Google dan Facebook telah memulai langkah besar dengan memanfaatkan kombinasi teknologi laser atau kombinasi teknologi radio dan laser untuk membawa konektivitas internet ke tingkat yang lebih akurat dan cepat.
“ Google dan Facebook telah memulai sebuah pekerjaan besar dengan memanfaatkan laser dan radio untuk mendukung pengembangan konektivitas internet,” tulis phone arena, Sabtu, 24 Oktober 2015.
Google, yang telah menerobos penggunaan balon-balon helium di stratosfer, bisa menyediakan akses Internet di daerah-daerah terpencil.
Proyek Google Loon menggunakan radio atau laser yang memungkinkan balon-balon itu memindahkan data di wilayah-wilayah yang jauh dari stasiun penerus di darat.
Berlainan dengan cara yang ditempuh oleh Google, Facebook ingin meluncurkan pesawat tak berawak atau drone yang menggunakan sinar laser untuk sambungan internet kecepatan tinggi di daerah-daerah terpencil.
Pesawat tak berawak yang terdekat dengan daerah perkotaan tersebut akan menggunakan laser untuk terhubung ke internet dan kemudian meneruskan koneksi ke pesawat-pesawat yang terbang di atas daerah pedesaan.
“Baik Google maupun Facebook berpikir jika mereka dapat menerbangkan pesawat-pesawat ini ke stratosfer, sekitar dua puluh kilometer di atas Bumi, mereka bisa berfungsi seperti menara transmisi dan menyebarkan koneksi lebih mudah dan tanpa harus bergantung pada listrik dan kabel dan semua hal di darat,” ujar Tom Simonite, kepala biro MIT Tech Review.
Facebook, terutama, sangat tertarik menggunakan laser untuk mengirim data.
“Mereka mengklaim memiliki rekor baru dan melakukan pengiriman data laser tercepat,” ujar Simonite.
“Dan saya kira ini memperlihatkan bahwa mereka memang serius melakukan ini dan mencoba mendorong teknologi ini ke depan.”
Perusahaan-perusahaan lain menggabungkan teknologi laser ini dengan radio untuk mengirim konektivitas Internet yang tak terputus dalam cuaca buruk.
Pada situasi seperti itu, Simonite mengatakan baik koneksi laser maupun radio berlangsung secara paralel, jadi laser dapat memperbaiki kekurangan dalam koneksi radio.
“Laser sangat cepat, tapi jika ada yang menghalangi pancarannya, sinyalnya terblokir,” ujarnya.
Jika laser tidak dapat memancar secara lurus, radio akan mengatasi kekurangan itu, jadi saling melengkapi.
Tapi kebutuhan menggunakan keduanya secara simultan bisa membatasi, ujar Simonite.
Ia mengatakan “potensi laser dapat digunakan secara penuh” dengan proyek seperti yang dilakukan Google dan Facebook.
Teknologi laser adalah teknologi yang menjanjikan untuk negara-negara berkembang dan di bagian-bagian dunia di mana penanaman kabel sulit dilakukan, kabel mudah rusak atau di daerah terpencil di mana tenaga kerja dan bahan baku cenderung mahal.
Saat ini meskipun pertumbuhan internet bertumbuh dengan cepat, namun tak menyurutkan beberapa raksasa teknologi dunia untuk mengembangkan teknologi di bidang konektivitas internet.
Yang terbaru, dua raksasa Google dan Facebook sedang mempelopori kombinasi teknologi radio dan laser untuk perkembangan koneksi
helium di stratosfer untuk menyediakan akses Internet di daerah-daerah pelosok yang selama ini kurang tersentuh.
Sementara Facebook juga tak ketinggalan dengan turut meluncurkan pesawat tanpa awak atau biasa dikenal dengan drone, yang memiliki teknologi laser untuk menyambungkan internet berkecepatan tinggi di daerah-daerah pelosok.
Cara kerjanya, drone terdekat daerah perkotaan akan memanfaatkan sinar laser untuk terkoneksi dengan internet, lalu kemudian meneruskan sambungannya pada pesawat-pesawat yang terbang di atas daerah terpencil.
“Bahkan saat ini Facebook yang paling berambisi dengan teknologi laser sebagai media mengirim data dibanding perusahaan teknologi lainnya.
Saat ini sebenarnya perusahaan teknolgi lainnya juga sedang mengembangkan penggabungan sinar laser dan radio untuk tetap menyambungkan koneksi internet meskipun dalam cuaca yang sangat buruk.
Dengan situasi paralel, laser dapat memperbaiki kekurangan dalam koneksi radio.
Untuk sekarang teknologi laser adalah teknologi paling menjanjikan untuk sektor internet di negara berkembang, atau di negara yang tidak memungkinkan penanaman kabel untuk sambungan internet