Site icon nuga.co

Facebook Kini Punya Aplikasi Tukar Wajah

Facebook hari-hari ini mulai memperkenalkan teknologi baru yang dinamakan ”Masquerade,” yang bisa menukar wajah seseorang dan mampu meningkatkan pengalaman pengguna video di Facebook.

Teknologi ini, seperti dikutip dari “tech insider,” Kamis, 10 Maret 2016, di akuisisi dari aplikasi foto populer MSQRD buatan Masquerade Technologies.

Nilai akuisisi tersebut tidak diumumkan oleh Facebook.

MSQRD akan tetap menjadi aplikasi yang terpisah, tidak diintegrasikan dengan Facebook.

MSQRD adalah aplikasi foto selfie yang bisa menambah filter animasi ke dalamnya.

Animasi itu bisa ditampilkan di wajah pengguna.

Aplikasi MSQRD bisa menukar wajah dengan memanfaatkan teknologi face-tracking dan menggabungkannya dengan efek 3D.

Mirip dengan filter foto di Snapchat, MSQRD memungkinkan pengguna menukar wajah dengan berbagai animasi, seperti binatang atau bahkan selebriti.

Dengan overlay filter tersebut, pengguna bisa mengambil foto atau video dan membaginya ke jejaring sosial, serta melalui pesan teks.

Aplikasi yang telah mendapatkan rating tinggi dari iTunes dan Google Play Store serta diprediksi akan semakin populer setelah diintegrasikan dengan Facebook.

“Dengan Facebook, kami bisa menjangkau lebih banyak orang lagi, lebih banyak dari yang sebelumnya,” kata CEO Masquerade, Eugene Nevgen.

Sementara juru bicara Facebook mengatakan teknologi yang dimiliki Masquerade bisa meningkatkan pengalaman pengguna video di Facebook.

Selain teknologi menukar wajah, Facebook sebelumnya telah menambahkan fitur terbaru pada aplikasi pesan instan Messenger.

Bertajuk “Photo Magic”, fitur tersebut mengingatkan pengguna untuk mengirimkan foto yang memperlihatkan wajah teman, ke teman yang dimaksud itu.

Hal ini didukung oleh teknologi pengenal wajah yang telah lama dimiliki jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg. Pada dasarnya mekanismenya sama dengan fitur “Moments” pada Facebook, sebagaimana dilaporkan
Bedanya, Messenger akan langsung terhubung dengan galeri foto pada smartphone pengguna.

Jika ada teman di Messenger yang wajahnya teridentifikasi di galeri foto pengguna, maka Messenger akan menanyakan ke pengguna apakah ingin mengirim foto itu ke teman yang dimaksud atau tidak, lewat notifikasi.

Jika lebih dari satu teman yang wajahnya teridentifikasi pada satu foto di galeri, maka Messenger akan bertanya apakah foto itu akan dikirim secara berbarengan ke semua teman Messenger yang teridentifikasi atau tidak.

Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengguna dan teman di Messenger agar tak lupa berbagi momen berharga.
Pun begitu, Facebook sadar kemampuan ini tak dibutuhkan semua pengguna.

Untuk itu, Messenger tetap memperhatikan kendali pengguna. Jika tak ingin “diingatkan”, pengguna tak perlu mengaktifkan sinkronisasi Messenger ke galeri foto.

“Kami membangun pengalaman menjajal Photo Magic dengan penuh kontrol dari pengguna,” kata manajer produk Messenger Lexy Franklin.

Untuk sementara, Photo Magic masih diuji coba bagi pengguna Android di Australia.

Facebook menjamin fitur ini akan segera diboyong ke negara lain dan ke pengguna iOS. Walau belum jelas kapan waktu pasti ekspansi tersebut.

Jangan kaget jika suatu saat nanti Facebook bisa tahu siapa saja orang yang ada dalam album foto Anda.

Ya, meskipun orang-orang dalam foto itu berusaha menjulurkan rambut sampai menutup wajah, atau mungkin menyensor wajah sendiri, jejaring sosial itu akan tetap bisa mengenali nama mereka.

Facebook tampaknya tak puas dengan auto-tag yang saat ini sudah bisa mengenali wajah pengguna.
Mereka pun mengembangkan teknologi facial recognition baru yang lebih canggih.

Fungsinya lebih sekadar membaca wajah.

Teknologi baru ini juga dapat melihat potongan rambut, bentuk tubuh, pakaian, dan bahkan pose seseorang dalam foto yang diunggah ke album.

Dengan demikian, kemampuan identifikasi pun lebih akurat.

Laboratorium kecerdasan buatan milik Facebook sempat menguji teknologi ini pada puluhan ribu foto berisi wajah yang terlihat jelas dan wajah yang tak terlihat. Hasilnya, mereka bisa mengenali identitas orang di foto-foto itu dengan tingkat akurasi delapan puluh tiga persen.

Pada satu sisi, teknologi seperti ini memberikan keuntungan bagi Facebook, misalnya dengan memberikan meningkatkan akurasi auto-tag pada aplikasi Momments yang baru diluncurkannya.

Namun, di sisi lain, facial recognition rentan melanggar privasi banyak orang. Tidak semua orang ingin dirinya bisa dikenali dengan mudah hanya dari foto atau tag yang muncul di jejaring sosial.

“Bayangkan, bahkan ketika Anda sudah berusaha menyembunyikan wajah, tetap saja identitas Anda bisa diketahui dengan mudah.”

“Hal seperti ini tentu membuat orang khawatir. Saya rasa sekarang sudah waktunya kita mendiskusikan topik ini,” komentar Ralph Gross dari Carnegie Mellon University di Pennsylvania, AS.

Exit mobile version