Teori lubang hitam milik Albert Einstein yang sudah berumur seratuis tahu kini terbukti kesahihannya.
Pembuktian ini di rilis oleh sebuah timyang beranggotakan ilmuwan internasional
“Prediksi Einstein mengenai apa yang terjadi pada bintang yang melintasi lubang hitam supermasif benar adanya,” tulis rilis dari tim
Bukti ini didapatkan setelah para peneliti melakukan pengamatan terhadap bintang S2.
Setelah melalui pengamatan selama dua puluh tahun, mereka akhirnya berhasil membuktikan terjadinya peningkatan kecepatan orbit bintang lebih dari dua puluh lima juta kilometer per jam ketika bintang itu mendekati lubang hitam.
Panjang gelobang bintang tertarik ketika berusaha melepaskan diri dari tarikan gravitasi lubang hitam supermasif.
Bintang itu pun lantas berubah warna dari biru menjadi merah, seperti dijelaskan Odele Straub dari Observatorium Paris.
“Ini adalah kali pertama kami bisa melakukan pengetesan secara langsung teori relativitas umum Einstein di dekat lubang hitam supermasif,” jelas Frank Eisenhauer, astronom senior dari Max Planck Institute for Extraterrestrial Physics, kepada wartawan, seperti dikutip Reuters
“Ketika Einstein hidup, ia tak bisa memikirkan atau membayangkan apa yang kami tunjukkan hari ini,” tambahnya.
Sebelumnya, teori relativitas Einstein memperkirakan cahaya dari bintang akan tertarik ke lebar gelombang yang lebih panjang akibat gaya gravitasi ekstrim saat melewati lubang hitam supermasif.
Sehingga bintang akan tampak lebih merah. Ini adalah efek yang dinamakan gravitational red shift.
Dengan peristiwa ini, memastikan bahwa perkiraan Einstein tersebut memang tepat dan dapat dibuktikan.
Bintang ini dipilih sejak para peneliti melakukan pengamatan di bagian tengah galaksi Bima Sakti.
Bintang S2 dipilih karena sebelumnya mereka memperkirakan bintang ini akan melintasi lubang hitam pada tahun ini, enam belas tahun sejak pertama kali para peneliti mengamati bintang tersebut.
Namun, sebelum S2 ditemukan, pengamatan untuk membuktikan pergerakan bintang di sekitar lubang hitam supermasif telah dilakukan sejak dua puluh enam tahun lalu menggunakan Teleskop Sangat Besar atau dikenal dengan Very Large Telescope.
Setelah pembuktian ini, para peneliti berharap bisa mengobservasi teori lubang hitam lainnya, jelas Straub.
“Ini adalah langkah pertama dari perjalanan panjang yang telah dilakukan tim pengamat selama tahunan dan kami berharap bisa meneruskannya tahun depan,” jelas pimpinan tim peneliti, Reinhard Genzel.
Sebelumnya, tim peneliti yang terdiri dari beberapa astronom juga menemukan tiga objek misterius yang disebut dengan G-objects, yang bergerak menjugai lubang hitam berukuran super masif yang disebut dengan Sagittarius A. G-objects sampai saat ini masih misterius, peneliti tidak dapat menentukan apakah objek tersebut bintang atau hanya awan gas.
Dilansir dari Earthsky para astronom menyebut G-objects terlihat sebagai awan gas namun berperilaku seperti bintang. Tiga G-object baru ini dinamakan G3, G4, dan G5.
Sebelumnya peneliti telah menemukan dua G-Object yang awalnya diduga sebagai awan gas. G1 ditemukan pada enam belas tahun silam dan G2 ditemukan pada enam tahun lalu
Akan tetapi kedua objek itu tidak hancur oleh tarikan gravitasi Sagittarius A saat berada di posisi sangat dekat dengan lubang hitam tersebut.
Dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan selama12 tahun dari Observatorium W.M. Keck di Hawai Ahli Astronomi kembali temukan tiga G-objects yang memiliki kesamaan fisik dengan dua G-Objects yang sebelumya telah ditemukan.
Penelitian ini merupakan kolaborasi antara Observatorium W.M Keck, Galactic Center Group dari University of California Los Angeles dan Instituto de Astrofisica de Andaluciadi Granada, Spanyol.
G-Objects dianggap unik karena mereka diselumuti oleh lapisan awan dan gas yang membuatnya sulit untuk dideteksi oleh para peneliti. para peneliti sangat tertarik dengan G-Object untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
“Objek padat ini bergerak sangat cepat mendekati lubang hitam supermasif galaksi kita. Sangat menarik untuk melihat mereka bergerak dari tahun ke tahun. Bagaimana mereka bisa sampai di sana? Dan apa yang akan terjadi? Mereka pasti punya cerita yang menarik untuk diceritakan,” kata ketua tim peneliti sekaligus anggota Galactic Center Group Anna Ciurlo seperti yang dilansir dari Earthsky.
“OssrVol memungkinkan kami untuk mengisolasi G-Objects dari latar berkabut dan menganalisis data spektral yang akan memberikan informasi kecepatan. Kita juga akan bisa melacak gerakan mereka,” kata Ketua Operasi di Observatorium Keck Randy Campbell.
Tim astronom ini mengatakan pasti ada penyebab mengapa G-Object berukuran lebih besar dari bintang biasa.
Mereka memperkirakan ini akibat dari tabrakan dua bintang yang saling mengorbit satu sama lain. Tabrakan antar bintang ini bisa terjadi di pusat galaksi selama gravitasi dari lubang hitam berukuran supermasif mampu mempengaruhi daerah sekitarnya.
Dalam periode waktu yang panjang gravitasi ini mengubah orbit dari dua bintang sehingga kedua bintang tersebut bertabarkan. G-Objects terbentuk dari penggabungan akibat tabrakan tersebut.
Para peneliti akan terus mengamati bentuk dan ukuran G-Objects. Mereka berharap ini akan membawa mereka untuk mengungkap bagaimana G-Object terbentuk.
Mereka juga akan memerhatikan ketika G-Object berada pada jarak terdekatnya dengan Sagittarius A. Ini merupakan kabar buruk karena pergerakan ini akan memakan waktu paling dekat setidaknya dua puluh tahun,