Site icon nuga.co

Google Akan Campakkan “Laci Aplikasi”

“Laci aplikasi” atau populer dengan nama “app drawer” akan dicampakkan oleh Gooogle dan seluruh aplikasi akan mereka tampilkan di layar utama atau home screen.

Begitu diungkapkan oleh “ubergizmo” tentang langkah besar yang dilakukan Google dalam mengejar ketinggalannya dengan Microsoft.

Para pengguna Android yang selama ini akrab dengan sang “laci” aplikasi, sebagai wadah bagi seluruh piranti lunak terinstal di ponselnya, tidak akan lagi disibuki dengan masalah itu di masa datang.

Model tampilan seperti ini sebenarnya bukan hal baru karena selama ini Apple sudah menerapkannya pada iOS.

Selain Apple, sebenarnya ada juga sejumlah produsen Android yang menghapus laci aplikasi.
Hanya saja tindakan ini tidak seragam, sesuai desain produsennya saja.

Namun bila Google memutuskan untuk menerapkan modifikasi tersebut, seperti dilansir dari Phone Arena, Rabu 02 Maret 2016, seluruh laci aplikasi akan hilang dari Android N yang akan datang.

Prediksi soal kebijakan tersebut diketahui dari demo video Google Maps baru.

Ponsel yang dipakai untuk demo tersebut memperlihatkan user interface bawaan Android.

Bedanya adalah, tak ada ikon laci aplikasi di bagian tengah bawah layar.

Bagian home screen ponsel itu hanya memperlihatkan sederet aplikasi saja, termasuk Google Maps.

Kendati ada prediksi demikian, tak berarti Google benar-benar akan menghapus laci aplikasi di Android N.

Bisa jadi raksasa internet itu bakal memberikan pilihan pada pengguna, apakah mau memakai laci aplikasi atau tidak sama sekali.

Pengguna akan segera mendapat kepastian mengenai hal ini.

Google akan mengadakan konferensi pengembang aplikasi I/O pada 18 Mei mendatang, dan biasanya mereka mengumumkan Android terbaru di acara tersebut.

Menurut riset yang dilakukan App Annie, jumlah unduh aplikasi di Google Play Store lebih tinggi dibanding jumlah unduh di Apple App Store.

Walau demikian, App Store mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi untuk pengembang aplikasi. Bagaimana bisa?

Riset yang dilakukan App Annie menunjukkan jumlah unduh aplikasi Play Store lebih tinggi dibanding App Store.

Namun, jika melihat dari jumlah keuntungan yang didapat, toko aplikasi milik Apple tersebut justru mengungguli toko aplikasi Google.

Aplikasi iOS mendatangkan keuntungan lebih banyak dibanding jumlah pendapatan yang diterima pengembang aplikasi dalam Google Play Store.

Walau memimpin dengan margin keuntungan yang tinggi, namun menurut survei App Annie, kesenjangan pendapatan yang diterima pengembang pada kedua toko aplikasi populer tersebut kian mengecil, termasuk di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Inggris.

Google sangat bergantung pada pasar di negara-negara berkembang dalam memasarkan aplikasinya.
Sebab, di pasar tersebut, harga ponsel pintar Android dijual lebih murah dan mengalahkan penjualan iPhone.

Tidak bisa dimungkiri, saat ini sistem operasi Android mampu mengalahkan iOS untuk masalah jumlah penjualan perangkat mobile secara global.

Namun, para pengembang aplikasi ternyata malah lebih menghasilkan uang dari sistem operasi mobile buatan Apple.

Meskipun begitu, di pasaran mobile tertentu, Google berhasil melewati Apple. Salah satunya terkait dengan aplikasi WhatsApp.

Pendapatan WhatsApp di Eropa lebih banyak didapatkan dari Google Play dibandingkan App Store.

Di Spanyol, Google mengalahkan Apple lebih hebat lagi. WhatsApp mendapatkan 90 persen pendapatannya dari Google Play.

Sedangkan untuk wilayah Amerika Serikat, jumlah revenue perusahaan ini sebagian besar berasal dari iOS.
Ya, WhatsApp memang mampu menolong Google di beberapa wilayah tertentu.

Namun, apabila hanya bergantung pada beberapa aplikasi, Google mungkin tidak akan pernah mengungguli iOS dari segi pendapatan aplikasi.

Exit mobile version