Setelah terpuruk pada perdagangan sehari sebelumnya, hari ini, Jumat, 21 Desember, harga emas beringsut lebih tinggi setelah Federal Reserve atau The Fed menyampaikan pandangan yang kurang dovish terkait rencana pengetatan moneter di luar prediksi banyak orang.
Seperti ditulis laman keuangan terkenal “bloomberg,” Jumat pagi WIB, harga emas di pasar spot naik setengah persen per ounce, setelah menurun sejak November lalu dari sesi sebelumnya.
Harga emas melintasi rata-rata pergerakan dua ratus hari sebelum pernyataan the Fed pada hari Rabu.
Adapun harga emas berjangka AS turun nol koma tiga persen.
“Ada beberapa dukungan membeli emas aman untuk hari ini,” kata Renisha Chainani, Kepala Komoditas dan Penelitian Mata Uang di Monarch Networth Capital.
Dalam keputusannya, Bank Sentral AS menaikkan suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pada hari Rabu.
The Fed tetap berkomitmen untuk dari rencananya untuk mengetatkan kebijakan moneter, meskipun meningkatnya ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi global.
“Secara keseluruhan ada sentimen risk-off di pasar,” Chainani melanjutkan.
Dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama juga turun setengah persen.
Sementara Pasar Saham Asia turun karena pernyataan Fed memupus harapan investor untuk adanya kebijakan yang lebih dovish.
Investor berbondong-bondong beralih ke obligasi pemerintah, alhasil obligasi acuan AS jatuh ke posisi terendah lebih dari delapan bulan pada hari Rabu.
“Pengumuman kenaikan suku bunga telah memberikan tekanan pada emas. Ada beberapa dukungan,” kata seorang pedagang yang berbasis di Hong Kong, menambahkan bahwa dalam jangka pendek, indeks dolar akan menjadi” proxy yang baik “untuk apa yang akan dilakukan emas.
Emas sangat sensitif terhadap suku bunga yang lebih tinggi karena ini meningkatkan dolar, membuat emas lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.
“Emas tampaknya rentan untuk sisa tahun ini, meskipun tidak adanya hal segar yang mendorong narasi prospek Fed kemungkinan akan terus cenderung moderat,” kata Ilya Spivak, Ahli Strategi Mata Uang untuk DailyFX.
Posisi harga emas yang menguat ini bertahan di level tertingginya sejak Juli.
Namun, harga emas melemah usai the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga seperti yang diperkirakan.
The Federal Reserve menaikkan suku bunga nol koma dua puluh lima persen
Bank sentral AS atau the Federal Reserve memberikan sinyal kenaikan suku bunga hanya dua kali pada 2019 dari target semula sebanyak tiga kali. Kemudian menaikkan suku bunga sebanyak satu kali pada 2020.
“Reaksi awal pelaku pasar terhadap kenaikan suku bunga sedikit negatif, tapi saya pikir kita mengaitkannnya dengan berita,” tutur Brien Lundin, Editor Gold Newsletter, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis
Jelang pertemuan the Fed, harga emas untuk pengiriman Februari naik nol koma dua persen a
Harga tersebut tertinggi untuk kontrak sejak Juli. Sepanjang tahun ini, harga emas sudah menguat dua koma empat persen.
Dalam perdagangan elektronik, harga emas untuk pengiriman Februari lebih rendah diperdagangkan
“Banyak investor telah membeli emas sebelum keputusan the Fed sebagai aset lindung nilai jika mereka dikejutkan dengan harga stabil. Selain itu pernyataan the Fed juga tidak sepenuhnya menyenangkan spekulan,” kata Lundin