Site icon nuga.co

Usai Dicaci Antagonis Lorenzo Mulai Cair

Antagonis Jorge Lorenzo yang memanaskan hubungannya dengan Valentino Rossi sejak “tendangan” Sepang, MotoGP Malaysia, hingga seri penutup di Valencia, kini mulai mencair bersamaan dengan diabaikannya gelar juara dunia untuk “X-Fuera” oleh publik sebagai “hambar” dan penuh konspirasi.

Sikap Lorenzo yang yang “sombong” sejak dari Sepang hingga meraih juara dunia di Valencia diabaikan publik dengan munculonya jutaan dukungan publik kepada Valentino Rossi lewat media sosial.

Akibat kesombongannya itu, Lorenzo sempat dikabarkan akan ditendang Movistar Yamaha di musim mendatang karena mengabaikan pertemanannya dengan Rossi.

Sikap antagonis Lorenzo itu mencair bersamaan dengan ketakutannya terhadap hujatan massal penggemar MotoGP yang menganggap gelarnya tidak pernah ada karena diperoleh lewat koneksitas dan konspirasi dengan dukungan Marc Marquez dan Dani Pedrosa.

Yamaha Racing Director, Massimo Meregalli, yang semula mengingatkan Lorenzo untuk menahan ucapannya, kini berharap rubuhnya dinding pemisah antara dirinya dengan Valentino Rossi

“Isu retaknya hubungan X-Fuera dengan The Doctor bisa menguap dalam beberapa pekan mendatang,” ujar Meregalli kepada crash, Kamis, 12 November 2015.

Tensi di markas Yamaha membara dengan adanya persaingan sengit memperebutkan gelar juara MotoGP 2015 antara Lorenzo dan Rossi.

Belum lagi dengan insiden GP Malaysia yang melibatkan VR46 dengan Marc Marquez, sehingga membuat The Doctor start terbuncit dalam GP Valencia.

Sayangnya, Lorenzo justru memanaskan suasana dengan mengklaim Rossi seharusnya diberikan penalti lebih berat atas insiden Sepang. Tak lama setelahnya, VR46 mengajukan banding ke Court for Arbitration of Sport, meski akhirnya ditolak.

Hasil akhir GP Valencia yang dibarengi dengan adanya dugaan konspirasi The Spanish Connection pun kian membuat Rossi muak.

Akibat dari itu, spekulasi akan adanya dinding pemisah di garasi Yamaha

“Saya telah mengatakannya dalam beberapa pekan terakhir. Tak seperti seminggu sebelumnya, akhir pekan lalu Valentino dan Jorge saling cinta. Mereka hormat satu sama lain,” kata Meregalli, seperti dilansir Motorsport.

“Jadi saya tak berpikir salah satu dari mereka akan meminta pemisahan data, sebab sharing adalah salah satu hal yang membuat Yamaha jadi sebuah winning team,” sambungnya.

Lorenzo menyegel titel juara setelah unggul lima angka dari Rossi di klasemen akhir. X-Fuera secara meyakinkan memenangi seri pamungkas yang digelar di Valencia, Spanyol, sementara The Doctor finis keempat setelah start dari posisi paling belakang.

Terdapat penyesalan besar untuk Rossi, sebab dia sudah menduduki posisi puncak klasemen sejak awal dan akhirnya harus kalah di seri pamungkas. Meski begitu, Meregalli tetap meyakini Lorenzo memang pantas juara, tapi jangan lupakan jerih payah VR46.

“Jorge tak pernah menyerah, terutama di awal musim saat dia memiliki sejumlah masalah. Jadi, dia pantas memenangi titel. Dia datang di Valencia dengan sangat bersemangat dan berada di depan hingga lap terakhir balapan,” ujar Meregalli, seperti dimuat Motorsport

“Valentino tak bisa lebih dari posisi finis keempat, meski start dari belakang. Ketika Anda memimpin klasemen sejak seri pertama dan kehilangan titel di balapan terakhir, normal jika adalah kekecewaan.”

“Tensi yang meningkat merusak sedikit pesta kemenangan karena kami memenangi segalanya. Tentu kami puas, tapi ini sedikit aneh,” jelasnya.

Valentino Rossi juga mendapat dukungan dari ayahnya Graziano Rossi.

Sang ayah yang kecewa karena anaknya diduga dicurangi oleh trio Spanyol, yakin Rossi akan tetap menjadi juara dalam dua musim balapan mendatang.

Rossi memang gagal menjadi juara dunia MotoGP 2015. Ia hanya kalah lima poin dari pemimpin klasemen, Jorge Lorenzo. Sebelumnya diberitakan Graziano menuduh Marc Marquez, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa bersekongkol untuk mengalahkan anaknya.

“Dalam dua musim mendatang, saya yakin kita semua akan merayakan gelar Valentino yang kesepuluh,” ujar Graziano, seperti dilansir Gazzeta World.

Meski yakin anaknya akan meraih gelar kesepuluh, Graziano sadar bahwa anaknya sudah tidak muda lagi untuk mengarungi balapan MotoGP.

“Ia memang sudah bertambah tua. Tetapi, satu atau dua tahun lagi tidak akan membuat perubahan yang cukup besar,” tandasnya.

Meski mengunci gelar juara, Jorge Lorenzo seolah-olah bertindak sebagai antagonis.

Andrea Iannone, pebalap dari Ducati, dengan terus terang menyatakan kurang senang dengan ucapan pembalap Movistar Yamaha tersebut setelah GP Valencia, akhir pekan lalu.

“Ketika saya mendengar ucapan Jorge, ‘Kami adalah orang Spanyol dan titel ini harus tetap berada di Spanyol’, saya terkejut. Saya sulit mempercayai ucapan itu. Ini adalah olahraga individu dan saya tidak ingin membayangkan bahwa ada konspirasi,” kata Iannone, seperti dilansir Gazzetta

Lorenzo menjadi juara MotoGP 2015 setelah finis pertama lomba di Circuit Ricardo Tormo. Dia dibuntuti duo Repsol Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa.

Saat balapan, banyak yang menilai sejatinya Marquez dan Pedrosa bisa menyalip X-Fuera, namun hal tersebut tetap tak dilakukan. Tak pelak, dugaan adanya persekongkolan antara The Spanish Connection pun mencuat.

Di sisi lain, Valentino Rossi sudah banting tulang setelah start dari posisi terbuncit dan akhirnya finis keempat. Raihan tersebut tetap tak berpengaruh karena saat lomba dia berharap Lorenzo setidaknya finis ketiga untuk menyegel juara dunia.

“Ini adalah kekecewaan untuk semua orang. Paddock adalah tempat untuk teman, rangkulan dan senyuman,” tutup Iannone.

Exit mobile version