Senin pagi, 08, hari pertama pekan kedua Agustus 2016, secara mengejutkan, harga emas batangan yang dijual PT Aneka Tambang Tbk atau Antam tiba-tiba ambruk sebesar Rp 10.000 ribu per gram untuk menjadikannya berada di posisi Rp 606 ribu per gram.
Kejatuhan harga emas ini merupakan yang terburuk selaqma dua bulan terakhir. Pada penutupan perdagangan pekan lalu emas Antam masih berada di angka 616 ribu per gram.
Untuk harga pembelian kembali atau dikenal dengan sebutan buyback juga turun Rp 9.000 per gram menjadi Rp 554 ribu per gram.
Sebelumnya dipatok Rp 563 ribu per gram. Itu artinya jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya RP 554 ribu per gram.
Pembayaran buyback dengan volume di atas 1 kilogram akan dilakukan maksimal dua hari setelah transaksi dengan mengacu pada harga buyback hari transaksi.
Antam menjual emas dengan ukuran mulai 1 gram hingga 500 gram. Hingga pukul 08.20 WIB, beberapa ukuran emas di Antam sudah ludes terjual. Ukuran emas Antam yang ludes terjual antara lain ukuran 1 gram, 10 gram, 250 gram dan 500 gram.
Penurunan harga emas Anta mini merupakan damp[ak dari perdagangan emas global yang terkoreksi ke posisi terendah terbaru setelah laporan dari sektor pekerjaan Amerika Serikat membaik.
Laporan ini mendorong kembali ekspektasi kenaikan suku bunga AS yang akan dilakukan oleh the Fed.
Logam emas terjatuh lebih dari satu persen dan saat ini diperdagangkan melemah.
Nonfarm payrolls AS untuk bulan Juli dirilis membaik melebihi ekspektasi
Tingkat pengangguran tetap stabil di kisaran empat koma sembilan persen
The Fed fund futures kembali menunjukkan probabilitas kenaikan suku bunga untuk bulan September dan kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan Desember
Pasar memperkirakan pernyataan hawkish dari pejabat the Fed akan keluar pada minggu ini untuk mencoba mengarahkan pasar agar bersiap untuk kenaikan suku bunga AS.
Namun, The Fed masih menghadapi tantangan yang harus dihadapi. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang masih sangat lemah selama tiga kuartal terakhir. Selain itu, the Fed harus bersaing dengan bias dovish dari beberapa bank sentral utama lainnya.
Jika the Fed menaikkan suku bunga pada tahun ini, perbedaan kebijakan akan semakin kuat karena bank-bank sentral lain melakukan dengan cara sebaliknya.
Yang akhirnya dapat mendorong dolar kembali ke tingkat yang tidak nyaman serta membuat barang dan jasa AS lebih mahal sehingga kurang menarik bagi klien internasional.
Defisit perdagangan AS juga masih melebar r pada bulan Juni, dibandingkan dengan bulan Mei.
Data itu merupakan defisit terbesar sejak Agustus tahun lalu.
Pasar mungkin akan mengharapkan defisit akan melebar lebih lanjut jika The Fed akan menaikkan suku bunga yang akhirnya memicu dolar bergerak lebih tinggi.
Yang pada gilirannya kemungkinan akan memberikan tekanan tambahan pada prospek pertumbuhan.
“Jatuhnya harga emas pada saat ini harus dilihat sebagai kesempatan membeli.