Google kembali membuat “kejutan” dengan mengubah laman gambar mereka untuk membatasi akses pengguna terhadap gambar yang beredar di Google.
Sebelumnya, laman Google Image biasanya akan muncul tombol ‘lihat gambar’ atau view image, untuk melihat suatu gambar secara penuh.
Dan pengguna dapat melihat gambar lain hanya dengan menggeser gambar sesuai urutan hasil pencarian.
Gambar yang bisa dilihat secara penuh itu selanjutnya bisa diunduh sesuai kebutuhan masing-masing.
Hanya saja baru-baru ini Google memutuskan menghapus keberadaan tombol ‘lihat gambar’ tersebut.
Google terlihat mencegah orang-orang agar tidak sembarang mengunduh gambar yang berujung pada pelanggaran hak cipta.
Awalnya Google beralasan ingin mendorong penggunanya untuk melihat gambar yang mereka cari ke situs pemilik terkait.
Pasalnya, jika mengklik gambar, Google kini merujuk pengguna ke situs resmi pemilik gambar.
Namun dari laporan The Independent, perubahan itu terjadi karena ada kesepakatan Google dengan Getty Images agar pengunduh gambar yang sembarang semakin sulit.
“Tujuannya adalah menyeimbangkan kebutuhan pengguna dan kekhawatiran penerbit (gambar), kedua pihak yang kami hargai,” tulis Google dari laman resmi yang dimuat di The Independent.
Kendati tombol tersebut dihilangkan oleh Google, masih ada beberapa cara untuk melihat gambar secara penuh dan mengunduhnya.
Misalnya dengan mengklik kanan di suatu gambar, lalu pilih buka di tab baru. Selanjutnya gambar akan tampil secara utuh di tab baru tadi.
Cara lainnya adalah mengunduh sebuah aplikasi ekstensi Chrome bernama “View Image”.
Aplikasi ekstensi ini menghidupkan kembali tombol yang ‘lihat gambar’ yang dihapus oleh Google
Pembatasan itu mulai diterapkan di negara-negara bebahasa Inggris, dan akan diperluas ke seluruh dunia dengan seratus lima puluh delapan bahasa lainnya dalam waktu enam bulan.
“Sementara masyarakat kita tidak sepenuhnya menghilangkan kebobrokan itu, kita harus melakukan segala daya kami untuk melindungi anak-anak dari bahaya,” ujarnya.
Dia mengatakan dalam tiga bulan terakhir, Google telah menugaskan lebih dari dua ratus staf untuk menggarap teknologi baru tersebut, untuk memberangus pornografi anak.
“Kami telah mencegah ke link pelecehan anak dalam hasil kami. Meskipun tidak ada algoritma yang sempurna, dan Google tidak dapat mencegah pedofil menambahkan gambar baru ke dunia maya, teknologi ini telah membersihkan hasil yang mungkin terkait dengan pelecehan seksual terhadap anak-anak,” katanya
Selain mempersilit akses gambar, sebelumnya Google juga telah melakukan prubahan dalam pencaharian gambar untuk akses pornografi.
Sebanyak seratus ribu istilah pencarian terkait hal tersebut tidak akan menemukan hasil di mesin pencari, sebaliknya istilah pencarian itu akan menampilkan peringatan bahwa pelecehan anak adalah ilegal.
Perdana menteri Inggris David Cameron, yang mengusulkan tindakan ini, menyambut baik langkah dua raksasa teknologi ini.
Pada bulan Juli, David Cameron meminta Google dan Bing milik Microsoft – yang bersama-sama menyumbang sembilan puluh lima persen dari lalu lintas pencarian di internet – untuk berbuat lebih banyak guna mencegah orang mengakses gambar ilegal.
Dia mengatakan bahwa mesin pencari di internet perlu memastikan bahwa pencarian yang jelas ditujukan untuk menemukan gambar ilegal harus berakhir tanpa hasil.
Kini kedua perusahaan telah memperkenalkan algoritma baru yang akan mencegah orang untuk mendapatkan hasil dari pencarian gambar pornografi anak.
Google mengatakan telah diminta oleh pemerintah untuk menihilkan hasil dari sekitar seratus tiga puluh istilah pencarian.
Perusahaan ini kemudian mengubah algoritma mereka untuk meniadakan hasil untuk lebih dari tiga belas ribu istilah dalam daftar yang terus berkembang.
Microsoft yang bekerja sama dengan Google terkait masalah ini, mengatakan perusahaan mesin pencari Bing juga akan menihilkan hasil pencarian.
Perusahaan itu mengatakan mereka tidak akan memberi toleransi terhadap konten yang berisi pelecehan seksual terhadap anak.
Sebelumnya, Huawei telah mengaktifkan kendali filter pornografi di Inggris