Site icon nuga.co

Google Memex

Mesin pencari milik Google, search, akan mendapat lawan tangguh setelah “Defense Advanced Research Projects Agency,” atau DARPA, mengembangkan teknologi mesin pencari yang mereka namakan Memex.

Nama mesin pencari Memex diambil dari kombinasi Memory dan Index dan dapat digunakan untuk mencari hal apa pun.

Akan tetapi, sang pembuat layanan ini, Christopher White, ingin Memex fokus membantu memerangi berbagai macam bentuk tindak kejahatan, terutama untuk masalah prostitusi online dan perdagangan manusia.

Cara kerja dari sistem ini cukup rumit. Seperti dikutip dari situs “Popular Mechanics,” sistem Memex bertugas mengisi basis data miliknya dengan cara menyisir semua informasi yang ada di dunia maya.

Sebagai gambaran, ambil saja l contoh kasus prostitusi online.

Sistem milik Memex nantinya akan menyisir semua informasi di internet yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Salah satu kemungkinan informasi yang disisir berasal dari iklan prostitusi yang di-posting secara online.

Berdasarkan iklan tersebut, sistem akan mengambil informasi seperti nomor telepon, gambar, dan juga lokasi metadatanya.

Dengan data yang dihimpun ini, diharapkan pihak berwenang dapat dengan mudah memetakan lokasi kejahatan.

Berbeda dengan hasil pencarian yang ditawarkan oleh Google, Bing, dan Yahoo, yang didasarkan pada iklan dan ditampilkan secara linear berdasarkan algoritma mesin pencari, Memex akan menyajikan informasi ke dalam bentuk infografis yang canggih, yang informasi itu sulit ditemukan oleh Google.

Saat ini, Memex tersedia secara gratis dan tersedia untuk diakses oleh publik.

Alasannya mengapa White menyediakan layanan ini secara publik ialah karena semua pengerjaan layanan ini menggunakan dana yang berasal dari pajak warga AS.

White pun berencana untuk lebih mengembangkan sistem Memex untuk memerangi terorisme, seperti memantau aktivitas ISIS.

Sebuah pengembangan mesin pencari lain juga sedang dirancang dan ditujukan bagi umat Islam untuk menghindari sisi gelap di dunia maya ketika mencari informasi.

Namanya, Halalgooling.

Seperti dikutip dari International Business Times, mesin pencari yang beralamat di www.halalgoogling.com ini secara otomatis memblokir konten-konten di internet yang tidak sesuai aturan agama, termasuk ketika pengguna memasukkan kat-kata kunci pencarian yang “diharamkan”.
Contoh-contohnya seperti materi berbau pornografi, homoseksualitas, dan perjudian.

Di samping keyword “haram”, mesin pencari Halalgoogling juga memasukkan situs-situs yang dianggap anti-Islam.

Pembuatnya mengatakan bahwa situs tersebut memanfaatkan teknolgi “penyaringan tingkat tinggi yang memfilter konten menurut hukum Islam”. Sesuai namanya, mesin pencari Halalgoogling sendiri mengambil hasil pencarian dari Google dan Bing.

Meski begitu, para pengembang Halalgoogling juga mengatakan bahwa hasil kreasinya ini masih harus disempurnakan. “Masih banyak yang harus kami kerjakan, tapi dengan izin Tuhan dan dukungan Anda sekalian, kami akan membuat Halalgoogling sesuai untuk setiap muslim.”

Halalgoogling tak kesulitan memblokir hasil pencarian dari kata kunci yang jelas-jelas “haram”, misalnya seperti “judi online”. Akan tetapi, mesin pencari ini masih mau menampikan sampul buku bergambar orang tanpa busana dari Google Books.

Tampilan Halalgoogling sendiri mirip dengan laman Google.com, dengan sebuah kolom pencarian utama dan dua tombol pilihan kategori dan pencarian acak.

Hasil pencarian bisa dibagi-bagi dalam beberapa kategori seperti “web”, “books”, dan “top sites”. Tapi tak ada kategori “images” seperti pada Google. Mungkin hal ini dilakukan untuk menghindari akses konten yang tak diinginkan secara tidak sengaja.

Sementara itu, Google baru saja meluncurkan sebuah situs baru yang dinamakan “How Search Works”.

Melalui situs ini, pengguna dapat mengetahui betapa rumitnya proses kerja dari layanan pencarian Google Search.

Dalam situs tersebut, pengguna dapat menemukan berbagai grafik dan juga animasi yang menarik. Melalui animasi ini, Google berhasil menjelaskan proses pencarian dengan cara yang sangat mudah untuk dipahami.

Secara garis besar, ada tiga langkah yang dilakukan oleh sistem pencarian Google. Ketiga langkah tersebut adalah Crawling & Indexing, Algoritma, dan Fighting Spam.

Sistem Google akan memulai proses pencarian dengan mencari kata yang diinginkan oleh pengguna ke sekitar 30 triliun halaman situs yang ada di dunia maya.

Setelah selesai mencari, kata-kata tersebut akan dibuatkan indeks. Saat proses indexing selesai dikerjakan, proses algoritma super-rumit akan mulai bekerja memilah-milah konten mana yang diprediksi paling sesuai dan akhirnya sistem akan menampilkan hasilnya kepada pengguna.

Hebatnya, semua proses pencarian tersebut dilakukan dengan waktu supercepat, yaitu sekitar satu p[er delapan detik saja.

Selain proses tersebut, Google juga menghadirkan beberapa slide yang mengungkapkan bagaimana sistem mampu melawan situs berisikan spam atau pesan sampah.

Dalam slide ini, Google membeberkan cara mereka menghapus dan bagaimana cara mereka bertarung dengan spam.

Sumber: popular mechanics

Exit mobile version