Site icon nuga.co

Gairah Harga Emas Pekan Ini Meninggi

Gairah kenaikan harga jual emas global tidak diikuti oleh pertumbuhan harga di tingkat domestik, ketika emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk, atau Antam, tertahan lajunya di angka Rp 551.000 per gram, pada pembukaan perdagangan sesi Selasa pagi, 18 Februari 2014.

Terhentinya laju kenaikan harga jual emas batangan segala ukuran produksi Antam ini diakibatkan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selasa pagi, setelah harga emas pada pembukaan perdagangan Senin kemarin naik Rp 1.000 per gram, gelembung harga emas tertahan.

Nilai tukar rupiah sejak Senin kemarin terus menguat mendekati Rp 11.500 per dollar dan terus menguat bersama mata uang Asia lainnya, yuan, won, bath dan yen.

Menurut situs Antam, “logam mulia,” yang dikutip “nuga.co,” harga emas produksi PT Aneka Tambang tertahan, setelah kemarin sempat menguat Rp 1.000. Pagi ini, emas satu gram berada di posisi Rp 551.000..

Untuk harga beli kembali atau “buyback,” Antam menghargai emas produksinya di harga Rp 490 ribu per gram.

Di pasar global, harga emas masih menunjukkan keperkasaannya setelah bertahan di level yang cukup tinggi. Meskipun lebih rendah dari hari sebelumnya, Selasa pagi WIB, atau Senin malam waktu Ne York, harga masih mencatat rekor tertinggi sejak tiga setengah bulan terakhir.

Mengutip data yang di ekspose kantor berita “Reuters,” Selasa pagi, harga emas di pasar spot tercatat US$ 1.327 per troy ounce atau sedikit di bawah hari sebelumnya yang mencapai US$ 1.332 per troy ounce.

Harga emas dunia di level US$ 1.300 per troy ounce ini merupakan yang tertinggi sejak November 2013 lalu. Harga emas dunia yang tinggi ini membuatnya sebagai instrumen yang aman atau ‘safe haven’.

Meroketnya harga emas ini dikarenakan dolar AS yang terus anjlok karena kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi AS dan global.

Sepanjang tahun 2013 emas masih dianggap sebagai instrumen investasi yang paling aman alias ‘safe haven’ meskipun harganya jeblok. Bagaimana nasib ‘si kuning’ ini di tahun 2014 ini?

Marketing Manager Logam Mulia PT Antam Tbk Bambang Wijanarko mengungkapkan data menarik, soal emas di dua bulan pertama tahun 2014 ini.

“Belum genap dua bulan sudah kita lalui tahun 2014 ini, namun harga emas sudah naik lebih dari lima persen,” ungkap Bambang.

Menurut Bambang, jika mengacu pasar London Metal Exchange pada 2 Januari 2014, harga emas berada di level US$ 1.225 per troy ounce. Sedangkan di 14 Februari 2014, sudah berada di US$ 1.320 per troy ounce.

“Kenaikannya mencapai 7,75% di LME. Demikian pula harga emas di dalam negeri, jika mengacu pada harga emas murni batangan Antam pecahan 100 gram tanggal 1 Januari 2014, Rp 485,500/gram dibanding hari ini tanggal 17 Februari 2014, Rp 511,500/gram, kenaikannya sudah 5,35%,” papar Bambang.

Apa sebabnya?

Tahun lalu para pelaku pasar dibanjiri oleh berita-berita seputar perbaikan ekonomi AS yang ditandai dengan semakin membaiknya indeks konsumsi dan tingkat pengangguran di AS yang mendorong pemerintah AS dan Bank Sentral AS untuk segera mengakhiri stimulus pembelian obligasi dan mulai melakukan pengetatan likuiditas.

Hal ini memicu penguatan dolar terhadap beberapa mata uang utama dunia dan juga terhadap komoditas safe haven seperti emas dan perak
Benarkah emas kembali berjaya?

Harga emas dunia diprediksikan akan berada di level US$ 1.300-1.400 per troy ounce tahun 2014. Emas tahun 2014 ini akan dipengaruhi oleh permintaan terutama di negara bagian Timur dunia.

Mengapa bagian Timur? Pada tahun 2013, harga emas yang sempat jatuh membuka kesempatan untuk pelaku pasar emas di kawasan timur dunia ini seperti China dan Asia Tenggara untuk mengkoleksi emas lebih banyak.

“Jadi 2013 merupakan tahun pertama di mana China menjadi konsumen emas nomor 1 dunia mengalahkan India. Emas masuk ke Cina melalui Hong Kong. Regulasi pajak impor emas di India yang diterapkan untuk menekan defisit neraca perdagangan negara tersebut menyebabkan impor emas India pada 2013 turun drastis,” kata Bambang.

“Akhir kata, bagi kita masyarakat Indonesia yang saat ini baru mulai tumbuh kesadaran untuk menabung emas, jangan sampai ketinggalan momentum, jangan sampai ketinggalan kereta, sedikit-demi sedikit cadangkan sebagian portofolio anda ke emas batangan,” tuturnya.

Exit mobile version