Usai libur panjang tujuhbelas Agustusan, atau dalam tiga hari terakhir, harga emas yang diperdagangkan PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, melambung sebesar Rp 13.000 per gram, akibat ketidakpastian kenaikan suku bunga oleh The Fed usai pertemuan sebuah komite yang gagal merumuskan kesepakatan.
Kenaikan harga emas milik Antam merupakan lanjutan dari kenaikan harga serupa di pasar global, Comex Merchantil New York, yang bergerak “rally” selama empat hari terakhir.
Hari ini, Jumat, 21 Agustus 2015, Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk melonjak Rp 8.000 menjadi Rp 560.000 per gram. Sehari sebelumnya, Kamis, 20 Agustus 2015, harga logam mulia Antam berada di level Rp 552.000 per gram, setelah naik sebesar Rp 4.000 per gram.
Dua hari sebelumnya, emas jualan Antam telah merangsek dari posisi stagnannya, dengan kenaikan sebesar Rp 1.000 per gram dari harga Rp 548.000 per gram.
Bersamaan dengan kenaikan harga jual emas batangan Antam ini, harga pembelian kembali atau dikenal dengan istilah “buyback” logam mulia Antam juga naik.
Kenaikannya bahkan lebih tinggi yaitu mencapai Rp 10 ribu per gram menjadi Rp 492 ribu per gram dari Rp 482 ribu per gram.
Artinya, jika Anda menjual emas yang dimiliki maka Antam akan membelinya di harga Rp 492 ribu per gram.
Antam menjual ukuran emas dari satu gram hingga 500 gram. Hingga pukul menjelang siang WIB, sebagian besar ukuran emas Antam masih tersedia. Hanya emas ukuran 500 gram yang ludes terjual.
Mengingat tingginya animo masyarakat, transaksi pembelian emas batangan yang datang langsung ke Antam dibatasi hingga maksimal seratus lima puluh nomor antrean per hari.
Dengan kenaikan harga ini Antam mengeluarkan daftar ringkas harga emas miliknya. Untuk pecahan 1 gram di jual Rp 560.000, 5 gram Rp 2.655.000, 10 gram Rp 5.260.000, 25 gram Rp 13.075.000, 50 gram Rp 26.100.0000, 100 gram Rp 52.150.000, 250 gram Rp 130.250.000 dan pecahan yang paling besar 500 gram di banderol Rp 260.300.000.
Di pasar global, emas mencatat harga tertinggi dalam lima minggu karena dolar memudar setelah meeting minute dari pertemuan Federal Reserve AS yang menyarankan agar para pembuat kebijakan The Fed tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
Meskipun perekonomian AS sudah mendekati titik yang akan bergerak lebih tinggi, pejabat The Fed pada bulan lalu terlihat masih khawatir terhadap kondisi inflasi dan ekonomi global yang melemah sehingga berpotensi akan membuat risiko ekonomi global semakin besar.
“Ada beberapa frustrasi pada pasar karena pertemuan the Fed tidak memberikan kejelasan yang konklusif terkait kenaikan suku bunga pada bulan September”.
Pada awalnya Emas ketika berada di kisaran USD 1124 per troy ounce bergerak rally yang kelihatan sepert aksi short-covering setelah yuan di devaluasi sehingga membuat kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi global semakin terlihat.
Tidak ada kejelasan dari the Fed terhadap kebijakan pengetatan yang akan dilakukan tampaknya telah mendorong serangan lebih lanjut dari aksi short-covering.
Emas terus melakukan penetrasi di level resistan atas antara USD 1132 – 1142 per troy ounce dan sekarang mencoba menguji level USD 1175 per troy ounce yang merupakan area kritis bagi pergerakan harga emas.
Pasar di backwardation dan harga emas spot diperdagangkan lebih tinggi dari harga emas untuk pengiriman waktu ke depan yang menunjukkan ada banyak aksi beli emas di pasar fisik. Backwardation adalah fenomena langka yang menunjukkan sesuatu sedang terjadi dan sangat bersifat bullish.
Dolar AS yang menguat akan menjadi ketidaksepakatan akhir dalam pertempuran untuk melemahkan mata uang domestik dan menjadi penghalang untuk kekuatan emas.
Namun ketika the Fed terlambat melakukan pengetatan atau malah tersandung di pasar saham AS maka momen itu akan menjadi faktor utama untuk emas menjadi positif.
Seperti dilansir Xinhua, Jumat, 21 Agustus 2015, kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik tajam, atau lebih dari dua persen, menjadi menetap di 1.153,20 dolar AS per ounce.
Emas mendapat dukungan yang luas ketika rilis risalah dari pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal pada bulan lalu sesuai harapan untuk peningkatan suku bunga bank sentral AS lebih lambat daripada September.
Ekspektasi untuk kenaikan suku bunga awalnya pada Juni, tetapi karena data pengangguran buruk bergeser ke September.
Kenaikan suku bunga Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan pengembalian karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.
Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.