Awas, kini, Instagram dinobatkan sebagai media sosial yang memiliki dampak paling buruk untuk kesehatan mental.
Instagram berdampak buruk?
Ya, sebuah studi terbaru menempatkan Instagram sebagai “the number one” media sosial yanya bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan mental.
Studi dengan nama #StatusOfMind tersebut mengungkap, ada limalima) media sosial yang cukup berisiko menganggu kondisi psikologi pengguna.
Dilansir CNET pada hafri ini, Selasa, 30 Mei, studi yang digagas oleh The Royal Society for Public Health Movement bersama Young Health Movement ini mencatat, media sosial yang dinilai paling banyak membawa dampak buruk untuk kesehatan mental adalah Instagram, setelahnya menyusul Snapchat, Facebook, Twitter, dan YouTube.
Menurut penelitian, konten posting yang mengumbar gaya hidup mewah di Instagram dinilai menjadi pemicu utama yang dapat mendorong pola pikir pengguna.
“Konten-konten tersebut muncul dengan persepsi yang berbeda dari kondisi ekonomi pengguna. Misal, ia melihat posting teman-temannya lagi berpesta atau berbelanja, sedangkan ia tidak bisa melakukan hal tersebut,” kata Dr Matt Stanley, salah satu peneliti studi ini.
“Kondisi ini, bisa memicu kondisi psikologis yang negatif, seperti rasa khawatir, kecemburuan sosial, dan yang terparah adalah depresi. Karena yang pasti, ia tidak bisa melakukan seperti yang teman-temannya lakukan,” ia melanjutkan.
Lebih lanjut, disampaikan Shirley Cramer, CEO Young Health Movement, jika konten-konten yang tersebar di Instagram tidak dikontrol, akan makin banyak ‘korban’ yang mengalami hal serupa.
“Ini bisa menciptakan kesenjangan sosial di dalam dunia digital. Bahayanya, yang paling banyak mengalami fenomena ini adalah generasi milenial,” tutur Cramer menjelaskan.
Studi tersebut dilakukan ke lebih dari seribu lima ratus pengguna media sosial di wilayah Inggris.
Pihak Instagram dan Facebook sampai saat ini enggan berkomentar terkait hasil studi itu.
Popularitas Instagram memang kian menjulang, seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna.
Menurut CEO Instagram, Kevin Systrom, jumlah pengguna aplikasi tersebut sudah mencapai tujuh ratus juta.
Dilansir GSM Arena, dari pernyataan Kevin diketahui ada penambahan seratus juta pengguna baru di Instagram dalam empat bulan terakhir.
Instagram memiliki enam ratus juta pengguna pada Desember tahun lalu.
Data terbaru ini sekaligus menunjukkan pertumbuhan tercepat dalam sejarah Instagram.
Aplikasi berbagi foto dan video itu membutuhkan waktu lima bulan untuk mendapatkan seratus juta pengguna baru pada tahun lalu
“Sebanyak tujuh ratus juta orang sekarang menggunakan Instagram setiap bulan dan seratus juta pengguna bergabung lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Terima kasih kepada semura orang di komunitas yang telah membantu mewujudkan hal ini,” tulis Kevin di akun Instagram.
Pertumbuhan jumlah pengguna Instagram dinilai cukup mengagumkan. Jumlah pengguna barunya hampir setara dengan total pengguna Snapchat.
Sejak diakuisisi oleh Facebook beberapa tahun lalu, Instagram terus menunjukkan pertumbuhan.
Bukan hanya dari sisi jumlah pengguna, tapi juga pendapatan, terutama dengan semakin banyaknya perusahaan yang memasang iklan di aplikasi tersebut.
Namun, tahukah kamu bahwa tingkat ketagihan orang akan smartphone kian meningkat tiap tahunnya?
Hal ini terungkap berdasarkan hasil sebuah penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian Statista.
Menurut hasil penelitian, ditemukan bahwa pengguna menghabiskan waktu lebih lama saat menggunakan perangkatnya.
Hasil penelitian juga menyebut bahwa di berbagai negara, rata-rata pengguna smartphone menghabiskan waktu satu jam menggunakan ponselnya.
Sering kali juga lebih lama dari itu, seperti yang dilakukan rata-rata pengguna smartphone di Brasil yang memakai ponsel hingga 5 jam dalam sehari.
Pada beberapa negara yang diteliti oleh Statista, jumlah waktu yang yang dihabiskan pengguna ponsel untuk memakai perangkatnya terus meningkat tiap tahunnya.
Statista membandingkan rerata waktu penggunaan ponsel pada lima dan setahun lalu yang mengalami peningkatan signifikan.
Di negara Amerika Serikat misalnya, rata-rata pengguna ponsel menghabiskan waktu lebih dari dua jam di depan ponsel dibandingkan lima tahun lalu, yakni sekitar satu jam.
Dengan perkembangan teknologi smartphone yang kian inovatif dibanding sebelumnya, sangat mungkin bagi pengguna menghabiskan waktu lebih lama di depan smartphone-nya.
Misalnya saja dengan berkembangnya artificial intelligence, augmented reality, dan teknologi lainnya.
Berbagai fitur pun membuat orang betah menghabiskan banyak waktu di depan smartphone dan tak bisa lepas dari perangkat itu.