Video game telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kita. Meskipun kita mungkin tidak bermain sendiri, orang-orang di sekitar kita pasti melakukannya.
Meskipun bermain video game dalam jumlah sedang dapat menjadi cara yang baik untuk bersantai dan menciptakan interaksi sosial, bermain yang berlebihan memiliki efek negatif, dikutip dari Asia One
Sebuah studi baru-baru ini yang dilakukan oleh Iowa State University mengungkapkan bahwa bermain video game dalam kondisi tertentu terkait dengan peningkatan kreativitas, Science Daily melaporkan.
Tim peneliti melakukan percobaan untuk membandingkan efek bermain Minecraft dengan atau tanpa instruksi, dengan efek menonton acara TV atau bermain video game mobil balap.
Dalam studi tersebut, peserta diminta untuk bermain atau menonton TV selama empat puluh menit dan kemudian melakukan sejumlah tugas pengujian kreativitas.
Salah satu tugasnya adalah menggambar makhluk yang jauh berbeda dari yang berkeliaran di Bumi. Semakin mirip manusia yang digambarkan, semakin rendah nilainya.
Para peserta yang telah memainkan Minecraft – sebuah permainan yang mengundang para pemain untuk menjelajahi dunia unik dan membangun kreasi imajinatif – dibagi menjadi dua kelompok, salah satunya telah diperintahkan untuk bermain sekreatif mungkin.
Rupanya, kelompok itu diperintahkan untuk bermain Minecraft dengan skor kreatif terendah dalam tes kreativitas yang mengikuti permainan.
Profesor psikologi Douglas Gentile, bersama dengan sesama sarjana psikologi Jorge Blanco-Herrera dan Jeffrey Rokkum, menunjuk pada alasan yang masuk akal mengapa para pemain Minecraft yang kreatif tampil paling buruk dalam tes kreativitas berikutnya.
Blanco-Herrera mengatakan instruksi untuk menjadi kreatif mungkin sebenarnya membatasi pilihan pemain dalam permainan, sehingga membuat pengalaman menjadi kurang kreatif.
“Mungkin juga mereka menggunakan semua ‘jus kreatif’ mereka saat bermain dan tidak ada yang tersisa ketika tiba waktunya untuk menyelesaikan tes,” kata Blanco-Herrera seperti dikutip.
Di samping Minecraft, sebagian besar video game mengharuskan pemain untuk menjadi kreatif sampai tingkat tertentu, misalnya ketika mereka membuat karakter atau membuat cerita atau strategi khusus untuk memenangkan permainan kompetitif.
Meskipun kami sering diingatkan tentang dampak negatif dari video game, kami mungkin juga ingin mengakui aspek pendidikan mereka.
Sebuah penelitian lainnya mengungkap ketimbang hanya sekadar melarang anak bermain game online, sebaiknya orang tua ikut bermain bersama anak-anaknya.
Dilansir Independent, langkah ini bisa dilakukan agar orang tua lebih paham risiko dan manfaat game online.
Penelitian baru yang diterbitkan oleh pakar keamanan online Internet Matters, mengungkap kebanyakan orang tua tidak percaya diri berurusan dengan masalah seputar game online.
Faktanya, lebih tiga perempat anak-anak yang bermain game online. Temuan mereka menunjukkan lebih dari setengah orang tua atau 55 persen di antaranya khawatir orang asing akan mendekati anak-anak mereka melalui platform game online.
Selanjutnya, lebih dari sepertiganya, sebanyak tiga puluh delapan persen, tidak yakin dengan siapa anak-anak mereka bermain online.
Laporan berjudul Parenting Generation Game ini mendorong orang tua lebih memahami manfaat yang dapat ditawarkan game online.
Hasilnya, 62 persen dari mereka yang disurvei mengaku bermain game online dapat membantu anak memiliki keterampilan memecahkan masalah.
Organisasi nirlaba yang berbasis di London kemudian menghasilkan serangkaian sumber daya online bagi orang tua untuk memberikan informasi tentang kelebihan dan kekurangan dari game online.
Organisasi ini juga mendorong orang tua bergabung dengan anak-anak mereka. Mereka juga mengeluarkan panduan online yang mencakup saran game online apa yang cocok untuk dimainkan oleh seluruh keluarga.
Andy Robertson, pakar game Internet Matters, menambahkan jangkauan game online yang ditawarkan sangat besar. Dengan bermain game online bersama anak-anak, orang tua bisa melihat manfaatnya dan merayakan kemenangan mereka dalam game bersama-sama.
Kepala eksekutif Internet Matters, Carolyn Bunting, mengatakan orang tua yang secara teratur terlibat dengan aktivitas anak-anak mereka secara online akan lebih baik saat melalui masalah yang mungkin mereka hadapi pada anak-anak.
“Kami mendorong orangtua untuk melakukan sesuatu yang mungkin bertentangan dengan sifat mereka dan ikut terlibat. Dengan sebagian besar anak-anak bermain game online sekarang, itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari proses tumbuh dewasa di era digital,” ujar dia.