Site icon nuga.co

Emas Dunia Ambruk Isu Suku Bunga

Harga emas global, hari ini, Jumat, 13 November 2015, di ujung pekan kedua November 2015, mengalami tekanan berat akibat kuatnya isu kenaikan suku bunga The Federal pada Desember mendatang sehingga terus mengalami penurunan selama satu minggu terakhir.

Menurut “reuter,” Jumat pagi WIB, 13 November 2015, emas terus mengalami fase konsolidasi karena investor masih menunggu petunjuk lebih lanjut mengenai kemungkinan kenaikan suku bunga pada bulan Desember.

Jatuhnya harga emas telah membuat pembelian emas fisik di Asia mengimbangi penjualan emas kertas di barat.

Data Comitment of Trader pada minggu lalu menunjukkan bahwa posisi beli emas berjangka di COMEX turun tajam di banding dengan kontrak pada pekan sebelumnya.

Itu merupakan penurunan sebanyak hampir lima puluh persen yang terjadi bahkan sebelum data pekerjaan AS bulan Oktober dirilis.

Sementara itu, pada pasar emas fisik, pembeli terlihat senang ketika pasar emas kertas telah membuat harga emas menjadi murah.

China telah membeli emas pada tiga kuartal pertama di tahun ini sebanyak hampir delapan persen, dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Fenomena ini telah membuat aliran emas fisik bergerak dari barat menuju ke timur dengan kemungkinan besar emas tidak akan mengalir kembali dari timur ke barat. Tentu saja tidak dalam waktu dekat.

Emas fisik memang akan berpotensi dijual lagi, tetapi mungkin tidak untuk waktu yang lama terutama jika data ekonomi AS yang masuk mulai mengikis prospek kenaikan suku bunga AS pada bulan Desember.

Permintaan emas fisik untuk bulan Oktober di Australia masih tetap kuat, menurut angka penjualan Perth Mint yang dirilis pada Jumat, 5 November, 2015.

Harga emas memang melemah pada penutupan perdagangan Jumat WIB karena investor cukup yakin bahwa Bank Sentral Amerika Serikat akan menaikkan suku bunga pada bulan depan.

Mengutip Wall Street Journal, Jumat pagi WIB, 13 November 2015 harga emas untuk pengiriman Desember, merupakan kontrak yang paling aktif diperdagangkan, ditutup turun di Divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Emas sedang bertarung dengan surat utang di hati investor. Imbal hasil yang diberikan keduanya saat ini sedang bersaing.

Namun kemungkinan besar akan dimenangkan oleh surat utang dengan keyakinan bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga acuan di Desember mendatang.

“Pelaku pasar memang sedang bergairah menunggu hasil kebijakan the Fed,” jelas Senior Vice President RBC Capital Markets Global Futures, New York, AS, George Gero.

Ia melanjutkan, emas sedikit ditinggalkan oleh investor karena meskipun saat ini harganya telah jatuh namun pelaku pasar lebih memilih untuk menunggu keputusan the Fed mengenai suku bunga.

Alasannya, meskipun harga saat ini sudah cukup rendah namun jika the Fed menaikkan suku bunga di bulan depan maka harga emas akan kembali jatuh ke level yang lebih dalam lagi.

Imbal hasil emas akan jauh tidak menarik jika dibandingkan dengan obligasi jika suku bunga the Fed naik.

Pasalnya, emas yang diperdagangkan dengan dolar AS akan lebih mahal jika suku bunga naik karena nilai tukar dolar AS akan jauh lebih kuat.

Pada pekan lalu, harga emas sempat turun, yang merupakan level terendah sejak 7 Agustus 2015.

“Harga emas di level US$ 1.084 merupakan level support dalam jangka pendek yang kuat,” ujar trader grup MKS, James Gardiner seperti dikutip dari laman Reuters.

Ia mengatakan, dolar bergerak di fase konsolidasi dalam beberapa sesi. Meski demikian, dolar AS masih berpotensi menguat, dan akan memberikan tekanan untuk harga emas.

Kini pelaku pasar sedang mencari petunjuk dari pernyataan pejabat bank sentral AS soal suku bunga. Selain itu, pelaku pasar juga menunggu data ekonomi.

Harga emas terus beringsut turun pada akhir perdagangan semalam, dan tetap pada posisi terendah tiga bulan. Sejumlah anggota FOMC termasuk pimpinan bank sentral AS Janet Yellen dijadwalkan untuk tampil pada konfrensi bank sentral AS selama dua hari.

Hal yang dibahas adalah pelaksanaan kebijakan moneter dan transmisi periode paska krisis sementara ketua bank sentral AS yang lain, Stanley Fischer dijadwalkan menyampaikan pidato untuk output dan inflasi.

Investor juga menunggu rilis data penjualan ritel AS, harga produsen, dan sentimen konsumen pada Jumat pekan ini untuk melihat indikasi lebih lanjut apakah bank sentral AS akan menyetujui kenaikan suku bunga pada pertemuan 15-16 Desember 2015

Exit mobile version