Hari ini, Selasa, 16 Juli, harga emas global mengalami tekenan bersamaan dengan kenaikan saham dan munculnya sikap optimisme para ekonom tentang prospek ekonomi Cina.
Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,”hHarga emas di pasar spot tertekan pada penutupan perdagangan Selasa pagi WIB karena kenaikan bursa saham global. Investor cukup optimistis melihat data ekonomi China.
Harga emas di pasar spot turun sekitar nol koma dua puluh enam persen per ounce. Sedangkan harga emas berjangka naik nol koma satu persen per ounce.
Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua China turun ke level terendah dalam dua puluh enam tahun di angkaenam koma dua2 persen. Meskipun turun tetapi angka tersebut sesuai dengan prediksi analis.
Beberapa data-data lain seperti produksi industri, penjualan ritel dan investasi di perkotaan sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar.
“Pasar saham melihat data ini secara positif dan beberapa investor mulai memindahkan risiko investadi ke luar emas,” jelas Bart Melek, analis TD Scurities di Toronto.
Bursa saham dunia naik ke level tertinggi dalam delapan belas bulan setelah keluarnya data-data ekonomi dari China tersebut. Tentu saja, kenaikan bursa saham tersebut memberikan tekanan kepada harga emas.
Sementara, dolar AS menguat terhadap beberapa mata uang utama dunia. Penguatan ini memberikan beban kepada emas karena investor harus mengeluarkan uang yang lebih banyak jika bertransaksi dengan mata di luar dolar AS.
“Dolar AS nampaknya telah mendapat beberapa dukungan dan hal tersebut menjadi beban bagi harga emas,” kata Tai Wong, analis BMO.
Investor tengah menunggu data lain pada pekan ini. Data-data tersebut antara lain penjualan ritel AS dan produksi industri. Hal tersebut untuk melihat pertumbuhan ekonomi negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut.
Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) merilis Beige Book pada Rabu nanti. Pelaku pasar akan melihat arah kebijakan bank sentral dari laporan tersebut.
Selain itu, pelaku pasar juga akan melihat pandangan the Fed mengenai perang dagang dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi.
Tekanan harga emas ini sesuai dengan prediksi para analis yang mengungkapkan adanya pelemahan harga emas dalam pekan ini.
Analis memberi peringatan bahwa harga emas akan melemah pada pekan ini. Para investor pun diminta tidak meninggikan ekspektasi mereka.
Pada pekan lalu, emas berhasil menembus harga psikologisnya. Kenaikan itulah yang mendorong investor untuk ambil untung.
“Tidak mengejutkan jika kita melihat beberapa investor yang mengambil untung,” ujar Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank seperti dikutip Kitco.
Harga emas sempat naik karena muncul sinyal Bank Sentral Amerika Serikat akan menurunkan suku bunga. Gubernur The Fed Jeremy Powell juga menyuarakan kecemasannya terhadap melambatnya pertumbuhan global yang bisa berdampak besar ke AS.
Salah satu negara yang kena dampak pelambatan ekonomi adalah Singapura. Ekonomi Singapura hanya tiga koma empat persen atau tumbuh nol koma satu persen di kuartal kedua, padahal ekspektasi pertumbuhan adalah satu koma satu persen.
Ahli strategi komoditas TD Securities, Daniel Ghali, juga menyebut ekonomi AS yang relatif sehat bisa terimbas oleh pelambatan ekonomi. Ia pun optimistis harga emas akan awet.
“Kami merasa nyaman bahwa harga bertahan di atas USD 1.400 per ounce sebagaimana pasar menunggu update terbari dari the Fed usai pertemuan bulan Juli,” ujar Ghali.
Harga emas kembali naik lebih dari satu persen . Hal ini setelah Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Jerome Powel memberi ekspektasi penurunan suku bunga yang mengutip risiko terhadap ekonomi AS sehingga membuat nilai tukar dolar AS melemah.
Powell mengatakan kekhawatiran tentang kebijakan perdagangan dan ekonomi global yang lemah terus membebani prospek ekonomi AS dan The Fed berniat untuk mempertahankan ekspansi selama satu dekade.
Harga emas di pasar spot naik satu koma satu persen per ounce. Harga telah turun di awal sesi. Emas berjangka AS untuk pengiriman Agustus naik
“Powell telah melakukan cukup banyak untuk meyakinkan para pedagang bahwa dia tidak menutup pintu tetapi membiarkannya terbuka berkaitan dengan penurunan suku bunga yang merujuk pada ekonomi yang lebih lemah, merujuk pertumbuhan bisnis dan stagnasi pertumbuhan ekonomi,” ungkap Analis Craig Erlam.
“Ini sangat dovish seperti yang bisa kita harapkan dan pasar emas telah melompat langsung ke sana. Dolar telah turun dan harga emas secara bersamaan telah rebound lebih tinggi. ” lanjut dia.
Meskipun ekspektasi untuk penurunan suku bungalima puluh basis poin pada pertemuan The Fed akhir bulan ini telah menguap setelah kenaikan pekerjaan yang diprediksi dilaporkan minggu lalu, investor masih mengharapkan penurunan dua puluh lima basis poin karena inflasi yang lemah dan kekhawatiran tentang pertumbuhan bisnis dampak dari perang dagang AS-China.
Komentar Powell juga mendorong indeks dolar turun sebanyak nol koma tiga persen terhadap sekeranjang mata uang lainnya, setelah naik ke level tertinggi tiga minggu di sesi sebelumnya.
“Kami masih berpikir ada risiko naik dan penurunan adalah kesempatan untuk membeli emas,” kata Suki Cooper, Analis Logam Mulia di Standard Chartered Bank.
“Faktor-faktor makro masih mendukung (emas) tetapi tantangan jangka pendek kemungkinan berasal dari pasar fisik yang lebih lemah dan setiap serangan sementara kekuatan dolar