Temuan ukiran bebatuan kuno di Mars yang mirip dengan yang ada di Bumi makin menguatkan dugaan dan memunculkan spekulasi adanya hubungan antara manusia kuno di Bumi dan makhluk asing di Mars.
Terlebih lagi, di India, pada tertengahan tahun ini, sempat dihebohkan dengan temuan lukisan yang mirip alien, dengan kepala lonjong oval dan mata besar. Gambar alien itu terlukiskan pada dinding sebuah gua.
Menurut arkeologi, lukisan alien ini berusia sepuluh ribu tahun. Ahli yang tampak bingung kemudian memutuskan berkonsultasi dengan NASA. Masyarakat India setempat meyakini gua tersebut merupakan tempat pendaratan dewa kuno.
Dengan beberapa temuan yang mirip pada dua ruang yang terbentang sangat jauh, mengarahkan gagasan objek terbang misterius (UFO) berhasil mendarat di Bumi pada masa lalu, bukanlah khayalan semata.
Ukiran yang mempunyai pola seni pada bebatuan dan gua sudah jamak ditemukan di berbagai belahan dunia. Ukiran itu dianggap beberapa ahli sebagai ekspresi manusia kuno.
Namun, ukiran yang mirip baru-baru ini tampak di bebatuan Planet Mars. Melansir Examiner, Selasa 21 Oktober 2014, situs yang fokus pada penampakan asing, UFO Sightings, melaporkan temuan gambar yang menyimbolkan manusia kuno setelah menganalisis foto yang diambil robot penjelajah Mars NASA, Curiosity.
Anehnya, foto Curiosity itu menampilkan ukiran yang mirip dengan simbol manusia kuno pada batuan dan gua di Bumi pada umumnya.
Tercatat foto yang dimaksud diambil Curiosity pada 17 Oktober lalu. Gambar simbol manusia kuno itu tampak seperti petroglyph atau pola gambar yang diukir pada batu. Dari analisis yang disampaikan, sosok gambar manusia itu mirip dengan sosok pria.
Selain ukiran sosok pria kuno, pada batu itu juga terukir garis atas dan bawah, yang polanya dianggap mirip dengan ukiran kuno di Bumi. Lihat di video ini.
Para pakar astronom meyakini memang ada kehidupan asing di luar bumi. Keyakinan itu dilandasi temuan data Teleskop Kepler NASA dan observatorium lain yang menemukan banyaknya planet layak huni di luar Tata Surya.
Data memperkirakan di Galaksi Bima Sakti saja, ada sekitar tiga ribu peradaban luar bumi, sedangkan bumi merupakan salah satu dariempat puluh miliar planet yang layak huni.
Belum lagi, kata astronom Michael Garrett, Kepala Yayasan Penelitian Astronomi Belanda setiap tahun di galaksi ini lahir satu planet yang layak huni, melansir Space, Selasa 7 Oktober 2014.
Bila merujuk banyaknya planet layak huni itu, potensi untuk menemukan kehidupan asing, atau alien sangat besar. Namun, bila mengkaji detail jarak antara bumi dengan beberapa planet layak huni lain di galaksi, peneliti pun harus bekerja keras untuk bisa menjalin kontak dengan alien.
Garett memperkirakan, butuh waktu yang panjang untuk bisa menjalin kontak dengan alien, sebab jarak dengan beberapa planet layak huni itu tergolong sangat jauh.
Untuk itu, Garett memperkirakan setidaknya butuh waktu yang lebih lama, agar manusia, atau teknologi bisa menjalin kontak dengan alien.
“Untuk tujuan komunikasi, Anda perlu memungkinkan dua kali jarak perjalanan, sehingga saat membicarakan peradaban di sekitar, setidaknya butuh beberapa ribuan tahun untuk memiliki kesempatan berbicara satu sama lain,” terang Garett.
Meski butuh waktu yang lama, Garett yakin lompatan teknologi radio astronomi dan teknik pemprosesan data yang dimiliki dunia berpotensi memperpendek waktu pencarian. Teknologi itu bisa lebih baik dari teknologi Search for Extraterrestrial Inteligence, program pencarian kehidupan luar bumi yang telah muncul sejak enam puluh tahun lalu.
“SETI tak mudah, tetapi ini merupakan pencarian yang layak. Setiap orang tertarik kehidupan luar bumi bukan hanya ilmuwan dan penggemar antariksa. Orang-orang di jalan juga tertarik untuk mengetahui apa yang terjadi di luar sana,” ujar dia.