Smartphone “OnePlus” merilis penerus telepon pintar generasi terbarunnya dengan n menggunakan teknologi laser yang mereka namakan “laser focus fingerprint” yan g ditanam dalam tombol Home smartphone.
Kehebatan fitur tersebut, menurut situs “gizmo china,” bisa digunakan untuk verifikasi atau identifikasi pengguna. Fitur ini sama dengan sensor biometrik yang ada dalam smartphone Samsung Galaxy S6 atau Apple iPhone 6.
Selain itu, OnePlus Two juga disebut-sebut akan memiliki desain bodi yang mirip dengan Oppo Find 7, smartphone buatan vendor Tiongkok lainnya.
Tak heran, karena OnePlus One sendiri selama ini juga terlihat mirip dengan smartphone buatan Oppo itu.
Dari sisi software, OnePlus Two akan menjalankan sistem operasi Android 5.0 yang salah satu fiturnya adalah memiliki tombol layar sentuh kapasitif di bagian sisinya.
Namun, rumor terbaru mengatakan harga jual OnePlus Two akan sedikit lebih mahal dibanding OnePlus One. Hal tersebut dikarenakan perbedaan strategi pemasaran yang akan dipakai OnePlus dalam memasarkan Two.
Tidak ada slot kartu MicroSD atau baterai yang bisa dilepas dalam smartphone baru OnePlus ini nantinya, sama seperti One.
Teknologi wireless charging juga belum akan disematkan.
OnePlus mengatakan akan tetap menggunakan chip buatan dalam smartphone barunya itu.
OnePlus Two menurut jadwal akan dirilis di kuartal ketiga 2015.
Smartphone tersebut diharapkan memiliki performa yang layaknya OnePlus One, diberi julukan “flagship killer,” dengan spesifikasi yang unggul dan harga yang lebih terjangkau dibanding smartphone premium generasi terkini.
OnePlus One, yang oleh pengamat dinamakan sebagai “pembunuhNexus” telah resmi masuk pasar di akhir tahun lalu.
OnePlus One dikenal sebagai kolaborasi produk antara OnePlus, perusahaan smartphone asal Tiongkok, dengan Cyanogen, perusahaan rintisan yang terkenal akan custom ROM Android-nya.
OnePlus One sudah beredar sejak Juni 2014 lalu, mayoritas konsumennya adalah di Tiongkok. Indonesia menjadi salah satu negara yang disasar OnePlus karena basis komunitasnya di sini semakin kuat.
Smartphone ini sangat disukai penggemar Android karena memiliki spesifikasi yang tergolong tinggi, namun dengan banderol harga yang nyaris separuhnya.
OnePlus One mengusung desain yang sederhana, memiliki bentuk persegi panjang dengan kedua ujung atas dan bawah yang sedikit melengkung. Aksen krom mempercantik tepian bingkai layarnya.
Bodi OnePlus One juga menganut desain unibody, artinya smartphone dan baterai menjadi satu. Penutup belakangnya juga tidak bisa dilepas.
Tidak ada tombol fisik di deretan bawah bingkai, OnePlus menyediakan tombol softkey untuk Home, Back, dan Menu.
Sementara tombol fisik yang disediakan hanyalah tombol daya yang sekaligus berfungsi sebagai tombol lockscreen di sisi kanan smartphone, serta tombol Volume di sisi kiri.
Tombol ini memiliki desain yang ramping dan pipih, mengikuti alur tepian OnePlus, sehingga dari depan nampak samar.
Ketebalan smartphone secara keseluruhan berukuran 8,9 mm. Namun OnePlus membuat punggung OnePlus melengkung dengan bagian kedua tepinya yang lebih tipis.
Secara ergonomi, bagian belakang terasa nyaman di telapak tangan, ditambah lagi dengan tekstur sandstone (batu kali) yang digunakan OnePlus, sehingga smartphone tidak terasa licin di telapak tangan atau mudah lepas saat digenggam.
Namun, karena bagian sisinya tetap menggunakan desain bersiku, bukan melengkung seperti dalam iPhone 6 atau Xperia Z3, smartphone tetap terasa “tajam” di sisi-sisinya saat digenggam erat di telapak tangan.
OnePlus One mencuri perhatian dengan menjadi smartphone berperforma tinggi namun dengan banderol harga yang lebih murah.
Strategi ini sama dengan yang dilakukan oleh Xiaomi yang meluncurkan lini Mi4 dan Mi Note di kelas premium.
Julukan “Nexus killer” untuk OnePlus One memang tepat karena ia mengusung spesifikasi yang setara bahkan melebihi smartphone Nexus 5 dari Google. Harganya pun jauh lebih murah ketimbang Nexus 5.
Sistem operasi yang digunakan juga sangat mudah untuk diutak-atik bagi yang suka mengoprek. Cyanogen juga mendukungnya dengan memberikan custom ROM alternatif. Banyak desain antarmuka yang berbeda yang bisa diunduh dari smartphone langsung, baik yang berbayar maupun gratis.
Namun, satu-satunya yang menghambat pengguna untuk membeli mungkin adalah tidak adanya slot kartu microSD, meninggalkan mereka untuk bergantung speenuhnya kepada penyimpanan internal smartphone. Selain itu, daya tahan baterainya seharusnya masih bisa ditingkatkan lagi.