Site icon nuga.co

Harga Emas Diprediksi Akan Kembali Naik

Harga emas diprediksi akan terus naik bersamaan dengan makin dekatnya pertemuan dagang antara Amerika Serikat dan Cina.

Sebelumnya, harga emas  sudah melonjak ke level tertinggi dalam enam tahun pada pekan lalu

Harga emas sudah berada  di kisaran USD 1.411 per ounce.

Lonjakan harga di tengah kekhawatiran meningkatnya situasi geopolitik  termasuk antara Amerika Serikat dan Iran.

Penyebab lain, kekhawatiran atas perlambatan global setelah Fed AS mengurangi perkiraan pertumbuhannya. Ada kepercayaan jika Bank Sentral AS akan menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada tahun ini.

Penguatan harga emas terjadi karena permintaan safe haven untuk logam kuning meningkat secara signifikan usai Iran menembak jatuh drone militer AS, yang dinilai Washington sebagai tindakan agresi.

Mengutip laman Economictimes,  hari ini, Senin  pagi WIB, harga emas diprediksi dapat terus menguat selama beberapa hari ke depan. Pasar kali ini akan memantau hasil pertemuan G20 pada akhir pekan ini.

Presiden AS Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping berencana untuk bertemu langsung untuk membahas soal masalah perdagangan pada pertemuan G-20.

Beberapa koreksi dalam emas menjelang pertemuan itu tidak dapat dikesampingkan. Tetapi jika AS memutuskan untuk mengambil sikap agresif di Asia Barat, harga emas bisa kembali meningkat.

Kontrak MCX Gold pada Agustus 2019 diperkirakan akan diperdagangkan pada rentang Rs 33.500-34.800. Kondisi harga ini membuka peluang investor kesempatan untuk membeli pada saat turun.

Harga emas mencapai level tertinggi dalam hampir enam tahun pada perdagangan Jumat, didukung oleh ekspektasi kebijakan moneter yang lebih longgar di AS.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” harga emas berjangka diperdagangkan naik Sedangkan harga emas berjangka diperdagangkan juga naik.

Di awal pekan, Bank Sentral AS membuka pintu kemungkinan penurunan suku bunga acuan di rapat yang akan datang. Pernyataan tersebut mendorong imbal hasil surat utang AS turun hingga di bawah dua persen yang merupakan level psikologis dan terjadi untuk pertama kalinya sejak November tiga tahun lalu.

Sedangkan The U.S. dollar index berada di angka tertinggi .

“Ketika suku bunga turun, dolar AS kemungkinan akan melemah juga dan mendorong investor menjadi emas di depan segala kelemahan tersebut,” jelas David Lennox, analis di Fat Prophets.

Harga emas telah pulih dari posisi terendah mereka dan kami pikir kenaikan ini bisa berkelanjutan,” tulis analis DBS Group Research Singapura dalam sebuah catatan.

“Meningkatnya ketegangan politik, imbal hasil obligasi yang lebih rendah di ambang pembalikan harus membuat sisa 2019 sangat menarik untuk harga emas,” lanjut dia.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Jumat pagi WIB, harga emas di pasar spot melonjak dua koma dua persen  per ons.

Harga emas sempat menyentuh  harga tertingginya, tertinggi sejak awal September enam tahun lalu

Adapun harga emas berjangka AS naik tiga koma enam.

“Harapan sangat tinggi untuk Fed dan pasar memperkirakan ini,” kata Ryan Giannotto, Direktur Penelitian GraniteShares dengan mengacu pada pernyataan The Fed.

Dia mengatakan, suku bunga yang lebih rendah mengurangi imbal hasil bagi pemegang investasi non bullion. Ini juga membebani dolar yang membuat harga emas lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

The Fed pada hari Rabu mengisyaratkan pemangkasan suku bunga dimulai pada awal Juli. Bank Sentral ini siap untuk memerangi risiko ekonomi global dan domestik yang tumbuh karena meningkatnya ketegangan perdagangan dan kekhawatiran tentang inflasi yang lemah.

Para pejabat tinggi Tiongkok dan AS akan melanjutkan pembicaraan perdagangan sesuai dengan keinginan para pemimpinnya. Ini setelah negosiasi untuk mencapai kesepakatan perdagangan pada bulan lalu gagal.

“Emas akhir-akhir ini didukung ketidakpastian perdagangan dan pertumbuhan, yang melemahkan Dolar AS, menyebabkan penguatan obligasi dan mendorong volatilitas pasar ekuitas,” kata analis UBS dalam sebuah catatan.

Dolar turun nol koma lima persen terhadap sekeranjang rivalnya dan berada di jalur untuk penurunan dua hari terbesar sejak Februari tahun lalu

Exit mobile version