Blokir Tik Tok resmi dicabut.
Ya, aplikasi Tik Tok kini sudah bias diakses kembali.
Layanan berbagi video ini memang udah bisa diakses kembali sejak Selasa sore kemarin
Sebelumnya, Kominfo sempat memblokir layanan tersebut selama sepekan, sejak Selasa pekan lalu.
“Sudah dibuka blokirnya,” kata Plt Kepala Biro Humas Kominfo, Noor Iza, via pesan singkat.
Ketika dijajal, aplikasi Tik Tok memang sudah kembali menampilkan konten.
Diharapkan Tik Tok bisa terus menjaga platform besutannya agar terbebas dari konten-konten negatif berbau pornografi, SARA, dan lain-lain.
Itu yang kami harapkan, Tik Tok bisa memberikan konten yang inspiratif,
Meski sudah tidak diblokir, masih ada beberapa netizen yang belum bisa membuka Tik Tok.
Menurut Semuel, hal tersebut tergantung kecepatan masing-masing operator membuka blokir mereka.
Diketahui, tim manajemen Tik Tok telah sowan ke kantor Kominfo sehari pasca diblokir. Mereka mengatakan siap mematuhi aturan yang berlaku di Tanah Air dan meningkatkan layanannya agar berdampak positif.
Beberapa janji Tik Tok adalah membersihkan konten-konten negatif di platfom berbagi video tersebut menjamin tak ada lagi konten serupa di masa depan
Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan bahwa Tik Tok akan lebih mudah melakukan penyaringan konten negatif di aplikasinya ketimbang Bigo.
Pasalnya Tik Tok merupakan layanan untuk menyaksikan video singkat yang diunggah setelah direkam sebelumnya.
Tidak seperti Bigo yang merupakan layanan live streaming.
“Tik Tok sebenarnya bukan live streaming ya, dia video, beda dengan Bigo. Live streaming itu malah lebih susah lagi [menyaring kontennya], tapi dia pun sudah kembangkan AI-nya,” kata Semuel
Jika Bigo dengan konten yang lebih sulit saja bisa melakukan penyaringan, maka Semuel menganggap Tik Tok akan lebih mudah melakukan penyaringan konten dengan kecerdasan buatan ketimbang Bigo.
Hal ini menanggapi Tik Tok yang baru-baru ini diblokir oleh Kemenkominfo karena banyaknya konten negatif yang beredar di platform tersebut.
Tik Tok pun mengklaim sudah mengembangkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) serta mengerahkan kurator konten untuk menyaring kontennya.
Semuel menyebut sebenarnya Tik Tok adalah aplikasi yang menarik, dan jika digunakan dengan bijaksana maka dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk menyalurkan bakat.
“Misalnya ada yang nyanyi, ada yang stand-up comedy, mungkin buat sitkom juga cerita-cerita pendek, itu juga menarik, jadi ini meng-empower para kreator kita kalau memang digunakan dengan baik,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, Tik Tok bisa menjadi semacam platform seleksi sebelum seseorang tampil di televisi.
Pasalnya, untuk dapat tampil di televisi bukan hal yang mudah.
Aplikasi seperti Tik Tok yang ditonton oleh banyak pengguna memungkinkan para pencari bakat untuk menemukan orang-orang yang layak tampil di televisi.
“Masyarakat dikasih screen kecil, dimana bisa dilihat oleh seluruh pengguna. Sekarang mereka punya sepuluhjuta, itu hanya di Indonesia saja,” tutur Semuel.