Laman situs “phone arena,” hari ini, Selasa, 14 November, menulis kabar gembira bagi pengguna Android Oreo tentang kedatangan “wakelock detector” yang mampu mampu memperpanjang usia baterai smartphone.
Fitur itu, tulis “phone aarena,” masih dalam pengembangan
Wakelock detector merupakan aplikasi penghemat baterai yang akan mengidentifikasi dan memantau aplikasi untuk mencegah smartphone berada dalam mode deep sleep.
Fitur ini akan memilih aplikasi yang menguras daya baterai dengan cara mencegah perangkat beralih ke mode deep sleep.
Selama mode deep sleep, aplikasi yang sedang berjalan di background, seperti media sosial, jaringan WiFi, atau data seluler, akan dinon-aktifkan sementara.
Kemudian, aplikasi yang bekerja di latar belakang tersebut akan diaktifkan kembali saat ponsel dibuka agar tetap sinkron, khususnya aplikasi yang membutuhkan notifikasi atau pemberitahuan.
Selain memperitahu pengguna tentang aplikasi apa saja yang boros daya, Wakelock detector juga menyertakan alasan mengapa aplikasi tersebut menggunakan banyak sekali daya baterai.
Contohnya adalah aplikasi berbasis lokasi yang dapat menelusuri lokasi pengguna berulang kali. Aplikasi seperti ini akan menguras daya sangat cepat.
Wakelock detector dapat ditemukan di menu informasi baterai yang berada di Setting atau pengaturan.
Di mana nantinya wrongdoing app atau aplikasi yang kerjanya mencurigakan seperti menguras banyak baterai akan mudah diidentifikasi dengan peringatan ikon baterai bewarna merah.
Dengan fitur Wakelock detector, pengguna bisa memutuskan apakah ingin menutup secara paksa aplikasi atau ‘melumpuhkan’ (disable) layanan pendukung yang sedang digunakan, seperti GPS yang didukung oleh aplikasi berbasis lokasi.
Selama ini, hampir sebagian besar pengguna Android mengakali penghematan daya baterai dengan menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk mendeteksi wrongdoing app.
Dengan layanan fitur baru dari Android Oreo ini, diharapkan masa depan sistem operasi Android menjadi lebih baik.
Dengan aneka fungsi canggih di dalamnya, smartphone Android telah menjadi alat praktis nan serba guna untuk memenuhi berbagai keperluan.
Konsekuensinya, pemakaian baterai pun menjadi boros.
Memang, banyak fasilitas yang tersedia untuk mengisi baterai saat sudah hampir habis, seperti powerbank atau colokan listrik di kafe, tetapi ini tak selalu praktis.
Nah, untuk menjaga baterai perangkat agar bisa bertahan selama mungkin sebelum repot mencari charger, pengguna Android bisa mencoba enam aplikasi yang sudah duluan menerapkan sistem ini.
Sebut saja salah satunyaGreenify.
Alih-alih mematikan aplikasi untuk menghemat baterai, Greenify mengatur aneka program yang berjalan di Android agar memasuki mode hibernasi.
Pengguna bisa memilih aplikasi apa saja yang ingin dihibernasikan agar tak menghalangi kerja program penting seperti alarm atau messaging.
Ponsel pun membutuhkan lebih sedikit daya untuk “membangunkan” aplikasi yang berhibernasi ketimbang memanggilnya kembali dari awal.
Bagi pengguna Android Marshmallow, Greenify menyediakan fitur-fitur khusus yang mendompleng fungsi Doze, penghemat daya dari sistem operasi tersebut.
Fitur-fitur khusus Marshmallow ini termasuk Agresive Doze yang akan membuat ponsel memasuki mode hibernasi dalam beberapa menit setelah tak lagi dipakai, juga Shallow Hibernation untuk menghentikan sementara background process tanpa mematikannya.
Selain itu ada aplikasi Go Battery Saver & Power Widget. Yang satu ini menawarkan penghematan daya yang beragam dan bisa dipilih. Pengguna bisa mengaktifkan sejumlah preset untuk mengirit daya hingga tingkatan paling ekstrem.
Go Battery Saver & Power Widget disediakan juga pilihan untuk membuat custom mode untuk mengatur sendiri penghematan baterai apa saja yang akan dilakukan.
Go Battery Saver & Power Widget memonitor aplikasi untuk menemukan mana di antaranya yang paling memboroskan baterai.
Ada pula sebuah widget di homescreen yang bisa digunakan sebagai shortcut, lengkap dengan opsi membeli skin tambahan untuk aplikasi.
Begitu juga dengan Avast. Sang pembuat antivirus, turut menawarkan aplikasi penghemat daya Android yang mampu memprediksi dengan akurat kapan baterai ponsel akan habis.
Di dalamnya ada berbagai fitur yang bisa dipakai untuk mengatur aspek-aspek perangkat, seperti Wi-Fi, kecerahan layar, sinkronisasi data, dan vibration yang bisa memboroskan baterai.
Ada empat preset yang bisa dipilih dan diatur kembali sesuai dengan kebutuhan.
Avast Battery Saver bisa pula diatur agar berganti preset penggunaan daya secara otomatis sesuai dengan pergantian situasi ponsel, misalnya ketika berganti Wi-Fi network dari jaringan kantor ke jaringan rumah.
Sebelumnya dikenal dengan nama Battery Aid, Green Battery Saver & Manager memberikan beberapa opsi untuk menambah masa pakai perangkat hingga beberapa jam lebih lama.
Ia bisa mematikan Wi-Fi, Bluetooth, dan koneksi data secara otomatis saat tidak dipakai, atau dalam waktu tertentu yang disetel sebelumnya.
Selain itu, Green Battery Saver & Manager dapat diatur agar membatasi rentang waktu sinkronisasi data e-mail, foto, musik, ataupun buku-buku digital agar ponsel tak terus-menerus berupaya mengirim dan menerima data.
Versi gratis aplikasi ini menyediakan shortcut ke berbagai pengaturan ponsel, seperti kecerahan layar. Versi berbayarnya menghadirkan beberapa fitur tambahan, seperti statistik baterai dan menghilangkan iklan yang mengganggu.