Kehadiran aplikasi pihak ketiga untuk mendongkrak popularitas melalui like, follow, dan komentar palsu, dinilai tidak sejalan dengan tujuan Instagram.
Oleh sebab itu, perusahaan memutuskan untuk menghapus respons tidak otentik itu dari layanannya.
Dikutip dari keterangan resmi Instagram, layanan itu diberitakan telah menghapus like, follow, dan komentar dari akun-akun yang menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk mendongkrak popularitasnya.
Respons palsu semacam itu dinilai telah melanggar kebijakan Instagram.
“Kami memiliki tool-tool machine learning untuk membantu mengidentifikasi akun-akun yang menggunakan layanan-layanan tersebut, serta menghapus aktifitas tidak otentik.”
“Perilaku semacam ini memberikan dampak buruk bagi komunitas, dan aplikasi-aplikasi pihak ketiga yang menghasilkan like, follow, dan komentar tidak asli itu telah melanggar Community Guideline dan Term of Use kami,” tulis Intagram dalam penjelasannya.
Respons palsu tersebut, menurut pihak Instagram, tidak sejalan dengan tujuan layanannya yakni membuat orang-orang memiliki pengalaman nyata dan interaksi asli.
“Ini tanggungjawab kami untuk memastikan pengalaman tersebut tidak diganggu dengan aktivitas palsu,” jelas Instagram.
Adapun pengguna akan menerima pemberitahuan bahwa like, follow, dan komentar yang mereka berikan kepada orang lain melalui aplikasi pihak ketiga tadi akan dihapus.
Para pengguna pun diminta untuk mengamankan akun mereka dengan mengubah password.
“Orang-orang yang menggunakan aplikasi-aplikasi semacam itu memberikan username dan password, serta akun mereka kadang digunakan untuk like, follow, dan komentar tidak otentik. Hal ini tidak hanya melanggar kebijakan kami, tapi juga membuat akun pengguna tidak aman,” tulis Instagram.
Lebih lanjut, Instagram beberapa waktu lalu merilis fitur pembatasan waktu yang masuk dalam bagian “Your activity”. Fitur ini hadir dengan tool untuk mengatur batasan waktu saat sedang menggunakan Instagram.
Fitur ini juga memberikan pilihan mute push notification dari Instagram. Hal ini membuat pengguna tidak selalu harus membuka Instagram saat ada notifikasi.
Mereka yang mulai kecanduan Instagram pun bisa istirahat sejenak dari dunia maya.
Kehadiran fitur ini bertujuan memberi pengguna lebih banyak kontrol atas cara mereka berinteraksi dengan jejaring sosial yang mungkin berbahaya bagi kesehatan mereka, terutama jika dipakai secara berlebihan.
Adapun fitur ini bisa ditemukan di opsi pengaturan, “Your activity”, yang berada di laman profil pengguna.
Selain itu sejak Agustus lalu, Instagram juga mengumumkan akan memperkenalkan dashboard pembatas waktu yang memperlihatkan berapa lama pengguna main Instagram.
Kini, Instagram merealisasikannya dengan menggulirkan fitur pembatasan waktu yang masuk dalam bagian “Your Activity”.
Fitur ini, seperti dikutip dari The Verge, hadir dengan tool untuk mengatur batasan waktu saat sedang main Instagram.
Fitur ini juga memberikan pilihan untuk membungkam (mute) push notification dari Instagram. Dengan demikian, pengguna tidak melulu harus membuka Instagram saat ada notifikasi. Mereka yang mulai kecanduan Instagram pun bisa istirahat sejenak dari dunia maya.
Kehadiran fitur ini bertujuan untuk memberi pengguna lebih banyak kontrol atas cara mereka berinteraksi dengan jejaring sosial yang mungkin berbahaya bagi kesehatan mereka, terutama jika dipakai secara berlebihan.
Sekadar informasi, fitur ini bisa ditemukan pada ikon yang ada di pojok kanan atas di laman profil. Fitur itu tepatnya ada di bawah opsi “Your Activity”.
Selain Instagram, Apple juga memperkenalkan Screen Time di iOS. Google juga merilis dashboard Digital Wellness pada Android 9.0.
Dengan hadirnya fitur-fitur yang membatasi pengguna dalam memakai layanan atau pun produk mereka, perusahaan teknologi juga ikut membantu pengguna untuk mengatur waktu mereka saat menggunakan berbagai aplikasi.
Saat ini, perusahaan induk Instagram yakni Facebook belum mulai meluncurkan dashboard kegiatannya.
Penggunaan smartphone oleh anak-anak merupakan hal sensitif. Baru-baru ini dua investor Apple meminta perusahaan pembesut iPhone itu untuk menangani hal tersebut.
Berdasarkan laporan The Wall Street Journal, kedua investor Apple yakni Jana Partner LLC dan California State Teacher’s Retirement System mengirimkan surat kepada Apple.
Mengutip Mashable, mereka meminta Apple untuk mengembangkan software yang membantu orangtua mengontrol dan membatasi penggunaan smartphone dengan lebih baik.
Selain itu, Apple juga diminta untuk membuat riset mengenai dampak penggunaan smartphone berlebih pada kesehatan mental anak-anak.
Kedua grup investor tersebut diketahui memiliki saham di Apple
Sebenarnya, iPhone memiliki fitur parental control yang membantu orangtua membatasi atau memblokir anak-anak dari aplikasi tertentu.
Kendati demikian, kedua investor itu ingin perusahaan melakukan lebih banyak hal guna membatasi penggunaan smartphone dan meminimalisasi dampaknya pada kesehatan mental anak-anak.