Instagram menyebut bahwa pihaknya telah membersihkan pengikut palsu, suka, dan komentar yang dibuat oleh aplikasi,
Aplikasi pihak ketiga ini memang bisa menghasilkan likes dan komentar palsu sehingga membuat sebuah akun tampak lebih populer daripada yang sebenarnya.
Tindakan keras ini muncul setelah Facebook yang menjadi induk perusahaan Instagram berusaha meyakinkan dunia bahwa jaringan sosial mereka dapat dipercaya.
“Baru-baru ini, kami telah melihat akun menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk meningkatkan audiens mereka secara artifisial,” kata Instagram dalam blog mereka.
“Mulai hari ini, kami akan mulai menghapus suka yang tidak otentik, followers, dan komentar dari akun yang menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk meningkatkan popularitas mereka.”
Instagram mengembangkan perangkat lunak mereka sendiri untuk membantu mengidentifikasi aplikasi-aplikasi pembuat komentar dan likes palsu ini.
Sehingga media sosial itu berharap platformnya bebas dari aktivitas yang tidak autentik dan melanggar persyaratan mereka.
Instagram mengatakan akan memberi tahu pengguna ketika pihaknya menghapus suka, followers, atau komentar palsu.
Pengguna yang tidak sadar terkait dengan aplikasi yang dilarang Instagram itu, hanya perlu mengubah kata sandi untuk memutuskan sambungan, seperti diungkap jejaring sosial berbagi foto dan video itu.
Namun, pengguna Instagram yang tetap menggunakan aplikasi pihak ketiga ini kemungkinan akan terdampak dengan kebijakan baru mereka ini.
Pengumuman ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa Facebook tak sanggup meregulasi dirinya sendiri agar kesalahan informasi dan manipulasi tak merebak di platformnya.
Facebook telah menghadapi kritik baru menyusul penyelidikan New York Times yang menunjukkan bahwa mereka mengabaikan peringatan soal pengaruh kampanye Rusia di platformnya.
Mereka juga menggunakan perusahaan konsultan untuk mencela kritik atas jejaring sosialnya.
Twitter telah melakukan upaya serupa untuk membasmi akun yang tidak otentik, yang mengakibatkan penurunan jumlah pengikut yang signifikan bagi beberapa pengguna platform itu. Sebab, pengguna itu diidentifikasi Twitter sebagai bot atau akun palsu.
Sebelumnya, Instagram mengirimkan pemberitahuan kepada sejumlah pengguna bahwa kata kunci (password) akun mereka bocor. Perusahaan mengatakan insiden tersebut terjadi lantaran adanya celah keamanan ada layanan mereka.
Juru bicara Instagram mengatakan bahwa pihaknya secara internal menemukan ada kebocoran yang menimpa ‘sebagian kecil pengguna’.
Dilaporkan The Verge, bug tersebut terkait dengan fitur baru Instagram yang dirilis pada April lalu yang memungkinkan pengguna mengunduh data mereka.
Fitur ini dirilis setelah keputusan mengenai regulasi keamanan General Data Protection Regulation bagi pengguna di Eropa.
Anak perusahaan Facebook ini mengatakan fitur itulah yang menjadi penyebab kebocoran password pengguna. Fitur tersebut ternyata turut menyertakan kata sandi yang terdapat dalam URL di mesin peramban (browser) dan tersimpan di server Facebook.
Seorang ahli keamanan kepada The Information mengatakan besar kemungkinan Instagram menyimpan password pengguna hanya berupa teks biasa, yang membuat isu keamanan perusahaan mulai dipertanyakan.
Juru bicara perusahaan sontak membantah tudingan tersebut. Instagram juga memastikan pihaknya telah memperbaiki bug yang terdapat pada fitur tersebut.
Kendati demikian, Instagram menyebut kebocoran ini tidak melibatkan pihak ketiga. “Informasi (yang sempat bocor) tidak terekspos kepada pihak lain dan kami melakukan perubahan sehingga hal ini tidak lagi terjadi,” ungkap juru bicara.