Site icon nuga.co

Harga Emas Hari Ini Terus Beringsut Naik

Harga emas naik pada perdagangan  hari ini, Selasa pagi WIB, setelah Amerika Serikat (AS) dan China memberlakukan tarif baru.

Namun penguatan dolar AS membatasi gerak logam mulia tersebut.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Selasa pagi WIB,  AS mulai memberlakukan tarif sebesar lima belas persen untuk berbagai barang impor dari China pada hari Minggu kemarin.

Barang-barang yang dikenakan antara lain alas kaki, jam tangan pintar, dan televisi layar datar.

Hal tersebut dilakukan setelah sebelumnya China menerapkan kenaikan tarif impor lima persen pada impor minyak mentah AS.

Namun, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kedua belah pihak masih akan bertemu untuk membicaraan mengenai perang dagang ini pada akhir September.

Harga emas di pasar spot naik nol koma dua persen ke level  seribu lima ratus dua puluh dua dollar per ounce setelah jatuh ke level terendah dalam satu pekan  pada sesi sebelumnya.

Sedangkan harga emas berjangka naik sangt tipis, nol koma satu  persen ke level seribu lima ratus tiga puluh satu dollar per ounce.

“Secara keseluruhan, tidak ada yang terjadi selain fakta bahwa dolar AS lebih kuat. Harga emas tidak terlalu banyak bergejolak karena perang tarif ini sudah diantisipasi oleh pelaku pasar,” jelas analis ABN Amro Georgette Boele.

“Kami sebenarnya berharap harga emas terkoreksi karena di awal logam mulia itu bergerak terlalu cepat,” tambah dia.

Perang dagang, meningkatkan kekhawatiran atas penurunan ekonomi global. Bank Sentral di seluruh dunia harapan untuk penurunan suku bunga. Hal tersebut berkontribusi pada kenaikan harga emas lebih dari USD 100 pada bulan Agustus.

Investor logam mulia kini mengalihkan perhatian mereka ke prospek ekonomi AS. Itu disebabkan Bos The Fed Jerome Powell kemungkinan akan memberikan ‘petunjuk’ terakhirnya sebelum pertemuan bank sentral terkait kebijakan moneter September ini.

Sementara itu, harga emas telah kehilangan momentum kenaikan mingguanya setelah mencapai titik tertinggi pada pekan lalu. Penyebab lainnya ialah meredanya tensi dagang AS-China.

Kendati begitu, harga emas masih bertahan di atas level support utama . Jika ini terus berlanjut, arah emas kedepanya diprediksi akan terus naik. Demikian ungkap Presiden Blue Line Futures, Bill Baruch seperti dilansir Kitco News

Harga emas masih akan naik jika mampu bertahan di atas level  terendahnya maka kemungkinan akan menuju ke level seribu lima ratus dollar,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Strategi Global di TD Securities, Bart Melek mengungkapkan, dengan situasi global terutama AS-China yang tengah berlangsung, harga emas bisa saja sedikit lebih rendah.

Tetapi, jika data ekonomi memburuk dan stance The Fed cenderung dovish, kemudian didukung dengan volatilitas di pasar ekuitas, maka harga bisa melambung lebih tinggi lagi.

“Kami melihatnya harga emas akan bergerak secara signifikan ke atas.” paparnya.

Sebelumnya banyak prediksi pengamat menyatakan bahwa harga emas sepanjang pekan ini akan keok.

Seperti ditulis laman keuangan “bloomberg,” Senin pagi WIB, inestor logam mulia kini mengalihkan perhatian mereka ke prospek ekonomi AS. Itu disebabkan Bos The Fed Jerome Powell kemungkinan akan memberikan ‘petunjuk’ terakhirnya sebelum pertemuan bank sentral terkait kebijakan moneter September ini.

Sementara itu, harga emas telah kehilangan momentum kenaikan mingguanya setelah mencapai titik tertinggi pada pekan lalu. Penyebab lainnya ialah meredanya tensi dagang AS-China.

Kendati begitu, harga emas masih bertahan di atas level support utama yakni  seibu lima ratus tiga puluh dollar per ounce.

Jika ini terus berlanjut, arah emas kedepanya diprediksi akan terus naik. Demikian ungkap Presiden Blue Line Futures, Bill Baruch seperti dilansir Kitco News.

Harga emas masih akan naik jika mampu bertahan di atas level seribu lima ratus dollar, jika di bawah harga tersebut maka kemungkinan akan menuju ke level seribu lima ratus  dollar,” ujarnya.

Di sisi lain, Kepala Strategi Global di TD Securities, Bart Melek mengungkapkan, dengan situasi global terutama AS-China yang tengah berlangsung, harga emas bisa saja sedikit lebih rendah.

Tetapi, jika data ekonomi memburuk dan stance The Fed cenderung dovish, kemudian didukung dengan volatilitas di pasar ekuitas, maka harga bisa melambung lebih tinggi lagi.

“Kami melihatnya harga emas akan bergerak secara signifikan ke atas. Pada sisi negatifnya, ada di sekitar level seribu empat ratus delapan puluh delapan dollar dan positifnya di level seribu lima ratus delapan puluh enam dollar,” paparnya.

Sementara itu, Ekonom Capital Economics AS Andrew Hunter mengatakan, semua mata kini tertuju pada Powell, bos The Fed.

Ketua Fed Jerome Powell akan memberikan pidato pada hari Jumat di Universitas Zurich di Swiss. Powell diprediksi akan melonggarkan kebijakan moneternya dengan penurunan suku bunga acuan The Fed.

“Pidato Powell di Jackson Hole pekan lalu memperjelas bahwa The Fed merencanakan pemotongan suku bunga lagi di bulan September berdasarkan meningkatnya perang dagang dan kelemahan di tempat lain dalam ekonomi global,” tegas dia.

Diakhoir pekan lalu, harga emas jatuh  di tengah sedikit pemulihan di pasar ekuitas dan imbal hasil treasury.

Namun demikian, harga emas masih berada di jalur untuk kenaikan bulanan keempat berturut-turut karena kekhawatiran resesi ekonomi global dan ketidakpastian hubungan perdagangan AS-China yang mendorong investor ke tempat yang aman.

Analis Logam Mulia di Standard Chartered Bank, Suki Cooper mengatakan, saat ini pasar tengah menunggu berita di bidang perdagangan.

“Saat ini, pasar emas difokuskan pada dampak dalam hal pertumbuhan global dan apakah kita akan terus melihat bank sentral di seluruh dunia mengurangi kebijakan moneter,” kata dia.

Exit mobile version