Valentino Rossi secara bijak ingin mengakhiri drama “tendangan” Sepang, MotoGP Malaysia, dengan mencabut memori bandingnya di Court of Arbitration for Sport, terkait penalti yang diberikan kepadanya setelah menendang Marc Marquez
Pencabutan banding ini, seperti diungkapkan Rossi, merupakan jawabannya terhadap kondisi balapan MotoGP yang tersandera oleh kasus itu.
“Saya tidak ingin balapan MotoGP tersandera oleh memori banding saya. Sudah berakhir. Kita kembali ke suasana yang lebih baik,” katanya.
Banding yang dilakukan Rossi bertujuan, agar dia tidak start paling belakang dalam GP Valencia.
Akan tetapi, banding Rossi saat itu juga ditolak CAS pada malam jelang seri pamungkas digelar. Tetap kalah dari Jorge Lorenzo dalam perebutan gelar juara MotoGP 2015, The Doctor pun akhirnya menerima kenyataan.
“Valentino Rossi telah mencabut banding ke CAS terhadap keputusan FIM Stewards yang memberikan dia penalti tiga poin, setelah insiden dalam GP Malaysia yang digelar pada 25 Oktober 2015,” tulis pernyataan CAS, seperti dilansir Crash, Jumat, 11 Desember 2015.
“Dalam bandingnya, Rossi meminta agar penalti dibatalkan atau setidaknya pengurangan dari tiga ke satu. Berdasarkan regulasi FIM, seorang pembalap yang memiliki penalti empat poin akan start dari posisi terakhir dalam balapan selanjutnya,” lanjutnya.
Rossi dikenai hukuman lantaran dinilai sengaja menjatuhkan Marquez saat lap tujuh balapan di Sepang.
Tak ada hukuman yang langsung didapat VR46 dalam balapan, tapi setelah itu Race Direction memutuskan untuk memberikan Rossi penalti tiga poin.
Sebelumnya telah mendapat poin penalti saat di Misano, hukuman start terbuncit pun tak terelakkan dalam GP Valencia.
“Rossi kini menginformasikan kepada CAS, dia tak melanjutkan banding. Maka dari itu, prosedur arbitrasi telah diakhiri dan keputusan FIM akan terus berlangsung.”
Keinginan Rossi untuk mengademkan suasana menjelang balapan MotoGP musim depan tidak direspon oleh sang juara MotoGP 2015, Jorge Lorenzo.
Rekan satu tim Rossi di Movistar Yamaha itu masih belum mau berhenti menyerang Valentino Rossi secara verbal.
Pembalap berjuluk X-Fuera tersebut menuding The Doctor sendirilah yang menciptakan kontroversi dengan Marc Marquez, sehingga mengakibatkan hilangnya titel juaranya.
Jelang berlangsungnya GP Malaysia, Rossi mengklaim Marquez berperilaku seperti anak kecil dan memiliki niat membantu Lorenzo juara.
Klimaksnya terjadi saat race di Sepang International Circuit, The Doctor menendang The Baby Alien hingga jatuh yang membuatnya terkena penalti.
Dijatuhi hukuman start dari posisi paling belakang GP Valencia membuat kans juara Rossi mengecil. Benar saja, hal itulah yang membuat dia harus rela melepas titel juara yang sudah di depan mata kepada Lorenzo.
“Valentino membuatnya dengan tangan sendiri. Sebuah masalah yang berbalik menyerang dia.”
“ Dia membuat kesalahan pada konferensi pers jelang balapan di Sepang, dan saya mengatakannya tanpa masalah karena ini adalah apa yang saya pikirkan,” kata Lorenzo, seperti dilansir Autosport, Jumat, 11 Desember 2015.
“Valentino melakukan kesalahan dengan menyerang Marquez secara terang-terangan kepada publik. Padahal, jika dia berbicara dengan Marquez sendirian, kalem, tanpa keterlibatan media, hasil akhirnya mungkin akan berbeda.”
“ Valentino justru memilih strategi itu, sehingga dia mendapat efek negatif dari apa yang dia inginkan. Dia membangunkan kembali seorang monster,” lanjutnya.
Tentang tudingan Rossi bahwa ada konspirasi di balapan terakhir antara Lorenzo dengan Marquez, pebalap asal Spanyol itu tegas menyatakan, dirinya sama sekali tidak menyangka sedang dibuntuti Marc Marquez
Meski start dari posisi satu, Lorenzo tetap bisa menampilkan performa kelas wahid.
Setelah beberapa lap, rider berkebangsan Spanyol tersebut mengklaim urutan pertama dan meninggalkan jauh para pembalap di belakangnya.
Akan tetapi saat lomba mau berakhir, Lorenzo terkejut. Pasalnya, Marquez tiba-tiba berada di belakangnya. Hasil akhirnya pun X-Fuera harus puas berada di posisi dua, sementara The Baby Alien menjadi juara.
“Saya tidak menyadari itu adalah suara mesin Marc, Jika saya tahu itu adalah Marc, saya akan menutup pintu rapat-rapat.”
“ Saat Anda berhadapan dengan pembalap yang mengincar juara, Anda harus siap menerima serangan yang hebat. Karena agar menang, dia siap mengambil segala risiko,” jelasnya.