Site icon nuga.co

Rossi Tidak Takut Ditinggalkan Penggemar

Pebalap MotoGP, Valentino Rossi, rela kehilangan penggemar setelah pensiun dari dunia balap motor.

Rossi saat ini berusia 40 tahun dan masih aktif balapan di MotoGP. Kehadiran pria asal Italia ini menjadi daya tarik di dunia balap motor.

Kontrak Rossi dengan Yamaha berakhir pada akhir musim depan. Namun ia sudah membayangkan nasib para penggemarnya bila pensiun nanti.

“Saya pikir banyak orang yang akan terus menyaksikan balapan secara langsung. Sebagian yang lain tidak lagi menonton secara langsung dan mungkin mengikuti balapan dari rumah. Semua akan berubah,” kata Rossi seperti yang dikutip dari Speedweek.

“Akan tetapi, kami punya banyak pemuda Italia yang bisa menjadi ‘Valentino Rossi’ di masa depan. Saya akan menyerahkan seluruhnya kepada para penggemar,” ucapnya menambahkan.

Rossi mengaku senang balapan selama 20 tahun dan melihat para penggemar dia yang sangat banyak. “Itu [melihat penggemar] adalah hal yang paling menyenangkan. Mereka adalah harta berharga dalam karier saya,” ucap dia.

Lebih lanjut, Rossi mengaku tidak ada penyesalan selama berkarier di dunia balap motor.

“Bagi saya, olahraga ini telah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidup. Tapi yang terpenting adalah saya tidak menyesali apapun,” ujar peraih tujuh gelar MotoGP tersebut.

Musim ini, Rossi masih menjadi lawan yang tangguh bagi para pebalap muda yang lain. Meski sudah kepala empat, ia tetap mampu duduk di lima besar klasemen sementara.

Dalam klasemen sementara musim ini, Rossi berada di peringkat kelima. Ia terpaut  seratus dua puluh tujuh poin dari pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, yang ada di urutan pertama.

Usai finis di posisi keempat dalam MotoGP Austria, Rossi bakal kembali balapan di Sirkuit Silverstone dalam MotoGP Inggris

Sementara itu kepala mekanik Yamaha, Silvano Galbusera mengakui kegagalan Valentino Rossi meraih gelar juara dunia kesepuluh saat ini lebih karena ketidakmampuan Yamaha bersaing di MotoGP.

Setelah jadi juara dunia pada sepuluh tahun silam, Rossi tak lagi mampu jadi juara dunia di musim-musim berikutnya. Dalam beberapa musim terakhir, Rossi bahkan terlihat tak lagi terlalu kompetitif dalam perburuan gelar juara dunia.

Meski Rossi terlihat kepayahan, Galbusera menganggap ketidakmampuan The Doctor untuk merebut titel juara dunia kesepuluh dalam kariernya.

“Valentino Rossi punya kemampuan untuk merebut gelar juara dunia ke-10. Pertanyaannya adalah kemampuan kami untuk bisa memberikan motor yang tepat utnuk melakukan hal tersebut.

“Untuk saat ini, permasalahannya lebih ada pada kami dibandingkan dirinya,” ujar Galbusera kepada Tuttomotoriweb.

Galbusera sendiri menganggap Yamaha akan menemukan cara untuk keluar dari permasalahan tersebut.

“Saya optimistis dan percaya bahwa kami akan mampu melakukannya.”

“Hal terpenting dalam situasi ini adalah kami harus membuktikan bahwa kami bisa tampil kompetitif,” tutur Galbusera.

Kontrak Rossi dengan Yamaha akan berakhir pada MotoGP 2020. Isu Rossi bakal mengakhiri karier setelah musim tersebut makin menguat seiring dengan penurunan performa Rossi.

Kemunculan Fabio Quartararo yang tampil fenomenal musim ini membuat ia diyakini bakal jadi pebalap utama Yamaha dalam waktu dekat.

Sementara itu, pengamat MotoGP, Carlo Pernat menilai Yamaha tak punya opsi lain selain meningkatkan kekuatan motor bila ingin pebalap mereka bisa bersaing melawan Marc Marquez dan Andrea Dovizioso di seri tersisa.

Valentino Rossi finis di posisi keempat pada MotoGP Austria sedangkan Maverick Vinales ada di belakang Rossi. Namun melihat jalannya balapan, Rossi dan Vinales, juga Fabio Quartararo yang finis di posisi ketiga, hanya mampu merapat pada awal balapan.

Begitu MotoGP Austria memasuki pertengahan balapan, Dovizioso dan Marquez terus menjauh hingga akhirnya tidak bisa dikejar oleh pebalap-pebalap Yamaha yang ada di belakang mereka.

“Bola ada di tangan Yamaha saat ini karena mereka terlihat buruk bila dibandingkan dengan Ducati dan Honda. Motor mereka lebih lambat sepuluh kilometer perjamdi trek lurus [bila dibandingkan Ducati dan Honda].”

“Jika Yamaha tidak bisa menghadirkan motor yang lebih kompetitif pada Rossi, Vinales, Quartararo, dan juga Morbidelli, maka situasi akan tetap sama seperti saat ini,” ujar Pernat seperti dikutip dari GPOne.

Pernat lalu memberikan pujian pada Dovizioso yang sukses mengalahkan Marquez lewat aksi agresif di tikungan terakhir.

“Ketika seorang pebalap mengombinasikan bakat, sikap tak kenal perasaan, dan kegilaan dalam dosis yang cukup, maka ia akan jadi fenomenal.”

“Tiga hal tersebut adalah tiga hal yang dibutuhkan dan Dovizioso membuktikan bahwa ia bisa fenomenal di Red Bull Ring,” kata Pernat.

Exit mobile version