Laman “tech radar,” hari ini, Senin, 23 April, mengungkapkan bahwa pengguna Android P sudah bisa menyimpan pengaturan volume tiap perangkat yang terhubung lewat bluetooth.
Fitur ini akan mengingat pengaturan volume saat terakhir digunakan.
Pengaturan volume setiap perangkat bluetooth itu akan dicatat ke telepon pengguna.
Misal, ketika ponsel terhubung dengan speaker bluetooth di kamar, ia pun mengingat pengaturan volume terakhir yang digunakan.
Begitu pengguna berganti ke headset, ia pun akan menggunakan pengaturan volume terakhir.
Sehingga, pengguna tak perlu lagi mendengarkan musik terlalu kencang atau terlalu lirih saat berganti dari speaker ke headphone atau sebaliknya.
Hal itu berkat fitur yang dinamai ‘Implement Bluetooth device volume memory‘ tersebut.
Pembaruan ini disebut sebagai kontrol volume cerdas.
Pengaturan ini akan sangat berguna terutama bagi mereka yang sering mendengarkan musik di ponsel melalui perangkat audio bluetooth, baik speaker, earphone, atau headset.
Pembaruan ini telah disetujui dan diterapkan ke Android. Dia akan diluncurkan di salah satu pratinjau pengembang Android P yang akan segera dirilis pada Google I/O di Mei, demikian diberitakan XDA Developers.
Sementara itu, kemampuan ini sudah ada di iOS sebelumnya.
Paling tidak, pengguna Android juga akan memiliki kenyamanan yang sama.
Android P sendiri disebut lebih baik dari iOS 12 yang hanya membawa perubaha di level permukaan saja.
Pada versi betanya, Android P disebut sudah berjalan dengan mulus
Sebelumnya, Google telah mengumumkan kedatangan Android P tahap beta untuk para pengembang.
Sistem operasi anyar itu membawa pembaruan, sekaligus mendepak aplikasi lawas dari ponsel Android pengusungnya.
Menurut laporan, aplikasi lawas yang ada di Google Play Store takkan bisa digunakan lagi begitu pengguna memasang Android P nanti.
Sebelumnya, Google memang menyatakan bahwa perusahaan akan menutup aplikasi yang sudah tidak update maksimal setahun sebelum Android terbaru.
Misalnya saat Android P keluar, Play Store hanya akan berisi aplikasi yang kompatibel dengan Android Oreo atau yang lebih baru.
Laporan pengembang pada Android Police memperlihatkan bahwa aplikasi yang tak lagi kompatibel akan diblokir untuk terus beroperasi di Android P.
Tahun ini, Android P juga akan kebagian teknologi baru yang disebut High Efficiency Image Format. Hardware dan lisensi paten membatasi penggunaan teknologi ini di ponsel-ponsel lawas.
HEIF sendiri adalah fitur yang memungkinkan pengguna untuk mengecilkan ukuran file foto hingga setengah ukuran format JPEG pada umumnya.
Untuk mendapatkan teknologi ini, produsen ponsel harus membayar mahal untuk lisensi dan hardware-nya.
Teknologi tersebut sebelumnya digaungkan Apple di iPhone X dan iOS 11. Google tampaknya tak ingin ketinggalan.
Fitur HEIF di iPhone akan sangat berguna bagi pengguna yang memiliki file foto banyak dan harus selalu mensinkronisasikan foto dengan cloud.
Dengan ukuran data yang lebih kecil, artinya akan menjadi hemat kuota data.
Hingga saat ini belum diketahui, apakah di Android juga akan berlaku hal yang sama.
Di iPhone, Apple memastikan chip mereka bisa menangani HEIF dan memastikan patennnya tak bermasalah.
Namun ponsel yang mengadopsi Android berasal dari ratusan pabrikan dengan berbagai model yang belum tentu mampu memberikan hal yang sama dengan iPhone.
Sebelumnya juga Google sempat membuat teka teki atas penamaan sistem operasi Android terbarunya itu
Meski belum diketahui kepanjang inisial Android P, sejumlah asumsi mulai muncul ke permukaan. Mulai dari Pancake, Pop Tart, Parfait, hingga Popsicle atau dalam bahasa Indonesia disebut es lilin atau es stik.
Nama terakhir muncul setelah Google membagikan enam motif wallpaper pada akhir pekan lalu. Popsicle warna-warni dengan latar putih jadi salah satu dalam keenam motif wallpaper tersebut.
Google hingga kini memang belum pernah membocorkan sedikit pun informasi mengenai pembaruan peranti lunak yang akan dirilisnya.
Namun, jika melihat bocoran ini bukan tidak mungkin jika perusahaan asal Mountain View itu akan menggunakan nama tersebut.
Popsicle sendiri merupakan merk dagang makanan milik Unilever. Google sebelumnya juga telah menggunakan merek produk makanan yakni KitKat dan Oreo untuk penamaan sistem operasinya terdahulu.