Tiga hari lagi, dari hari sekarang, Sabtu, 27 Juni 2015, Bumi akan mengulur waktu selama satu detik sehingga akan terjadi fenomena “leap second” atau dikenal dengan lompatan detik. Ini berarti, tahun 2015, akan memiliki waktu satu detik lebih lama di banding dengan tahun 2014.
Badan Sistem Referensi dan Rotasi Bumi Internasional sudah memberitahu bahwa tentang “kelebihan’ waktu satu detik pada hari Selasa, 30 Juni 2015.
Lantas apa dampaknya?
Para ilmuwan mengatakan dampak lompatan detik ini adalah hal besar bagi perusahaan yang mengandalkan sistem komputer dalam operasional mereka, walau ‘hanya’ satu detik.
Karena, penambahan waktu ini bisa mengacaukan sistem komputer.
Fenomena ini diyakini sepenuhnya berasal dari ilmu penghitungan fisika serta pengamatan astronomi karena Bumi bergerak lebih cepat atau lebih lambat. Bisa disebabkan oleh pasang surut dan perubahan dalam inti Bumi.
Para ahli sepakat bahwa waktu di Bumi harus disesuaikan dengan jam atom sebagai acuan waktu dunia.
Nah, karenanya tambahan detik dianggap dibutuhkan karena rotasi Bumi secara bertahap melambat sekitar dua seperseribu detik per hari, sehingga Bumi harus mengejar ketinggalan dengan waktu jam atom.
Waktu jadi semakin rumit dan cepat,” ujar John Engates selaku Chief Technology Officer di perusahaan komputasi awan basis Texas, Rackspace.
Di sejumlah sistem nanti, waktu lompatan detik akan membuat detik ke-lima puluh sembilan bergerak dua kali.
Hasilnya?
Komputer melihat lompatan detik sebagai waktu mundur dan mengakibatkan sistem jadi eror.
Lompatan detik pertama kali ditemukan pada empat puluh tiga tahun lalu. Saat itu bumi melambat hingga lima belas detik dari tahun sebelumnya.
Perdebatan soal lompatan waktu mulai ramai didiskusikan lima belas tahun lalu karena hal ini sempat mengganggu urusan teknis dari sebuah layanan skala global.
Di tahun 2012, lompatan detik membuat empat ratus penerbangan Qantas tertunda karena terjadi kekacauan pada sistem komputer operasional. Sejumlah layanan situs web juga terganggu seperti Reddit dan LinkedIn.
“Sistem internal siap untuk tangani detik tambahan yang akan dimasukan ke jam dunia pada hari terakhir bulan Juni,” kata raksasa teknologi Google.
Satu detik terdengar begitu sederhana, namun tentu akan menyebabkan masalah besar pada sistem komputer.
Untuk menghindari fenomena yang juga disebut dengan nama detik kabisat ini, Google telah menerapkan metode ‘pintar’ untuk mengakomodasi detik tambahan tersebut.
Dalam tulisan tilm teknisi Google Noah Maxwell dan Michael Rothwell, perusahaan menjelaskan cara mereka untuk mengatasi fenomena bertambahnya satu detik ini. Teknik itu dinamakan “leap smear”.
Tim Google memodifikasi pola pengaturan waktu pada server Network Time Protokol dengan menambah milidetik ke sistem jam. Trik ini digunakan Google agar komputer tetap berjalan normal tanpa ada masalah bahwa mereka mengulang detik.
Dengan teknik ini, Google secara bertahap menyesuaikan waktu dengan menambahkan beberapa milidetik pada perhitungan waktu. Setelah metode ini selesai, seluruh lompatan detik sudah masuk ke dalam sistem dan Google akan kembali sinkronisasi dengan waktu sipil.
“Hanya Virtual Machine yang berjalan di Google Compute Engine yang terkena dampak leap smear karena hanya itu yang waktunya bisa disinkronisasi secara manual,” tulis pihak Google.
Leap Smear sendiri merupakan hasil eksperimen dan kerja keras para insinyur Google selama bertahun-tahun. Google menambahkan perusahaan merasa beruntung dapat menemukan teknik ini sehingga memecahkan masalah besar yang bisa dialami banyak pihak di dunia.
Perdebatan soal lompatan detik baru dirasakan sejak tahun 2000 karena dinilai mengganggu urusan teknis berbagai operasi berskala global. Selain gangguan sistem navigasi telekomunikasi dan penerbangan, lompatan detik juga mengganggu sejumlah layanan situs web seperti Reddit, Foursquare, dan LinkedIn.
Fenomena ini diyakini sepenuhnya berasal dari ilmu penghitungan fisika serta pengamatan astronomi karena Bumi bergerak lebih cepat atau lebih lambat. Bisa disebabkan oleh pasang surut dan perubahan dalam inti Bumi.