.
Namun, Rossi menegaskan masih ada misi yang harus diusung oleh dirinya dan Yamaha di sisa musim.
“Kami akan konsentrasi untuk mengakhiri musim dengan mendapatkan podium sebanyak yang kami mampu. Kami juga terus berusaha menatap ke masa depan dan mempersiapkan musim depan,” kata Rossi.
Pilihan Rossi untuk bersikap realistis dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP terbilang tepat bila menilik penampilan Marquez di MotoGP sejauh ini.
Marquez meraih empat kemenangan plus dua runner up dalam tujuh seri MotoGP yang telah dilalui. Marquez hanya sekali gagal mendapat poin, yaitu di MotoGP Amerika Serikat.
Sementara itu Rossi hanya dua kali naik podium di MotoGP 2019, yaitu saat ia jadi runner up di Argentina dan Amerika Serikat.
Valentino Rossi sudah genap berusia empat puluh tahun dan berkarier selama dua puluh tahun di MotoGP.
Karier yang panjang ini sudah memberinya tujuh gelar di MotoGP
Rossi sudah lama mengincar gelar kesepuluh nya di MotoGP.Peluang itu sudah dikejarnya selama sepuluh musim terakhir tapi belum juga terjadi.
Posisi terbaiknya sejak MotoGP sepuluh tahun lalu yaitu posisi kedua sebanyak tiga kali beruntun. .
Di momen ini, Valentino Rossi mengalami momen paling sial yaitu gagal juara di MotoGP empat tahun lalu. Soalnya, dia hanya kalah satu poin dari rekannya di Yamaha kala itu, Jorge Lorenzo.
Di tahun berikutnya juga mengalami momen paling mengenaskan saat berkonflik dengan Marc Marquez usai insiden di MotoGP Malaysia. Lalu musim ini, Rossi juga alami kejadian buruk karena sempat gagal finis sebanyak tiga kali.
Rossi belum mau pensiun dari MotoGP. Dia berkeyakinan usia tua bukan jadi masalah baginya selama semangat masih ada. Meski begitu ada tiga alasan mengapa Rossi memang harus pensiun dari MotoGP setidaknya pada tahun depan:
Sejak terakhir kali rebut posisi dua di MotoGP pada tiga tahun lalu, Valentino Rossi mulai menemukan banyak rintangan dari pembalap-pembalap lain selain Marc Marquez. Rekannya di Monster Energy Yamaha, Maverick Vinales tentu memberikan tekanan bagi Rossi.
Usianya yang jauh lebih muda terbukti membuat Rossi kesulitan dan harus pandai-pandai beradu siasat dan setelan motor. Namun bukan hanya Vinales, saat ini sudah banyak muncul pembalap muda yang potensial seperti Fabio Quartararo, Alex Rins, Danilo Petrucci dan Jack Miller.
Kesulitan Rossi untuk melawan pembalap-pembalap muda ini sangat kentara di dua atau tiga musim terakhir. Motor memang menjadi penentu tapi usia tak bisa dibantah juga turut mengurangi kehebatan Rossi di sirkuit.
Kunci Rossi bisa terus bertahan hanya kalau bisa menyaingi Marquez di posisi puncak klasemen. Ini tentu sulit dipenuhi musim ini.
Valentino Rossi mungkin boleh tersenyum saat MotoGP masih menggunakan ban Bridgestone. Ban asal Amerika Serikat ini cukup berpengaruh terhadap performa Rossi dengan Yamaha.
Dia masih bisa bersaing ketat dengan Marc Marquez dengan menggunakan Bridgestone. Namun peruntungan Rossi berubah saat Michelin ambil alih sebagai pemasok ban tunggal di MotoGGP.
Hampir di setiap musim Rossi selalu mengeluhkan sulitnya untuk menyetel mesin dan juga ban Michelin.Selalu saja ada keluhan yang diungkapkan Rossi di setiap balapan seperti ban belakang wheelie atau melintir.
Belum lagi dia juga kesulitan untuk kompromi dengan jenis-jenis ban Michelin. Di dua musim terakhir, masalah Rossi dengan ban seakan bertambah besar. Itu terbukti dari dua tahun belum raih podium juara.